The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Kelompok Sipil Berlatih Militer di Pandeglang


SINAR HARAPAN, 27 Juni 2002

Kelompok Sipil Berlatih Militer di Pandeglang
* Diduga Akan Kacaukan ST MPR

Jakarta, Sinar Harapan

Polda Metro Jaya terus melakukan pengawasan ekstra ketat terhadap kegiatan kelompok sipil yang melakukan latihan militer di kawasan Pandeglang, Banten. Kelompok ini merupakan kelompok lama yang sudah diungkap dan diproses hukum.

Namun, sepak terjangnya ditengarai akan menganggu Jakarta dan Sidang Tahunan (ST) MPR Agustus mendatang.

"Kalau polisi saat ini tengah menyelidiki dan mengawasi kegiatan kelompok sipil tersebut itu wajar karena kelompok ini sewaktu-waktu bisa melakukan tindakan yang menganggu keamanan Ibu Kota," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Makbul Padmanegara ketika dihubungi SH, Kamis (27/6) pagi.

"Ini kasus lama, Gubernur Banten yang baru menginformasikan adanya itu. Tapi kelompok ini sebelumnya sudah pernah ditangkap dan diproses secara hukum. Kita sedang mengembangkan dan menyelidiki karena kelompok ini kaitannya dengan pelaku peledakan bom Atrium Dani yang berasal dari kelompok Mujahiddin Malaysia," kata Kapolda.

Dalam kaitan kelompok ini, Kepala Dinas Penerangan Polda Metro Jaya, Komisaris Besat Anton Bahrul Alam yang dihubungi SH secara terpisah Kamis pagi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Polres Pandeglang telah memproses sedikitnya delapan anggota Mujahidin Malaysia.

"Mereka ini termasuk dalam kelompok yang berlatih di Pandeglang. Mereka kita tangkap setelah kasus bom Atrium dan bom Natal. Mereka bermarkas di Pandeglang, Banten," ungkap Anton.

Kadispen menyatakan, pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap kelompok ini. "Polda terus mengawasi kegiatan mereka, karena polisi khawatir kelompok ini akan mengacaukan Jakarta, dan ST MPR bulan Agustus," ujarnya.

Dia menjelaskan, kelompok ini adalah kelompok sipil yang kegiatan rutinnya melakukan latihan militer.

Menyinggung kesiapan Polda Metro Jaya dalam mengamankan ST MPR Agustus 2002, Anton menjelaskan sudah menyusun suatu pola pengamanan. "Pola pengamanan ini ada paradigma baru, kita lebih mengedepankan persuasif, edukatif, preventif, baru represif," tambah Kadispen.

Anton menambahkan Polda sejak dini mengantisipasi kegiatan yang bisa mengacaukan situasi Ibu Kota sehubungan dengan sidang tahunan itu. "Memang ada kelompok yang sedang kita awasi tapi tak usah saya sebutkan kelompok yang mana," katanya.

Selain mengawasi kelompok-kelompok militan, Polda Metro Jaya juga mengawasi gelombang aksi unjuk rasa yang diperkirakan akan marak di Jakarta.

"Polda tidak menangani unjuk rasa, tapi melayani. Polda turut membantu menyampaikan aspirasi sampai pada yang dituju, dengan cara membaur dan menjemput bola," tutur Kadispen.

Diungkap Menko Polkam

Sinyalemen adanya kelompok sipil yang melakukan latihan militer dengan menggunakan senjata militer di luar Jakarta diungkap Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (26/6) siang usai memimpin rapat koordinasi khusus dengan gubernur, kapolda dan kajati se-Jawa di kantor Menko Polkam.

Dia menegaskan saat ini ada kelompok sipil yang melakukan latihan militer dengan menggunakan senjata militer di luar Jakarta. Maka pemerintah daerah diminta meningkatkan kewaspadaannya, menjaga agar konflik politik di daerah tidak meluas menjadi konflik sosial, serta berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat agar konflik bisa diselesaikan secara damai.

"Kapolda Metro Jaya dalam rapat melaporkan adanya latihan militer yang dilakukan oleh orang-orang sipil. Pelatihan yang dilakukan itu berada di suatu tempat di luar Jakarta yang memang ada hubungannya dengan Jakarta dan mereka menggunakan peralatan militer. Namun sejauh ini masih bisa diatasi," kata Menko Polkam.

Tapi Susilo Bambang Yudhoyono menolak mengungkapkan kelompok sipil tersebut, dengan alasan sedang dalam penyelidikan polisi. "Hingga saat ini pemerintah terus melakukan pemantauan terhadap kegiatan kelompok ini dan bukan tidak mungkin ada elemen lainnya yang melakukan kegiatan serupa di daerah lainnya di Jawa," ujarnya.

Menurut Menko Polkam, walaupun dari perkiraan intelijen belum ada satu elemen pun yang ingin menjatuhkan pemerintah dalam ST MPR, tapi pemerintah tetap melakukan antisipasi untuk mencegah berbagai kemungkinan timbulnya kekerasan di daerah-daerah. Sebab bukan tidak mungkin kondisi di Senayan berdampak ke daerah-daerah.

" Para elite politik harus mencari terobosan baru bila situasi sedemikian rupa di dalam ST MPR. Kita harus mengantisipasi jangan sampai menimbulkan konflik di masyarakat. Kita juga berharap parpol bisa berperan aktif dalam ST ini. Politik boleh panas asal teduh," ujarnya.

Hadir dalam Rakorsus yang berlangsung empat jam itu Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Jaksa Agung MA.Rahman, Mendagri Hari Sabarno, Menhan Matori Abdul Djalil, Gubernur DKI Sutiyoso, Gubernur Jabar Nuriana, Gubernur Jateng Mardianto, Gubernur Jatim Imam Utomo, Gubernur DIYogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Pangdam Diponegoro Mayjen TNI Cornel Simbolon, Pangdam Brawijaya Mayjen TNI AD Sikki, Pangdam Jaya Letjen TNI Bibit Walluyo, Pangdam Siliwangi Mayjen TNI Darsono, Kapolda Jateng Irjen Pol. Erwin Mappasengi, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Makbul Padmanegara. (fik/han/edl)

Copyright © Sinar Harapan 2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044