KOMPAS, Senin, 26 Juli 2004
Polisi Lepaskan Dua Warga yang Diduga Terkait Pembunuhan
Pendeta Susianti
Palu, Kompas - Karena tidak ada bukti-bukti yang mengarah pada kasus
penembakan Pendeta Susianti Tinulele, dua warga yang ditangkap di Desa Tulo,
Kecamatan Dolo, Kabupaten Donggala, akhirnya dilepas, Sabtu (24/7). Namun, polisi
memastikan mereka bisa dimintai keterangan sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
Kepala Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen (Pol) Taufik Ridha pada Sabtu di
Mapolda Sulteng mengungkapkan, "Setelah dimintai keterangan dan ternyata tidak
cukup bukti, mereka kami lepaskan."
Dua orang itu, D dan anaknya H, ditangkap Kamis (22/7) petang saat polisi
melakukan penyisiran di Desa Tulo, Kabupaten Donggala. Menurut informasi yang
diterima, sebenarnya saat penyisiran itu juga ikut ditangkap dua orang wanita. Tetapi,
sejak akhir pekan lalu keempat orang itu sudah dilepaskan semuanya.
"Sebenarnya mereka tidak kami tangkap. Kami cuma mintai keterangan. Tetapi, kan
tidak mungkin dimintai keterangan di rumah RT," kilah Taufik Ridha membantah soal
penangkapan kedua warga Desa Tulo, Kabupaten Donggala tersebut.
D dan H dibawa ke Mapolda Sulteng untuk menjalani pemeriksaan.
VCD Osama
Kepala Divisi Humas Polda Sulteng Ajun Komisaris Besar Victor Batara, Minggu,
menegaskan, pelepasan dua warga Donggala tersebut karena tidak ada cukup bukti.
Pihaknya tidak mungkin menahan warga bila tidak bukti yang mengarah kepada
kasus penembakan itu.
Hanya saja, demikian Victor Batara, pihaknya tetap mencermati kaitan warga
tersebut dengan dokumen-dokumen yang ditemukan di rumahnya, antara lain
buku-buku berjudul Kabut di Atas Danau Poso dan Oase Iman, serta beberapa keping
VCD Osama bin Laden yang isinya tentang kerusuhan Poso. "Kami tetap mencermati
adanya penemuan dokumen-dokumen tersebut," ungkap Victor.
Victor menambahkan, barang-barang temuan tersebut tidak terkait dengan kasus
penembakan di Gereja Efata.
Untuk itu, Polda Sulteng akan tetap melakukan pemantauan guna mengungkap
kasus penembakan di Gereja Efata. "Mereka siap bila sewaktu- waktu dimintai
keterangan," ujarnya.
Menurut pemantauan kemarin, di sejumlah titik atau jalan yang menuju atau keluar
Kota Palu dilakukan razia dan pemeriksaan. Setiap kendaraan, baik kendaraan roda
dua maupun roda empat dihentikan oleh polisi. Pengendaranya ditanyai identitasnya.
Polisi minta surat-surat identitas diri diperlihatkan kepada mereka.
Secara umum situasi Kota Palu berjalan normal. Suasana yang sama terlihat di Kota
Poso, sekitar 220 kilometer arah tenggara dari Palu, meski beberapa waktu lalu
terjadi penembakan di Poso Pesisir dan ledakan bom rakitan di Gedung Olahraga
Puselemba, Kasintuvu, Poso Kota.
Sepanjang Sabtu dan Minggu situasinya berjalan normal. Namun, di pos-pos
perbatasan memasuki Kota Poso setiap kendaraan harus berhenti dan melapor ke
pos-pos polisi. Semua penumpang harus turun dari kendaraan dan ditanyai
identitasnya. Bahkan, para pengendara harus membawa "surat jalan" agar lebih
aman. (SSD)
Copyright @ PT. Kompas Cyber Media
|