The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Wapres Ultimatum Gubernur Maluku


SUARA PEMBARUAN DAILY, 12/6/2002

Wapres Ultimatum Gubernur Maluku

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Hamzah Haz mengultimatum Gubernur Maluku Saleh Latuconsina selaku penguasa darurat sipil di wilayah Maluku. Jika masih ada pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) di wilayah itu, gubernur diganti.

"Saya tidak mau ada bendera RMS berkibar lagi. Kalau ada, gubernur dicopot,'' ucap Wapres ketika berdialog dengan para tokoh masyarakat dan agama seluruh Maluku di aula Batalyon Lintas Udara 733, Ambon, Selasa (11/6).

Selang satu jam kemudian, ultimatum Wapres itu diulangi lagi ketika berbicara dengan tokoh agama dan masyarakat di aula Kantor Wilayah Kehutanan Maluku. Pertemuan itu lebih spesifik pesertanya, dan sebelum dialog disampaikan laporan Ketua Forum Silaturahmi Umat Islam Maluku (FSUIM) Atamimi.

Dalam dialog kedua itu tidak ada sambutan dari Gubernur Saleh Latuconsina selaku pemerintah daerah dan tuan rumah. Menurut pembawa acara, permintaan untuk memberikan sambutan sudah disampaikan oleh FSUIM kepada gubernur tetapi karena mendadak, dia tidak bersedia.

Namun, muncul pertanyan di kalangan rombongan Wapres karena dalam susunan acara kunjungan Wapres ke Maluku, tidak dijadwalkan Gubernur Saleh Latuconsina memberikan sambutannya pada dialog kedua itu. Gubernur telah memberikan laporannya tentang situasi dan keadaan di wilayah Maluku dalam dialog yang pertama.

Ancaman pencopotan Saleh Latuconsina dari jabatannya sebagai kepala daerah diulang kembali oleh Wapres ketika ditanya wartawan dalam perjalanan kembali dari Maluku di Bandara Ha- sanuddin, Makassar.

"Iya, tentu itu serius supaya tidak ada konflik lagi. Di Maluku sudah ada penguasa darurat sipil dan sudah ada komando operasi pemulihan keamanan. Kalau masih ada lagi bendera RMS berkibar, ya tidak bisa itu,'' tandas Hamzah.

Dia mengatakan, memang belum semua komponen masyarakat di Maluku masuk dalam perjanjian Malino II tetapi sampai sekarang sudah dapat dilihat kemajuan-kemajuan yang sangat berarti. Konflik di Ambon, bukan konflik antaragama tetapi penyebabnya separatis RMS.

Menurut dia, pemerintah secara sungguh-sungguh menyelesaikan konflik di Ambon dan rakyat sudah mulai sadar dengan menyerahkan senjata secara sukarela kepada aparat keamanan. Sekarang tinggal tindak lanjut dari penguasa darurat sipil di Ambon menuntaskannya, katanya

"Dulu dikatakan bahwa Laskar Jihad itu sebagai pemicu tetapi dengan adanya penyerahan senjata ini, saya tidak melihat itu. Yang perlu ditangani adalah RMS sebagai pemicu konflik berkepanjangan di Maluku,'' ucap Wapres.

Penyerahan Senjata

Dalam kunjungan sehari itu Wapres menyaksikan penyerahan senjata dari FSUIM kepada Pangdam Pattimura Mayjen Djako Santoso dan Kapolda Maluku Brigjen Polisi Soenarko di halaman Masdjid Al Fatah. Senjata dan amunisi yang diserahkan berupa 25 senjata organik, 195 senjata rakitan, 23 magazin organik, 2.571 amunisi, 2.716 peledak dan 318 senjata tradisional.

Ketika ditanya kenapa yang menyerahkan senjata dan amunisi itu hanya dari kelompok Muslim, Wapres menjelaskan, informasi dari Gubernur Maluku ternyata sebelum ini kelompok Kristen sudah menyerahkan senjata mereka.

Dengan adanya komando operasi pemulihan keamanan di Ambon, lanjut dia, menjadi tugas utama komando di daerah itu untuk melihat dan mengungkap, apakah ada aktor intelektual yang berada di belakang kerusuhan Maluku selama ini. "Saya tidak melihat kalau Laskar Jihad yang merupakan garis keras ini suatu ancaman. Saya melihat, ada pihak-pihak lain yang menjadi aktor intelektualnya,'' paparnya. (VL/M-11)

----------
Last modified: 12/6/2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044