The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Bukan PDSD yang Direstrukturisasi melainkan Kodam XVI/Pattimura


SUARA PEMBARUAN DAILY, 7/6/2002

Bukan PDSD yang Direstrukturisasi melainkan Kodam XVI/Pattimura

AMBON - Restrukturisasi Penguasa Darurat Sipil Daerah (PDSD) Maluku hanya istilah. Hal tersebut tidak terjadi di tubuh PDSD, melainkan di tubuh Kodam XVI/Pattimura, demikian John Mailoa, Wakil Ketua DPRD Maluku ketika dihubungi Pembaruan di tempat kerjanya, Jumat (7/6) siang.

Dijelaskan, pemerintah terkadang keliru memakai istilah. Dikatakan, misalnya, "selama ini telah terjadi penyimpangan tugas-tugas, termasuk pembantu PDSD sehingga perlu disempurnakan untuk mengatur kinerjanya." Padahal, demikian Mailoa, tindakan aparat yang tidak harmonis selama ini akan dibenahi kembali oleh Pangkoopslihkam.

Jadi dengan adanya diskomunikasi, disorganisasi dan diskoordinasi di tubuh TNI/Polri di Maluku, perlu perbaikan-perbaikan. "Perbaikan itu dengan meningkatkan mutu Kodam dengan Koopslihkamnya supaya garis komandonya satu," katanya.

Menurut dia, perintah selama ini ditafsirkan masing-masing. Perintah yang tidak seragam ini mengakibatkan lemahnya pengambilan keputusan oleh PDSD Maluku. Bila dikaitkan, apakah seorang militer akan tunduk pada perintah sipil, Mailoa lebih jauh mengatakan, pemerintah pusat akan serius dengan menugaskan Mayjen TNI Djoko Santoso ke Maluku untuk melakukan koordinasi keamanan sebagai pembantu PDSD.

Berburuk Sangka

Mailoa berharap, masyarakat tidak berburuk sangka. Permulaan yang baik telah dilakukan Pangkoosplihkam dengan melakukan pendekatan kepada warga juga dengan membongkar barikade-barikade yang dibuat oleh masyarakat. Hal itu sesuai perintah PDSD Maluku tertanggal 10 Mei lalu tapi tidak dilaksanakan oleh pejabat sebelumnya.

Mudah-mudahan Pangdam Pattimura konsisten. Mayjen Djoko Santoso tidak mungkin menghilangkan kewibawaannya untuk satu kepentingan, kata Mailoa seraya menambahkan, Mayjen Santoso bukan tentara golongan, tapi tentara nasional.

Sementara situasi keamanan di Kota Ambon mulai membaik, Kota Tual Maluku Tenggara (Malra) justru memanas akibat tewasnya dua pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P, Aloysius (39) dan Hendrik (32), dan hilangnya Lodewik Notanubun. Hal itu sedang ditangani Kapolres Malra AKB Drs Rana S Ermana.

Kapolda Maluku Brigjen (Pol) Soenarko DA mengaku pihaknya telah menerima surat dari Gubernur Maluku untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Kini 13 anggota DPRD Malra telah dipanggil untuk diperiksa.

Dua korban tewas dan satu korban hilang itu pada insiden penyerangan kapal penumpang KM Bintang Laut oleh massa pendukung Taher Hanubun Kamis (30/5) lalu di Pelabuhan Watdek Tual.

Keluarga korban yang hilang hingga kini terus berupaya mencari Lodewik. Menurut Kapolda, kasus ini sementara dikembangkan oleh anggotanya dan menurut laporan, pihak Polres Malra terus berupaya melakukan pencarian di berbagai tempat dengan dibantu keluarga korban. (VL/M-4)

----------
Last modified: 7/6/2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044