The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Artikel Pilihan


USKUP bilang: "Orang Maluku yang cinta damai segera di evakuasi keluar negeri", Beta bilang: "Jangan"

Oleh : A.J.S. Norimarna

Beta sangat senang dengan dua pendapat Bapak Uskup akhir-akhir ini. Pendapat-pendapat yang bikin beta senang adalah bahwa:

1. Jangan pakai lebel RMS untuk bunuh orang Kristen. (Seram Pos Jumat 30/4 s/d 7/5-2004)

2. Kasus Doloronda dibawa ke Pengadilan Internasional. (Siwalima, Rabu, 5 Mei 2004)

Yang pertama bukan saja baru terjadi akan tetapi sudah mulai dilaksanakan sejak 19 Januari 1999 dan berlangsung sampai dengan sekarang dengan lebel-lebel yang berbeda. Kalau dulu membela agama dan juga karena adanya RMS, maka sekarang karena sudah takut pakai lebel agama, penekanannya adalah pada lebel RMS. Sekalipun tidak serupa alasannya akan tetapi tujuannya tetap sama.

Ikatan Muslim Maluku di Jakarta ada minta DPR Bumihanguskan RMS. Lalu sapa jadi sasaran, pasti orang-orang Kristen kembali. Seng tau hal ni, kata yang non Kristen pun diperlakukan dengan cara yang lain, dengan membatasi kebebasan individu (dijajah). Tanya kaum perempuan jua, dong yang lebih merasakannya. Disamping itu perdagangan macet dan masih ada hal-hal lain yang belum perlu ditulis disini. Balong Bapak Ketua PGI lai yang bilang, RMS bisa hadir di mana saja. Seharusnya ontua bilang teroris sudah ada dimanana-mana termasuk di Maluku, dan sedang melakukan profesi terorismenya. Mangkali ontua talalu sibuk mempelajari laporan-laporan dari orang-orang yang ketakutan dan laporan-laporan bohong, sehingga bicara takaruang (maaf Bapak, anda bicara katong tanggung risiko dari pembicaraan anda).

Aa Gym lebih hati-hati dalam berbicara, tanpa mau masuk bidang politik, beta kira itu lebih bijaksana. Sesuai dengan pendapat Uskup yang pertama, beta mau tamba bahwa bukan saja orang Kristen merupakan sasaran teroris akan tetapi orang non-Kristen pun pung giliran juga ada, cuma harus sabar sedikit, karena kalau dua-dua ditangani sekaligus terlalu berat dalam mempertanggung-jawabkannya kepada dunia Internasional. Kenapa buang-buang tenaga dan biaya dan berat dalam pertanggung-jawaban, kalau orang Maluku bisa diadu domba? Baca Dewa Rabu, 5 Mei, dimama beta bilang "Stop bicara tentang RMS", yang juga merupakan anjuran dari Kapolda yang su ganti (jatuh), yang memintakan masyarakat sendiri yang harus menangkal aktifitas dari kelompok ketiga yang katanya belum terindentifikasi. Mungkin katong musti minta bantuan FBI, Polisi Australia dan Jepang lagi sama dengan pada saat pelacakan teroris-teroris yang tersangkut dengan BOM BALI.

Kenapa ini semua harus terjadi basudara masyarakat Maluku? Karena basudara merupakan penghalang bagi pelaksanaan niat-niat jahat dari orang-orang/kelompok tertentu yang mau merampas harta Maluku untuk mereka. Kalau pada kerusuhan 1999 sudah berhasil diadu domba, sekarang jang lai jua. Beta tahu sebahagian besar orang Maluku seng mau diadu domba lai. Cuma karena banyak orang luar yang datang deng senjata, maka ada yang terpaksa ikut. Tapi jangan takut, gubernur sudah himbau Laskar Jihad supaya jang datang lai. Karena itu basudara kita harus bersatu melawan "serigala berbulu domba ini" dan membina anak-anak kita yang masih mau ditipu ! Kasihan dorang karena dong pung giliran ada lai, kalau katong tetap terpecah-pecah. Jangan terus baku dapa untuk baku bae (memang katong seng baku mara mo).

