Media Indonesia, Rabu, 21 Agustus 2002
Pengungsi Poso Terus Bertambah
PALU (Media): Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Sulawesi Tengah (Sulteng) Andi
Azikin Suyuti MSi mengatakan, meningkatnya aksi kekerasan baru di wilayah
Kabupaten Poso dan Morowali kurun dua pekan terakhir telah meningkatkan jumlah
pengungsi di daerahnya.
"Saat ini, kami sedang melakukan pendataan di lapangan. Namun, perkiraan
sementara angka pengungsi baru tersebut mencapai lebih 2.000 jiwa," katanya di
Palu, kemarin. Ia mengatakan para pengungsi baru tersebut umumnya telah
kehilangan tempat tinggal akibat tempat hunian mereka diamuk dan dibakar
gerombolan pengacau keamanan.
"Mereka itu banyak mengamankan diri di Tentena (kota kecil di tepian Danau Poso)
dan Kota Posoi," katanya. Dia menambahkan sebagian besar pengungsi baru
tersebut bergabung dengan pengungsi lain yang sebelumnya masih menempati
tempat-tempat penampungan darurat yang disediakan pemerintah daerah. Bahkan,
katanya, ada di antara pengungsi yang baru saja pulang ke kampung halamannya,
tetapi harus mengungsi lagi karena ketiadaan rumah tinggal dan tidak adanya jaminan
keamanan.
Akibat aksi kekerasan dalam kurun tiga bulan terakhir di wilayah Kabupaten Poso
dan Morowali, tercatat sedikitnya 17 warga sipil tewas, puluhan cedera, dua hilang,
serta lebih 614 rumah penduduk musnah terbakar. Sementara warga yang menjadi
pengungsi baru mencapai lebih 2.600 jiwa, sedangkan jumlah pengungsi Poso yang
sudah kembali ke daerahnya hingga 31 Juli 2002, sebanyak 9.902 KK (43.308 jiwa),
atau 39,29% dari total pengungsi sebanyak 24.622 KK (110.227 jiwa).
Azikin mengatakan pihaknya terus berusaha memberikan bantuan tanggap darurat
kepada para pengungsi tersebut, tetapi sejumlah di antaranya masih sulit ditembus
petugas sosial karena situasi keamanan di sebagian wilayah Poso dan Morowali
belum kondusif. "Tapi, kami akan terus berusaha menjakau mereka dengan cara,
antara lain, meminta bantuan aparat keamanan untuk mengawal petugas sosial yang
akan mendistribusikan bantuan pangan," ujarnya.
Ia juga mengatakan, sesuai hasil verifikasi Satgassos Poso, total rumah tinggal
sementara (RTS) untuk pengungsi korban kerusuhan di daerah itu yang baru saja
selesai dibangun dan kembali musnah terbakar, mencapai sedikitnya 160 unit.
Arus transportasi angkutan darat antarkota di Pulau Sulawesi melalui wilayah
Kabupaten Poso hingga kemarin masih lumpuh, akibat aksi kekerasan di daerah
konflik tersebut kurun dua pekan terakhir.
Kepala Dinas Perhubungan Sulteng Mohammad Soeseba mengatakan semua bus
angkutan umum jurusan Manado-Makassar, Palu-Makassar, Palu-Luwuk,
Palu-Kolonodale-Bungku (pulang-pergi) telah menghentikan operasionalnya untuk
melewati jalur jalan di wilayah Poso sejak 5 Agustus lalu. Sementara itu, Koordinator
Krisis Center Sinode Am Gereja-gereja di Sulawesi Utara dan Tengah, Mona
Saroinsong, mengatakan aparat keamanan harus bertindak tegas tanpa pandang bulu
dalam menindak pelaku kerusuhan di Poso, karena sampai saat ini rakyat semakin
menderita akibat konflik yang masih berlangsung.
"Tanpa mengabaikan Deklarasi Malino I serta langkah-langkah kebijakan pemerintah
selama ini, termasuk kerja keras Panglima TNI dan Kapolri, kami usulkan untuk
segera merancang pertemuan lanjutan di antara para tokoh yang terlibat konflik," ujar
Mona. (SP/VL/Ant/N-1)
Copyright © 1999-2002 Media Indonesia. All rights reserved.
|