The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Sabtu, 29 Mei 2004

Politik & Hukum

Motif Politik Hendropriyono soal LSM Dipertanyakan

Jakarta, Kompas - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono ditantang untuk membeberkan secara terbuka soal informasi yang diberikan kepada DPR tentang adanya indikasi 20 organisasi non-pemerintah (NGO) lokal dan asing yang ditudingnya bisa mengganggu stabilitas keamanan pada pemilihan umum presiden 5 Juli 2004. Pengungkapan informasi Hendropriyono semacam itu dipertanyakan motif politiknya.

Tantangan ini disampaikan Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid, Direktur Program Imparsial (The Indonesian Human Rights Monitor) Rachland Nashidik, dan Hendardi Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) melalui siaran pers bersama yang disampaikan pada hari Jumat (28/5) di Jakarta.

Seperti diberitakan, dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Selasa (25/5), BIN membeberkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam maupun luar negeri yang diduga bisa mengganggu keamanan. Disebutkan ada sekitar 20 LSM antara lain kelompok yang dipimpin Sidney Jones, Direktur International Crisis Group dan Lembaga Studi Advokasi Hak Asasi Manusia (ELSHAM) di Papua. Komisi I mendorong juga BIN agar mencegah, bila perlu menangkap tokoh LSM yang bisa mengganggu keamanan, termasuk pencekalan terhadap Sidney Jones.

Informasi BIN kepada DPR tersebut, dinilai Kontras, Imparsial dan PBHI sebagai bukti, bahwa intelijen masih memusuhi penggunaan hak ada kebebasan politik warga negara yang dilakukan secara demokratis. Tidak hanya itu, BIN juga dinilai melakukan disinformasi kepada publik untuk mengesankan bahwa ekspresi dan aktualisasi hak politik adalah ancaman bagi keamanan.

"Perlu dipertanyakan motif politik BIN melansir informasi tersebut. Apakah berkaitan dengan maraknya penolakan terhadap capres militer atau mengandung motif lain?" ujar Hendardi.

Pertanyaan tersebut dianggap penting, karena laporan intelijen tersebut tidak disampaikan secara tertutup kepada Presiden, namun dengan memperalat Komisi I DPR untuk melegitimasi tindakan politis BIN.

Pengaruhi citra Megawati

Apa yang dilakukan BIN merupakan tindakan politis di luar fungsi dan kewenangannya, yang sepatutnya mendapat teguran dari Presiden. "Pertanyaan kami, apakah tindakan yang dilakukan Hendropriyono merupakan kelanjutan dari kebijakan kabinet Megawati Soekarnoputri?" kata Hendardi.

Jika benar, maka Megawati dalam kapasitasnya sebagai salah satu capres gagal tampil sebagai figur yang nonmiliteristik. Namun jika tidak, maka informasi tersebut diduga sebagai upaya Kepala BIN membangun citra yang keliru (militeristik) terhadap Presiden Megawati Soekarnoputri.

Tuduhan bahwa laporan yang dikeluarkan kelompok masyarakat sipil bias sehingga mempengaruhi opini internasional, dianggap sangat naif. Karena opini masyarakat sipil Indonesia yang dilansir media banyak yang menyatakan ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah dan kecaman terhadap elite politik.

Menurut Usman Hamid, rencana pengusiran terhadap aktivis Sidney Jones adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. Dukungan yang diberikan oleh anggota DPR, kemungkinan dari partai politik yang merasa dirugikan oleh kampanye dari LSM. (SON)

Copyright @ PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044