KOMPAS, Jumat, 18 Juni 2004
Tanpa Sarana Perhubungan, Maluku Sulit Membangun
Ambon, Kompas - Sangat sulit memobilisasi pembangunan di Provinsi Maluku tanpa
dukungan prasarana dan sarana perhubungan yang memadai. Wilayah seribu pulau
itu kini merana karena kekurangan armada transportasi kapal dan dermaga di
sejumlah ibu kota kabupaten dan kecamatan.
Menurut Sekretaris Komisi D DPRD Maluku Kutni Tuhepaly dan Direktur
Pembangunan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Seram M AS
Kelian di Ambon, Kamis (17/6), program pemerintah membangun Maluku kurang
realistis dengan kondisi wilayah Maluku berpulau. Mestinya pemerintah membangun
dermaga dan menyediakan kapal untuk memobilisasi pembangunan.
"Program small port (dermaga kecil) untuk pulau-pulau di Maluku tidak terealisasi
dengan baik," ungkap Kutni. Adapun Kelian mengatakan, Kapet Seram membutuhkan
armada kapal lebih banyak untuk mengelilingi Pulau Seram dalam akselerasi
pembangunan.
Kutni mengatakan, program pembangunan dermaga kecil baru tahap uji coba di tiga
pulau, yakni di Kesui, Seram Bagian Timur, Kur dan Key di Maluku Tenggara.
Program itu dicanangkan oleh Gubernur SH Sarundajang dan tidak diteruskan.
"Rakyat Maluku menagih janji kepada Pak Sarundajang, yang mencanangkan
program dermaga kecil ini sewaktu menjadi gubernur," katanya.
Dalam perencanaan, program pembangunan dermaga kecil meliputi belasan pulau di
Maluku Tenggara dan Maluku Tengah yang menjadi sentra- sentra ekonomi
masyarakat.
Realisasi Inpres
Dalam hal pengadaan armada kapal angkutan rakyat, Maluku juga mengalami
ketinggalan. Bayangkan Provinsi Maluku yang memiliki 600 pulau besar dan kecil
hanya dilayari oleh tiga kapal perintis dan empat kapal feri. Kondisi tiga kapal perintis
itu juga memprihatinkan setelah satu kapal mengalami kerusakan.
Menurut dia, kapal feri yang dijuluki jembatan bergerak hanya melayari sejumlah
pulau, yakni Ambon, Tual, Seram, Aru dan Namlea di Pulau Buru. Semestinya jumlah
kapal feri ditambah dua kali lipat dari yang dimiliki sekarang.
Kondisi perhubungan laut, tambah Kutni menjadi parah setelah kapal-kapal Pelni
yang melayari sejumlah pulau menghentikan aktivitas berlayar ke Maluku dalam
beberapa bulan terakhir.
Kini tercatat hanya KM Umsini dan KM Lambelu yang berlayar ke Maluku.(zal)
Copyright @ PT. Kompas Cyber Media
|