Kalau baku dapa lebe bae bicara tentang bagaimana menengani masalah ini secara bersama. Mari kita bersatu, jangan samua mau jadi nomor satu, lalu baku potong deng pedang politik dan isue. Ingatan Pemerintah sekarang su lemah, makanya tiap kali bilang kurang pasukan. Lihat jua pengamanan UNPATTI saja diserahkan kepada masyarakat Leihitu. Makanya cuma barani tangkap orang yang seng bersenjata dan orang parampuang untuk dibawa ke Jakarta, sekalipun harus kasi tinggal anak bayi yang masih menyusui di Ambon. Pak Ot ini termasuk pelanggaran HAM ka seng? Mana kaum Peduli perempuan/anak, tanpa campur politik coba lia akang secara obyektif dolo.

Sekarang tentang penumpang kapal Doloronda. Memang keterlaluan tindakan tersebut. Beta kira ini seng mungkin katong pung orang bikin ka apa? Masa katong begitu pengecut potong orang yang tak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak. Jadi ini harus ditangani secara serius, agar orang tahu apa yang boleh dan tidak boleh dibikin di negara hukum ini. Jangan orang kira pakai nama PRO NKRI atau PEMBELA NKRI atau MILISI MERAH-PUTIH lalu boleh melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM.

Ingat nama seng bisa menutup pelanggaran-pelanggaran anda. "Bunga bangkai tetap berbau bangkai sekalipun pakai nama mawar". Mari katong bersatu lalu minta campur tangan Pengadilan Internasional. Apa susahnya cari orang-orang yang merancang ini. Tangkap dan interogasi dong yang luka-luka karena ditembak petugas pada saat melaksanaan pembantaian tersebut (perlu FBI lai?).

E beta lupa lai, masih ada satu lai (memang ada banya tapi simpang for lain kali jua), yaitu pembakaran Gereja Nazareth. Beta kira tentara yang jaga di situ harus diadili sekalipun tidak secara langsuing membakar (perlu FBI lai, untuk cari yang bakar?). Pembakaran GEREJA ini pun dapat memperkuat dugaan tersebut diatas (pakai lebel RMS ........), untuk diajukan ke pengadilan internasional.

Sekarang tentang orang Maluku yang cinta damai agar segera dievakuasi ke luar negeri.

Ini adalah suatu usul kemanusian yang perlu dihargai, dalam usaha mencegah jatuhnya korban yang lebih banyak. Ini pasti akan berhasil, karena hampir semua orang Maluku cinta damai. Daerah Maluku akan kosong dan orang-orang yang sedang berjuang untuk masuk ke sini akan berlenggang kangkung masuk Maluku. Maaf Bapak mungkin Bapak belum berpikir ke arah itu. Tetapi bagaimanapun juga beta tetap menghargai usul ini, karena tujuannya yang mulia. Beta sangat senang apabila evakuasi sementara dapat dilaksanankan bagi kaum perempuan dan anak-anak dan laki-laki yang merasa dirinya sudah tua. Yang lain hendaknya tinggal untuk menjaga daerah kita yang tercinta ini. Sebagian besar orang Maluku tidak senang perang. Jadi himbauan bapak Gubernur untuk Laskar Jihad itu sudah betul. Beta kira bapak Gubernur sudah pakai kata-kata yang teramat sopan. Tapi bagaimana Bapak Gub kalau dong datang saja? Barani lipa ka seng?

Kalau seng loko minta masyarakat Internasional campur tangan, karena bapak Uskup bilang cuma pakai lebel RMS untuk bunuh orang Kristen dan beta kira itu betul. Beta kira alasan ini saja sudah cukup kuat untuk minta campur tangan dunia Internasional (masi ada alasan banya lai !).

Ingatang kerusuhan 19 Januari 1999 dan 25 April 2004 bukan merupakan dua kerusuhan yang berbeda. Ingatang 25 April 2004 hanya merupakan lanjutan dari kerusuhan 1999, setelah reses. Tujuan, sutradara dan aktor sama saja. Basudara Maluku satu dua yang iko, itu cuma figuran.

Akhirnya beta menghimbau basudara jangan takut, mari bersatu, jang samua mau jadi nomor satu, lalu baku potong. Kiranya Tuhan mau menyertai kita menghadapi ancaman pemusnahan suku Maluku ini. Amin.

* Penulis adalah salah satu korban kerusuhan Maluku.

-- Artikel tulisan ini telah dimuat koran lokal di Ambon.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044