The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Artikel Pilihan


Stop Bicara Tentang RMS Lebe Bae Bicara Tentang Teroris Berkedok Pembela NKRI

Oleh : A.J.S. Norimarna

Basudara warga kota Ambon yang beta cintai !

Katong sekarang diserang di Talake, Batugantong, Kudamati, Mardika, Karangpanjang, Rumahtiga, Poka dan mungkin nanti disemua tempat pemukiman orang-orang Kristen. Karena apa ? Karena katong takut lalu mengatakan bahwa kerusuhan yang terjadi adalah akibat ulah FKM-RMS. Padahal saudara-saudara kerusuhan ini merupakan kelanjutan dari kerusuhan 19 Januari 1999, sedangkan pada saat itu FKM belum ada, tetapi sudah ada tuduhan tentang ulah RMS.

Teroris-teroris ini menggunakan kambing hitam RMS untuk habiskan katong orang Maluku, Kristen maupun Islam, masing-masing silahkan tunggu gilirannya. Lia sampe sekarang semua orang di Ambon su tau sapa yang bikin kerusuhan, tetapi pemerintah tetap menuduh RMS. Jadi kebenaran yang dianutnya adalah kebenaran yang berada dalam sumur yang seng ada dasar, kata orang Inggeris.

Kenapa katong taku bicara tentang TERORIS BERKEDOK PEMBELA NKRI. Jadi orang-orang yang setia benar untuk NKRI tolong jangan bicara lai tentang perusuh RMS, karena mereka tidak ada. Anggota FKM dengan jujur mengaku sebagai anggota dan bersedia ditangkap, kenapa harus dicari diantara orang-orang yang tidak ada sangkut paut dengannya? Yang sudah ada sekarang dan yang akan datang lai, adalah TERORIS BERKEDOK PEMBELA NKRI.

Saudara-saudara lihat sandiri bahwa tokoh-tokoh masyarakat sudah bikin pernyataan-pernyataan macam-macam anti FKM-RMS, buktinya tetap diserang. Justeru kalau lebih banyak bicara tentang RMS, maka pemerintah menganggap bahwa ada perusuh RMS, yang sebenarnya seng ada, maka basudara bisa menjadi korban justeru karena pernyataannya basudara sendiri. Lebih baik katong bicara tentang kejahatan dari TERORIS BERKEDOK PEMBELA NKRI.

Kemungkinan diantara mereka terdapat teroris-teroris internasional yang sedang dicari sehubungan dengan keterkaitannya dengan pemboman-pemboman didalam maupun luar negeri. Basudara yang sudah teramat sangat mencintai NKRI, ingatang bahwa pemerintah sekarang sudah sangat lemah sehingga cuma barani tangkap dan memproseskan orang-orang yang tidak bersenjata.

Perlu diingat bahwa munculnya pandangan seperatisme ini adalah akibat kesalahan pemerintah sendiri dengan membiarkan perusuh/teroris memusnahkan masyarakat Maluku sejak 1999 sampai dengan sekarang. Untuk menangkap dan mengadili teroris-teroris yang sebenarnya yang membunuh orang-orang tidak bersalah (termasuk perempuan dan anak-anak/bayi), rampok, bakar rumah-rumah rakyat dan gereja, dan lain-lain dorang (Pemerintah) seng barani (seng mau?). Basudara nonton berita TVRI hari Sabtu ka seng? Waktu itu Kapolda diwawancarai dan beliau bicara hanya tentang RMS, tetapi waktu ditanya tentang pembantaian penumpang Doloronda dalam oto Polisi dan dikawal Polisi, ontua seng jawab lalu langsung pigi.

Pangdam bilang: "Kalau ada anggota TNI terlibat lapor saya". Orang su bilang bahwa ketika gereja Nazareth terbakar ada aparat Yon Arhanud 11 disana, kenapa seng bisa tangkap dan memproses mereka yang ada disana? Karena mereka bakar atau tidak mereka tetap harus bertanggung jawab karena berada disitu. Seng mungkin anggota masyarakat menangkap mereka yang bersenjata, yang gartak mau tembak bila tidak pergi. Kalau memang Pangdam seng pung wewenang menangani pasukan dari luar, jangan minta tambahan pasukan dari luar.

Jadi tolong sembayang for pemerintah NKRI jua supaya Tuhan kebenaran mau kasih kekuatan for dorang menegakan keadilan dengan benar. Kalau seng parcaya beta, bisa baca Siwalima Sabtu 1 Mei 2004 tentang "Jenderal Ompong", disitu Tutuhatunewa bilang kata yang sekarang terjadi adalah proses penggiringan orang Maluku ke liang kubur. Di harian yang sama pula Ketua Per-himpunan Indonesia Timur, La Ode Ida mengatakan bahwa Konflik Ambon merupakan skenario politik para elit khusunya menghadapi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (bukan RMS versus NKRI), serta minta semua pejabat sipil maupun militer dipecat.

Coba baca Seram Pos tanggal yang sama dimana Uskup bilang bahwa : "Jangan pakai lebel RMS untuk bunuh orang Kristen". Jadi inga akang bae-bae jang lai bicara tentang RMS, sebab Teroris yang sebenarnya justru adalah orang-orang yang menamakan dirinya PEMBELA NKRI. Basudara lia jua sampe sakarang apakah pembantai-pembantai penumpang Doloronda, orang-orang Rumahtiga, dan lain-lain ditangkap? Apakah yang membakar UKIM, gereja-gereja dan rumah-rumah rakyat ditangkap? Perampok-perampok harta-harta rakyat, pemerimtah maupun badan badan swasta ditangkap? Mungkinkah di NKRI ini semua jenis kejahatan sampai pada Terorisme boleh dilaksanakan, asal saja atas nama PEMBELA NKRI.

Basudara jang talalu taku sampe bicara sabarang-sabarang. Inga ada pepatah asing yang bilang bagini: "Berapa kencangpun kecepatan kebohongan, kebenaran akan tetap menyusulnya !". Ingat basudara Tuhan adalah Tuhan Kebenaran, jadi jangan takut! Mari katong berjuang terus menegakan kebenaran dan menentang pemusnahan suku Maluku.

Tuhan beserta kita. Amin.

* Penulis adalah salah satu korban kerusuhan Maluku.

-- Artikel tulisan ini telah dimuat koran lokal di Ambon.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044