MASARIKU NETWORK - POSO UPDATE
Brimob Tembak Masyarakat, Jusuf Kalla Paksa Ke Tentena
Palu, 11 Agustus 2002.
Setelah penembakan bis Batutumonga yang menewaskan turis Italia, Lorenzo Tadey
(34) yang berbulan madu di Toraja bersama istrinya Patricia Linosy (35), ternyata
teror dan penyerangan masih terus berlanjut di Poso. Dan aparat keamananpun tidak
berdaya bahkan terkesan takut menghadapi para penyerang yang juga dilengkapi
senjata api otomat dan jumlahnya lebih banyak dari aparat yang berjaga di pos-pos.
Akibatnya keselamatan dan keamanan masyarakat menjadi sangat terancam,
sementara bila masyarakat berusaha mempertahankan dirinya dan melakukan
perlawanan aparat langsung bisa bertindak tegas, suatu ironi di negara yang
berdasarkan ke Tuhanan yang Maha Esa, berasaskan Pancasila dan mengaku
sebagai negara Hukum suatu Ironi yang membuat SETAN terbahak-bahak.
Sabtu 10 Agustus 2002 sekitar pukul 18.30 wita. desa Malei kembali diserang jihad.
Beberapa warga kristen yang tinggal di kebun-kebun mereka (karena rumah-rumah
mereka sudah habis di bakar jihad) tiba-tiba di berondong tembakan sehingga
mengakibatkan dua orang tewas dan yang lain berhasil melarikan diri ke desa Silanca
dan memberitahukan peristiwa tersebut. malam ini Minggu 11 Agustus 2002 dari
pihak CC GKST-Tentena sedang berada di Tagolu untuk koordinasi dan persiapan
menjemput jenazah di desa Malei.
Sementara itu masyarakat kristen di desa Bategencu dan desa Sepe Kecamatan
Lage Kabupaten Poso merasa terancam dengan serangan dan teror
penembakan-penembakan serta beberapa kali jihad masuk ke desa Bategencu dan
berupaya menyusup sampai ke desa Sepe untuk melakukan penyerangan, walaupun
berhasil diketahui oleh warga dan dilakukan penjagaan namun hal ini sangat
meresahkan, apalagi aparat keamanan sendiri tidak berupaya mencegah hal-hal
tersebut sehingga keselamatan dan keamanan warga sangat terancam.
Meningkatnya teror dan ancaman serangan belakangan ini membuat sekitar 100 jiwa
warga kristen, terutama wanita dan anak-anak mengungsi ke Tagolu.
Minggu, 11 Agustus 2002 apa yang di kuatirkan penduduk menjadi kenyataan.
Sekitar pukul 02.00 wita. Sebanyak 17 personil satuan Brimob dari Pare-Pare,
Sulawesi Selatan yang berjaga di desa Sepe, menyerang desa Sepe dengan
melepaskan berondongan tembakan ke arah pemukiman penduduk.
Sebelum meninggalkan desa Sepe terdengar teriakan yang cukup kuat dari pemimpin
ke 17 Brimob ini "Siap Komandan" dan kemudian ke 17 satuan Brimob itupun
kembali melepaskan tembakan dari senjata api otomatnya kearah pemukiman
penduduk. Setelah itu Brimob langsung naik keatas truck dan segera meninggalkan
desa Sepe. Ke 17 anggota Brimob tersebut menuju kearah timur atau ke desa
muslim, Toyado dan melewati desa Bategencu.
Saat melewati desa Bategencu ke 17 anggota Brimob ini kembali memberondong
pemukiman kristen dan gereja di desa Bategencu.
Sempat terjadi konsentrasi pasukan Brimob yang berdatangan dari Poso Kota ke
desa Tagolu. Lebih sepuluh kendaraan roda empat mengangkut satuan Brimob ke
Tagolu.
Pihak Polres Poso mengatakan ada anggota Brimob yang diculik oleh masyarakat,
dan tuduhan itu diarahakan pada masyarakat Silanca. Anggota Brimob yang
"dinyatakan" hilang tersebut bernama Andi Amir yang bertugas jaga di desa Sepe.
Setelah dilakukan pengecekan ternyata nama tersebut ada dan tetap bertugas jaga
bahkan ada dua orang; satu bernama Amir dan satunya Andi. Setelah ketahuan
bohongnya, pihak Kepolisian berdalih lagi bahwa yang hilang adalah mereka yang
bertugas jaga di desa Sintuwulemba. Masyarakat desa Bategencu, Sepe, Silanca,
Tagolu, Sintuwulemba, Watuawu menyatakan bahwa tidak benar ada anggota Brimob
yang hilang atau di culik masyarakat. Setelah itu muncul lagi dalih lainnya, bahwa
aparat ditarik dari desa-desa kristen setempat karena di tolak oleh warga kristen.
JUSUF KALLA PAKSA KE TENTENA
Penolakan pihak kristen untuk hadir dalam kunjungan Jusuf Kalla dan rombongan ke
Palu dan Tentena tidak membuat Jusuf kalla menyerah. Beliau memaksa ke Tentena
dan terbang dengan Helikopter Puma selanjutnya mengunjungi desa Malitu yang
dibakar habis jihad beberapa hari yang lalu setelah menyerang desa Matako.
Di Tentena, masyarakat kristen menyambut baik kedatangan Jusuf Kalla yang
didampingi Kapolri Dai Bachtiar dan Menteri Agama. Dengan kemarahan masyarakat
menyampaikan laporannya dan sikap aparat keamanan di lapangan. Masyarakat
Bategencu menolak dengan tegas terhadap pernyataan Kapolri, bahwa ada anggota
Brimob yang hilang sehingga Brimob bertindak dengan menyerang dan menembaki
pemukiman dan gereja masyarakat Sepe dan Bategencu.
Itu pemutarbalikan fakta, tegas warga di hadapan Kapolri, yang terjadi justru 17
anggota Brimob menembaki masyarakat desa Bategencu dan Sepe sehingga
terdapat banyak lubang terjangan peluru pada rumah warga dan gedung gereja tegas
warga lagi dihadapan Kapolri sehingga Kapolri hanya diam saja.
Lanjut....................
JK
Recieved via MASARIKU NETWORK
|