The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Kunjungan Wapres Hamzah Haz


Masariku Update, 13 Juni 2002

Kunjungan Wapres Hamzah Haz

DESA SOYA

Tiba dengan menumpang pesawat Khusus dari Jakarta pukul 11.00 WIT, Wapres beserta rombongan langsung menuju Desa Soya. Perjalanan melingkar menuju kota Ambon Wapres beserta rombongan yang diangkut sekitar 20-an mobil tiba di Desa Soya pukul 12:55 WIT dan disambut oleh Walikota Ambon Drs. M.J. Papilaja, MS dan muspida tingkat II yang diiringi tabuhan tifa-totobuang oleh masyarakat Desa Soya dan juga pelajar SD Negeri Soya dan Kayu Putih melambaikan bendera Merah Putih berukuran mini menyambut kedatangan Wakil Presiden beserta rombongan dengan penuh suka cita. Dengan harapan semua konflik yang melanda Maluku, khususnya Kota Ambon berakhir sampai di Soya saja dan jangan meluas ke daerah lain di negeri raja-raja ini.

Setelah berjabat tangan dengan para pejabat Desa Soya, Wapres disuguhi keluhan serta tangisan yang dilontarkan oleh seorang anak negri Soya yang juga korban kekejaman teroris pada tanggal 28 April lalu di Desa Soya. Ny. Jean Silubun/Hitijahubessy adalah salah satu dari sekian banyak korban di desa Soya. Anaknya yang berumur 3 tahun beserta ibunya yang sedang tertidur pulas dibakar hidup-hidup, sangat menyesali pernyataan Pangdam XVI Pattimura yang saat itu adalah Meyjen (saat itu Brigjen) TNI Mustopo yang beberapa hari sebelum Soya diserang menyatakan bahwa, Soya adalah titik rawan RMS yang menyebabkan Negri Soya dan bahkan bayi yang baru berumur 4 bulan dan 3 tahun harus menjadi sasaran kekejaman teroris di Desa Soya.

Dalam kesempatan itu Ny. Silubun meminta kepada Wapres agar segera persoalan Soya ini diproses secara hukum, yang kedua ia meminta agar Wapre dapat mengklarifikasi bahwa Desa Soya bukanlah titik rawan RMS seperti yang dikatakan mantan Pangdam XVI Pattimura, ketiga kejadian Desa Soya bukan pertikaian antar warga seperti yang diberitakan oleh beberapa media, tetapi pembantaian warga Desa Soya, keempat Silubun meminta agar mantan Pangdam XVI Pattimura Mayjen (saat itu Brigjen) TNI Mustopo harus diproses secara hukum menyangkut pernyataannya.

Ditempat yang sama Herman Rehatta yang mewakili para korban Tragedi Soya menyampaikan tulisan tentang TRAGEDI SOYA agar Hamzah Haz dapat mengetahui dengan jelas peristiwa tersebut yang menelan korban jiwa 11 orang. Rehatta juga menuntut agar pemerintah dapat segera membangun kembali Gedung Gereja Soya demikian juga dengan rumah penduduk yang musnah terbakar.

Dalam kesempatan itu Hamzah Haz mengatakan bahwa, kedatangannya beserta rombongan ke Desa Soya adalah untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dan dengan kesungguhan dia turut berduka atas apa yang terjadi di Soya dan dia berharap agar duka cita yang pahit ini tidak boleh terulang lagi. Hamzah juga berjanji bahwa Desa Soya akan menjadi perhatian khusus pemerintah seperti dibeberapa daerah lain di Indonesia.

Dalam kesempatan itu Mentri Sosial memberikan sumbangan dana sebesar 100 juta rupiah untuk membangun kembali Geung Gereja dan fasilitas penduduk lainnya yang rusak. Sumbangan ini diterima langsung oleh pendeta Hutubessy dan disaksikan oleh Muspida Tingkat I dan II.

AULA MASARIKU

Kurang lebih 40 menit berada di Desa Soya, Wapres beserta rombongan menuju Aula Masariku untuk mengadakan pertemuan dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat serta para delegasi Maluku di Malino.

Dalam kesempatan itu Sekjen BIM yang juga anggota delegasi Muslim di Malino Nasir Rahawarin, mengharapkan kepada pemerintah agar memperhatikan beberapa prinsip dasar yang dapat dipegang dalam kerangka pemulihan kondisi dan keamanan di Maluku secara umum dan Kota Ambon secara khusus. Prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip kemanusiaan, hendaknya tidak ada lagi korban sia-sia di bumi Maluku secara umum dan Kota Ambon khususnya.

2. Prinsip keadilan, penegakan supremasi hukum seperti yang tertuang dalam kesepakatan Maluku di Malino

3. Prinsip kebangsaan.

Rahawarin sangat mengharapkan agar apa yang di kemukakan ini dapat segera direalisasikan demi kepentingan seluruh masyarakat maluku terlebih lagi untuk mengembalikan apa yang telah hilang tiga tahun ini.

MASJID AL FATAH

Setelah mengadakan tatap muka dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, Wapres dan rombongan menuju Kebun Cengkeh untuk meninjau Sekolah dan Kantor Dinas Kehutanan, selanjutnya menuju Masjid Al Fatah untuk mengadakan pertemuan dengan Masyarakat Muslim sekaligus menyaksikan penyerahan senjata oleh Forum Silahturahmi Umat Islam Maluku (FSUIM). Penyerahan senjata dilakukan oleh ketua FSUIM kepada Kapolda Maluku dan Pangdam XVI Pattimura dan disaksikan langsung oleh Wapres dan rombongan.

Adapun senjata yang diserahkan antara lain : 25 pucuk senjata standart TNI/Polri, 23 buah magasin organik, 195 pucuk senjata rakitan, 2571 butir amunisi, 2716 pucuk senjata peledak dan 318 senjata tradisional.

Setelah diadakan penyarahan senjata Moh. Atamimi menghimbau kepada Pangdam XVI Pattimura untuk segera mengadakan sweeping pada komunitas Kristen. Dan Atamimi juga memberikan waktu satu minggu kepada Pangdam XVI Pattimura untuk merealisasikannya.

Atamimi juga mengutuk Umat Karisten yang telah membantai dan membumi hanguskan berbagai perkampungan Muslim di Maluku dan pada itu ia meminta perhatian khusus pemerintah agar dapat menindak tegas semua pelaku penyerangan terhadap Komunitas Muslim.

Pada kesempatan yang sama Wapres DR. Hamzah Haz ngucapkan terimakasih kepada masyarakat Muslim di Kota Ambon yang dengan rela menyerahkan senjata kepada pemerintah, dan Haz meminta kepada Pangdam XVI Pattimura dan Kapolda Maluku agar tidak ada lagi pembantaian terhadap Umat Muslim Maluku.

Setelah selesai dengan FSUIM Wapres yang diminta waktunya untuk diwawancarai tidak bersedia, dan kami tidak mengerti kenapa seorang petyinggi Negara yang katanya datang untuk meninjau lokasi/daerah yang ditimpa musibah apalagi musibah kemanusiaan tidak bersedia diwawancarai. Kami juga sangat kecewa dengan pernyataan Beliau bahwa Jangan Ada Lagi Pembantaian Terhadap Umat Muslim Maluku. Kenapa Cuma umat Muslim Maluku, kenapa bukannya masyarakat Maluku secara keseluruhan. Apakah karena FSUIM telah menyerahkan senjata yang terkesan kamuflase itu sehingga Wapres yang seorang Doktor bisa berpikir seperti seorang murid SD ??????

MASARIKU NETWORK AMBON
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044