The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Warga Poso Sudah Putus Asa Terhadap Pemerintah


Warga Poso Sudah Putus Asa Terhadap Pemerintah

Hilversum, Selasa 13 Agustus 2002 07:45 WIB

Pertemuan evaluasi perjanjian damai Malino diselenggarakan kemarin untuk meredakan ketegangan yang semakin memuncak di Poso, Sulawesi Tengah. Radio Nederland menghubungi pastur Jimmy Tumbelaka, salah seorang yang ikut dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla. Saat diwawancarai Senin malam kemarin, ia menjelaskan dirinya bersama-sama delegasi Kristen dan Islam, baru saja menandatangani kesepakatan baru perjanjian damai Poso. Namun saat pertemuan itu sedang berjalan, sebuah serangan kembali terjadi di wilayah sekitar Poso.

Jimmy Tumbelaka (JT): Dalam dua bulan ini gangguan keamanan di Poso meningkat. Dan menyikapi itu, pak Menko Kesra Jusuf Kalla telah mengundang kelompok kerja Malino untuk membicarakan ini bersama-sama dengan semua komponen yang pernah di Malino waktu delapan bulan yang lalu. Pembicaraan kami telah menelorkan sekurang-kurangnya dua keputusan penting. Pertama, bahwa segala aksti tindak kekerasan, pengeboman, penembakan itu akan menjadi musuh kita bersama. Antara muslim maupun kristen.

Dan poin kedua, kita mendukung sepenuhnya tindakan-tindakan yang diambil oleh aparat keamanan. Nah, dari dua ini, sesudah ditandatangani tadi, sesudah disepakati tadi, tapi sangat disayangkan - tadi saya baru dapat berita dari Poso - ada kampung yang bernama Sepek sudah diserang dan sudah dibakar habis. Itu terjadi sekitar setengah tujuh malam tadi. Dan sekarang bahkan penyerangan itu masih terus berlanjut dan memasuki desa selanjutnya, desa Silancah.

Radio Nederland (RN): Jadi, pak Jimmy, sekali pun baru saja ditandatangani katakan kesepaktan baru lagi tentang Malino ini, tapi penyerangan tetap terjadi. Ini bagaimana kok bisa begitu?

JT: Itulah saya justru tadi tanda tanya besar. Memang jaraknya Palu-Poso itu ditempuh dalam waktu lima sampai enam jam. Jadi sementara para delegasi ada di Palu, aksi kekerasan terjadi terus di Poso. Tapi menurut laporan dari Pangdam Divisi VII Wirabuwana, justru mengatakan bahwa di Poso sudah ditempatkan satu batalion. Seharusnya saya membayangkan bahwa aparat ini pasti sudah mengambil tindakan. Tetapi kalau masih terjadi begini berarti belum ada tindakan.

RN: Apakah memang pemerintah kita tidak mampu lagi atau bagaimana?

JT: Saya berani mengatakan demi banyak orang bahwa pemerintah kita tidak mampu. Saya kecewa. Justru saat kami duduk bersama, duduk saling sepakat dan merekomendasikan segala tindakan kepada pemerintah untuk segera diambil dengan sikap yang tegas.

RN: Menurut anda apa sih penyebabnya sampai ini terus berlarut-larut?

JT: Saya kira memang yang bermain di Poso tetap adalah orang-orang misteri. Kami tidak mau langsung menuduh kelompok ini, kelompok itu. Dan memang selalu yang dikorbankan adalah pihak Kristiani.

RN: Padahal tentara/polisi sudah ditetapkan di sana. Saya tidak habis pikir mereka ngapain aja (mengapa saja,red.) kalau begitu?

JT: Ya, jadi perlu diketahui aparat keamanan di Poso itu ditempatkan hampir setiap tiga kilometer ada pos. Itu sangat tidak masuk akal kenapa masih terjadi aksi-aksi sedemikian.

RN: Atau jangan-jangan mereka juga terlibat kali?

JT: Saya kurang berani untuk mengatakan itu. Tetapi bagaimana ya dalam kenyataan bahwa ada aparat kok tidak bertindak. Ini jadi tanda tanya.

RN: Pak Jimmy, kan kemarin Ibu Megawati dalam pidato kenegaraan di ST MPR menyebutkan bahwa situasi keamanan berangsur pulih. Terutama disebut Poso sudah pulih, tapi nyatanya tidak. Anda puas dengan Mega dan Hamzah?

JT: Saya kira itu memang bahasa yang terlaku klise. Itu tidak benar. Dua bulan terakhir ini Poso bukannya pulih, malah terasa semakin hangat suasananya, terasa semakin panas. Itu tidak benar. Laporan yang tidak benar sama sekali.

RN: Jadi anda puas dengan Mega-Hamzah atau tidak?

JT: Saya kecewa kalau pemerintah mengungkapkan itu di depan publik. Seharusnya transparan apa yang terjadi di daerah. Dan kami sungguh-sungguh sudah sangat merasa frustrasi sebetulnya. Kami sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendamaikan Poso. Masyarakat Poso mau damai. Kok ada orang-orang lain yang mau terus membakar api-api perpecahan di Poso.

Demikian pastur Jimmy Tumbelaka.

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044