Media Indonesia, 4/8/2002 19:09 WIB
Tim SAR, TNI AL Tak Bantu Cari Korban Perahu Inalatu
AMBON--MIOL: Kepala Desa (Kades) Portho, Ambon, John Aponno mempertanyakan
tidak adanya tim SAR, KRI maupun Kapal TNI-AL (KAL) dari Pangkalan TNI-AL
(Lanal) Ambon untuk mencari korban Inalatu seperti musibah-musibah sebelumnya.
Mereka tidak berpartisipasi dalam mencari korban yang belum ditemukan
sebagaimana musibah-musibah sebelumnya.
"Namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat keluarga korban dan masyarakat
sekitar lokasi musibah untuk terus melakukan pencarian, kendati hanya
mengandalkan speedboat, motor tempel, dan KMN (kapal motor nelayan)," kata
Aponno.
Sementara itu nakhoda Inalatu, Musa Saiya (56), dan seorang penumpangnya, Ny
Boya Lesilolo (62), yang tenggelam di sekitar perairan tanjung Naira, Pulau Haruku,
Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (3/8) pagi sekitar pukul 09.30 WIT, masih belum
ditemukan.
Sumber Antara ari Polsek Saparua, Minggu, menyebutkan kedua korban tersebut
belum ditemukan sementara upaya pencarian masih dilakukan masyarakat dengan
menggunakan speedboat maupun KMN.
Peristiwa naas akibat cuaca buruk dan gelombang besar saat pelayaran dari Desa
Portho, Pulau Saparua, ke Desa Aboru, Pulau Haruku (Maluku Tengah) itu
mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 12 lainnya dirawat di RSU
Saparua, namun kini tinggal empat yang menjalani rawat inap.
Delapan korban yang berasal dari Desa Booy, Pulau Saparua itu adalah Aneltje
Hehanussa (63), Ny.Andarina Pattiasina (59), Ny Katherina Pattiasina (62), Dana
Nanulaitta (58), Ny Agsamina Pattisiana (64) (Pattiasina -red), Ny. Marthencis Wenno
(63), Antho Wenno (58), dan Ny Kalabarcis Amahorseja (59).
Mereka ke Desa Aboru dalam rangka mengikuti ibadah Minggu (4/8) sebagai wujud
orang gandong (kandung-red).
Pimpinan Harian Majelis Jemaat Booy Pdt D Aponno, ketika dikonfirmasi secara
terpisah, mengatakan, para korban dimakamkan secara massal Minggu (4/8).
(Ant/OL-01)
Copyright © 1999-2002 Media Indonesia. All rights reserved.
|