MASARIKU NETWORK - POSO UPDATE
Serangan Ke Desa Mayomba
Palu, 20 Agustus 2002
Setelah serangan jihad ke desa Bategencu, Sepe dan Silanca pada hari Senin, 12
Agustus 2002 dan Pemerintah mengirim 4000 pasukan tambahan untuk “menjaga
keamanan di Poso” ternyata tidak membuat jihad berhenti menyerang. Penyerangan
kembali terjadi di desa kristen. Kali ini adalah desa Mayomba sekitar 69 km dari
Tentena. Desa yang berpenduduk 120 KK ini masuk dalam Klasis Tomata
Kecamatan Mori atas Kabupaten Morowali. Saat diserang pada tanggal 15 Agustus
2002 pukul 20.00 wita. dijaga oleh satu regu Pasukan Perintis POLDA SULTENG.
(Kabupaten Morowali adalah Pecahan dari daerah Kabupaten Poso yang Ibu Kotanya
di Kolonedale).
Tanggal 13 Agustus 2002 masyarakat dari desa Peleru (Tetangga desa Mayomba)
melaporkan pada Camat setempat tentang adanya bunyi-bunyi tembakan di sekitar
desa Mayomba, namun laporan tersebut tidak ditanggapi oleh Camat.
Tanggal 15 Agustus 2002 sekitar pukul 17.00 wita. masyarakat melihat ada
orang-orang mencurigakan di hutan desa Mayomba dan melaporkan hal ini pada
Polsek setempat, namun kembali laporan tersebut tidak ditanggapi oleh Polisi.
Tanggal 15 Agustus 2002 sekitar pukul 20.00 wita. desa Mayomba diserang jihad
dengan hujan tembakan. Para penyerang yang sudah terlatih itu dibagi dalam satuan
tugas : Penembak, Pembakar, dan yang melemparkan Bom. Jihad berhasil
membakar sekitar 45 rumah, satu GKST Jemaat Mayomba, delapan kios, tiga
sepeda motor, satu mobil Toyota Hardtop, satu Tracktor. Serangan tersebut
mengakibatkan empat orang warga Mayomba tewas dan satu luka parah: balita Erick
usia hampir 3 tahun, di temukan tewas dibelakang rumahnya dengan luka pada
dahinya akibat pecahan bom dan ditemukan luka memar di sekeliling lehernya seperti
bekas cekikan, nenek Pataa 70 tahun luka tembak di pantat bagian kanan,
sedangakan tiga orang lainnya yang tewas di tembak adalah : Abner Malaha (27),
Mardimin Kaiya (47), dan Asmono Mobemba (22) ditemukan tewas di jalan
sekembalinya mereka dari kebun( tiga orang ini di duga tewas sehari sebelumnya
karena sejak perg! i kekebun belum kembali sampai terjadi penyerangan di desa
Mayomba). Akibat serangan ke desa Mayomba masyarakat menjadi kaget dan panik,
mereka lari berpencar menyelamatkan diri masing-masing sementara aparat yang
berjaga tidak berusaha menghadapi pasukan jihad. (alasan yang sering dikemukakan
adalah terbatasnya jumlah personil dan amunisi serta tidak ada perintah, sementara
pasukan jihad datang dalam jumlah yang lebih besar dari pasukan jaga dan dilengkapi
dengan berbagai senjata otomat dan amunisi yang banyak). Saat diserang desa ini
dijaga oleh satuan Perintis Polda Sulteng bersama anggota Polsek setempat.
Sekitar 500 warga mengungsi ke desa Tomata. Selain itu warga kristen dari desa
Peleru, Tamonjengi, dan Era juga ikut mengungsi karena tidak adanya jaminan
keamanan dari aparat dan Pemerintah.
Ada dua markas / basis jihad didaerah ini, satu di Korontowu suatu daerah
pegunungan yang berhutan dan tidak ada penduduknya (dekat Peleru) dan satunya
lagi di perbatasan Kabupaten Poso dan Morowali Di kedua tempat ini adalah salah
satu tempat latihan tempur jihad yang cukup besar.
JK
Recieved via MASARIKU NETWORK
|