The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

10 Anggota TNI Jadi Tersangka Kasus Penculikan di Poso


Media Indonesia, Rabu, 26 Juni 2002

10 Anggota TNI Jadi Tersangka Kasus Penculikan di Poso

PALU (Media): Dua perwira pertama TNI dan delapan tamtama dijadikan tersangka dalam kasus penculikan delapan warga Toyado di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Komandan Detasemen Polisi Militer (Dandenpom) VII/2 Palu Mayor CPM Wempi Hapan Eng SH MSc kepada Antara di Palu, kemarin mengatakan dijadikannya tersangka ke-10 anggota TNI itu setelah pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap sekitar 100 orang saksi, termasuk dari kalangan militer.

"Berita acara pemeriksan para tersangka disertai kronologis kejadian, termasuk rekomendasi Komnas HAM, sudah kami kirim ke Oditur Militer di Manado dan dalam penelitian Oditorat Jenderal TNI di Mabes untuk dipelajari," tuturnya.

Wempi mengatakan sesuai laporan terbaru yang disampaikan dari Manado, waktu persidangan semua tersangka yang anggota Batalyon Infanteri 711 Raksatama Palu dan ditugaskan di daerah konflik Poso itu paling lambat September 2002. "Sidangnya kami minta dilaksanakan di Palu," katanya. Sebelumnya, Wempi mengatakan selain memeriksa sekitar 100 orang saksi, termasuk para tersangka, pihaknya telah mengamankan sejumlah barang bukti dalam kasus penculikan disertai pembunuhan di Toyado.

Barang bukti dimaksud antara lain dua pucuk senjata organik, tiga pucuk senjata rakitan, serta puluhan butir amunisi yang masih aktif.

"Semua barang bukti yang diamankan itu diketahui milik beberapa di antara 10 oknum anggota TNI tersebut," ujarnya, tanpa bersedia menyebutkan nama mereka.

Delapan warga Toyado di Kecamatan Tojo, Hasyim Toana, 50, Imran Lacuru, 32, Latif, 25, Awal, 20, Syuaib, 16, Riyadi, 26, Kede, 26, dan Iwan, 18, saat bangun sahur Sabtu dini hari (1 Desember 2001) diciduk sejumlah anggota TNI.

Mereka kemudian diangkut dengan truk dan disekap dalam sebuah rumah di Tagolu, ibu kota Kacamatan Lage (sekitar 10 km selatan Kota Poso).

Dua di antara warga tersebut yakni Kede dan Iwan berhasil meloloskan diri, sementara itu lima rekannya yang lain sepekan kemudian ditemukan tewas dan dikubur dalam sebuah lubang di Tagolu serta satunya lagi jazadnya hanyut di Sungai Poso.

Sementara itu, anggota DPRD Maluku dari Fraksi PPP Reformasi Lutfy Sanaki mendesak Pangdam XVI/Pattimura Mayjen Djoko Santoso agar secepatnya menarik Mayor CHJ Marthen Luther Djari dari keanggotaan Penguasa Dawat Sipil Maluku.

Oknum yang menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Penerangan Darurat Sipil Maluku itu dinilai telah membocorkan rahasia dan dokumen PDS Maluku.

"Berbagai keputusan penting PDS Maluku diduga dibocorkan keluar dan didapati masyarkat, maka saya minta agar Pangdam XVI/Pattimura segera menarik Saudara Marthen," kata Lutfy Sanaki kemarin.

Sementara itu, Penguasa Darurat Sipil Daerah (PDSD) Maluku Saleh Latuconsina menyatakan, hingga kini dirinya belum mengetahui kalau Staf Ahli Bidang Penerangan Darurat Sipil Marthen Luther Djari akan dimintai keterangannya oleh pibak Ankum Kodam XVI Pattimura. (SP/HJ/Ant/N-1)

Copyright © 1999-2002 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044