SINAR HARAPAN, 28/6/2002
Polwil Banten Tak Temukan Sipil Berlatih Militer
Serang, Sinar Harapan
Hingga saat ini Kepolisian Wilayah (Polwil) Banten tidak menemukan kegiatan
sekelompok sipil yang berlatih militer di Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Yang ada dalam catatan kami adalah kasus lama ketika terjadi peledakan bangunan
Atrium di Jakarta, sekitar empat bulan lalu. Pelakunya 14 orang dan sudah divonis
Pengadilan Negeri Pandeglang," kata Kapolwil Banten Kombes Abdurrahman.
Namun Kapolwil yang dihubungi SH, Jumat (28/6) pagi, mengemukakan pihaknya
akan tetap melakukan pengawasan di daerah-daerah terpencil.
"Panjang pantai Provinsi Banten ini sekitar 219 kilometer. Dengan jumlah personel
yang terbatas di seluruh jajaran Polres hingga Polsek, siapa tahu memang ada.
Cuma tadi, hingga sekarang kegiatan itu belum terpantau oleh kami," katanya.
Sebelumnya Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Makbul Padmanegara, menegaskan
pihaknya terus melakukan pengawasan ketat terhadap kegiatan kelompok sipil yang
latihan militer di kawasan Pandeglang, Banten.
Kelompok ini merupakan kelompok lama yang sudah diungkapkan dan diproses
hukum. Namun sepak terjangnya ditengarai akan mengganggu Jakarta dan Sidang
Tahunan (ST) MPR Agustus mendatang (SH, 27/6).
Keberadaan kelompok sipil latihan dengan menggunakan senjata militer di luar
Jakarta ini berawal dari pernyataan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono usai
memimpin rapat koordinasi khusus dengan gubernur, kapolda dan kejati se-Jawa di
Kantor Menko Polkam, Rabu (26/6). Hal itu berdasarkan laporan Gubernur Banten,
Djoko Munandar. Namun Menko Polkam tidak menyebutkan nama dan lokasi
kelompok tersebut.
Bunyi Letusan
Kapolwil Banten Kombes Abdurrahman juga mengakui adanya laporan dari
masyarakat di sekitar daerah Sumur, dekat Taman Nasional Ujung Kulon, sekitar 250
kilometer sebelah selatan Kota Pandeglang. Sejumlah warga mengatakan mendengar
bunyi letusan yang mengesankan adanya latihan militer.
Selain itu, warga juga menjelaskan akhir-akhir ini wilayahnya kedatangan orang dan
kendaraan yang dinilai asing dengan gelagat yang mencurigakan. Namun polisi yang
mencek kebenaran kegiatan tersebut tidak menemukan apa-apa.
"Sepertinya ada yang tengah latihan perang di daerah Ujung Kulon. Suara seperti
senapan sangat jelas kami dengar, dan sangat rutin. Belum letusan besar seperti
suara bom," kata Endang (30), warga Sumur yang melaporkan keadaan wilayahnya
ke Markas Polres Pandeglang. Sepertinya latihan militer sedang terjadi di sepanjang
Cimanggu hingga Sumur, dekat Taman Nasional Ujung Kulon.
Daerah ini sangat sulit dijangkau transportasi umum dan daerahnya relatif masih
terbelakang dibandingkan dengan daerah lainnya, kata Endang.
Kapolres Pandeglang AKBP Tony Suhartono yang dikonfirmasikan hal itu ketika
menghadiri Seminar Anti Narkoba di Gedung Negara Pemda Pandeglang, membantah
kegiatan sekelompok sipil dilatih militer. "Kami memang menerima laporan tersebut.
Tetapi berulang-ulang kami melakukan pengecekan dan memantau terus wilayah
tersebut, hasilnya selalu nihil. Warga yang kami hubungi selalu mengatakan
‘katanya, katanya', jadi tidak melihat persis," ujar Kapolres Pandeglang. Menurutnya, polisi
yang melakukan tugas dengan cara menyamar dan menginap lebih dua pekan di
sana.
Lebih lanjut Kapolwil Banten Kombes Abdurrahman mengemukakan, pemantauan
polisi di Kabupaten Pandeglang hanya menemukan adanya kelompok tertentu yang
berpakaian jubah dan memberikan ajaran jihad. "Sepanjang penyelidikan kami, belum
ada kegiatan latihan militer.
Mereka hanya mengajarkan bahwa bumi ini milik Allah SWT, manusia dipersilakan
memanfaatkannya. Selain itu, tempat-tempat yang dicurigai ternyata hanyalah tempat
pertemuan biasa, bukan sebuah komando dalam pengertian militer," katanya. (imn)
Copyright © Sinar Harapan 2002
|