SINAR HARAPAN, 14 Agustus 2002
Pramuka di Ambon Berdoa untuk Perdamaian
Ambon, Sinar Harapan
Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Joko Santoso terharu menyimak doa yang
menginginkan momentum peringatan HUT Pramuka ke-41 sebagai hari berakhirnya
segala tindak kekerasan di Maluku sehubungan "tragedi kemanusiaan", sejak 19
Januari 1999 lalu oleh salah seorang anggota pramuka, Mega Wailaulu.
Seusai bertindak sebagai inspektur upacara peringatan HUT pramuka ke-41 daerah
Maluku yang dipusatkan di dermaga Irian Lanal Ambon, Rabu (14/8), Pangdam
Santoso mengajak para wartawan agar memberitakan doa pramuka daerah ini
sehingga masyarakat tersentuh hatinya untuk tidak melakukan kekerasan, terutama
terhadap anak-anak.
Ia pun meminta penanggungjawab panitia, Drs.Jopi Patty agar menggandakan doa
yang disampaikan siswi negeri 14 Ambon itu untuk disebarluaskan bagi para pejabat
dan warga dewasa karena mencerminkan semangat spiritual maupun kehendak hidup
ke masa depan. Pangdam Santoso juga menyatakan kebahagian bertemu langsung
dengan para kader masa depan yang terlihat beraktivitas positif dan mendambakan
hidup seperti sebelum kerusuhan.
"Sebagai orang tua, saya sungguh terharu dan tersentuh hati melihat anak-anak
mendambakan hidup damai untuk menjemput masa depan Maluku," tandasnya.
Mayjen TNI Santoso yang juga Pangkoopslihkam mengajak para orangtua agar
menyadari jeritan hati anak-anak pramuka sehingga mereka bisa berinteraksi dengan
tidak ada perbedaan. Peringatan HUT pramuka ke-41 daerah Maluku dihadiri
Kakwarda setempat, Dra.Paula Renyaan, Danlanal Ambon, Letkol Marinir Buyung
Lelana, pejabat sipil dan TNI/Polri, diakhiri dengan parade ski air, perahu layar dan
pameran bahari.
Selain itu para pramuka juga sejak Selasa (13/8) melakukan perkemahan di sekitar
Lanal Ambon.
Tingkatkan Diri
Di Jakarta, Presiden Megawati Soekarnoputri mengharapkan Gerakan Pramuka
Indonesia tidak ketinggalan zaman dan terus mengikuti arus kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan ekonomi di dunia. "Sifat pramuka yang senang belajar
dan berlatih serta senang meningkatkan diri dan kelompoknya, perlu dikembangkan
terus," kata Presiden pada acara peringatan hari Pramuka ke-41 di Cibubur Jakarta,
Rabu.
Presiden mengatakan pada momen hari jadi Pramuka ke-41, Pramuka perlu
melakukan mawas diri dan merenung bersama agar dapat memperoleh
pemikiran-pemikiran baru guna pebaikan dan penyempurnaan. Menurut Presiden,
tindakan-tindakan nyata dari gerakan pramuka yang telah dilakukan sejak dulu perlu
dikembangkan dan ditularkan ke masyarakat.
Selama 41 tahun ini, kata Presiden, harus diakui bahwa Pramuka telah memberikan
andil yang dirasakan Indonesia dan bahkan diakui manfaatnya oleh dunia
internasional. Gerakan Pramuka yang tidak bersifat wajib ini, tambahnya, justru
mempunyai kepaduan dan kekuatan moral yang tinggi karena bebas dari pamrih
pribadi dan golongan. Dalam acara HUT Pramuka tersebut juga hadir sejumlah
menteri, antara lain, Menhan Matori Abdul Djalil, Menkomin Syamsul Muarif, Menag
Said Agil Munawar.
Juga hadir Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar dan lima gubernur, masing-masing Saleh
Latuconsina (Maluku), Rosihan Arsyad (Sumsel), Imam Utomo (Jatim), Sri Sultan HB
X (Yogyakarta) dan Aminuddin Panulele (Sulteng).
Mereka hadir untuk menerima penghargaan lencana melati karena dinilai telah berjasa
dalam pengembangan kepramukaan di wilayah masing-masing. Selain itu, presiden
juga menyematkan lencana penghargaan lainnya kepada tokoh-tokoh yang dinilai
berjasa terhadap perjalanan gerakan pramuka. Salah satu penerima penghargaan
adalah Hj Nani Sukarni, Pelatih Pembina Pramuka Kwarcab Kabupaten Tanggerang,
yang menerima penghargaan Lencana Darma Bhakti dari Kwarnas Gerakan Pramuka.
Hj Nani Sukarni adalah juga guru dari Presiden Megawati ketika Presiden RI itu masih
duduk di Kelas V SD. (*)
Copyright © Sinar Harapan 2002
|