The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Pemerintah Pusat Tak Peduli Lagi Soal Poso


SINAR HARAPAN, Sabtu, 22 Juni 2002

Pokja Sulteng Terancam Bubar
Pemerintah Pusat Tak Peduli Lagi Soal Poso

Palu, Sinar Harapan

Semangat tokoh-tokoh yang terlibat dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sosialisasi Deklarasi Malino untuk Poso tingkat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) kini mulai kendur. Beberapa aktivisnya mengemukakan keinginannya untuk membubarkan Pokja sebab selama ini dinilai sebagai beban bagi pemerintah Provinsi Sulteng.

"Saya kira Pokja Sulteng lebih baik dibubarkan saja ketimbang bikin pusing gubernur dan membebani pemerintah daerah," kata Sekretaris Pokja Sulteng, H Sofyan Farid Lembah SH MHum kepada SH, Senin (24/6) petang.

Menurut dosen Universitas Tadulako Palu itu, selama ini Pokja Sulteng sudah menjadi beban pemerintah provinsi, terutama dari hal pendanaan. Karena itulah, sebaiknya Pokja Sulteng dibubarkan saja dan pemulihan kondisi Poso diserahkan kepada Pokja Kabupaten Poso untuk melakukan sosialisasi Deklarasi Malino.
"Apalagi Pokja Kabupaten Poso memang memiliki cukup dana bantuan dari pemerintah pusat untuk menjalankan program-programnya," kata Sofyan. Dia tidak menyebutkan sudah berapa dana dari pemerintah Provinsi Sulteng yang dihabiskan untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya selama ini.

Sementara itu, Ketua Pokja Kabupaten Poso Malik Syahadat sebelumnya melaporkan pihaknya sudah menghabiskan dana Rp 2,2 miliar yang bersumber dari bantuan pemerintah pusat.

Tidak Peduli Lagi

Pernyataan Sofyan itu juga dibenarkan Ketua Pokja Sulteng Prof Dr Sulaiman Mamar. Menurutnya, pemerintah pusat kini tidak lagi memberikan perhatian terhadap pemulihan kondisi Poso.

"Pemerintah pusat sudah terlena dengan apa yang dicapai selama lima bulan terakhir ini. Padahal, masih banyak program yang harus dilakukan untuk memulihkan kondisi Poso sekaligus sebagai upaya mengantisipasi ditariknya pasukan keamanan dari Poso," kata Sulaiman Mamar.
Dikatakan, untuk menghilangkan rasa benci dan dendam dari warga Poso yang pernah bertikai, warga haruslah dicarikan kesibukan-kesibukan. Misalnya, warga diberi bantuan modal atau sarana usaha lain yang dapat membuat warga sibuk dengan pekerjaannya.
"Bayangkan, mereka kehilangan harta benda dan kebanyakan anggota keluarganya yang dibunuh, lalu kembali ke Poso. Mereka pasti akan termenung jika tidak diberikan kesibukan-kesibukan," katanya.

Untuk mendukung kegiatan-kegiatan Pokja Sulteng, beberapa pengurusnya pernah menemui Menko Kesra Jusuf Kalla di Jakarta untuk meminta bantuan pendanaan. Bantuan dana itu diharapkan dapat membiayai pelaksanaan pelatihan keamanan lingkungan bagi pemuda-pemuda di desa. Kegiatan ini merupakan hasil kesepakatan dari lokakarya di Poso, namun sampai sekarang permohonan bantuan dana itu tidak mendapat tanggapan dari Menko Kesra Jusuf Kalla.

"Memang pemerintah pusat tidak peduli lagi dengan usaha-usaha pemulihan Poso. Jangankan permohonan bantuan dana itu, dua mobil operasional yang pernah dijanjikan pemerintah sampai sekarang tidak pernah ada, namun kami tetap menjalankan tugas tanpa pamrih," kata Ir H Achrul Udaya, salah seorang anggota Pokja Sulteng.
Tokoh muda itu juga menjelaskan, sampai sekarang Pokja Sulteng tidak memiliki sekretariat yang menetap, dan rapat-rapat untuk membicarakan segala persoalan Poso selalu dilakukan di rumah-rumah para anggotanya. (man)

Copyright © Sinar Harapan 2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044