Media Indonesia, Senin, 19 Juli 2004 14:53 WIB
Kapolri Brifing dengan Jajaran Polda Sulawesi Tengah
PALU--MIOL: Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar, Senin siang, melakukan brifing
dengan jajaran kepolisian Polda Sulawesi Tengah (Suulteng) menyusul insiden
penembakan di Gereja GKST Jemaat Effatha Palu yang menewaskan Pendeta
Susianti Tinulele dan melukai empat jemaat lainya.
Da'i Bachtiar kepada wartawan usai pertemuan mengatakan jajaran kepolisian di
Sulteng diperintahkan untuk mencari pelaku penembakan dengan menganalisa
kasus-kasus penembakan sebelumnya seperti kasus penembakan jaksa Fery
Silalahi.
"Barang bukti selongsong peluru, ciri-ciri pelaku, dan modus operandinya akan
dianalisa lebih dalam guna mencari pelakunya," katanya.
Selain itu, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam Kapolri
memerintahkan pemberian jaminan keamanan terhadap kegiatan keagamaan di Palu,
serta meningkatkan kewaspadaan atas setiap kasus kriminal mengingat daerah
bekas konflik Poso di Sulteng sangat sensitif dengan isu bernuansa SARA.
"Poso sebagai daerah pasca konflik sangat sensetif dalam menyikapi berbagai kasus
sekalipun termasuk kriminal murni, apalagi jika suatu perisitiwa pelaku dan korbannya
berasal dari kelompok berbeda," ujarnya.
Olehnya, lanjut dia, Mabes Polri akan menambah kekuatan personil intelijen dan
penyidik guna menuntaskan kasus penembakan tersebut.
Da'i Bachtiar yang didampingi Kadiv Humas Polri Irjen Pol Paiman, meminta
masyarakat Sulteng untuk tetap mempercayakan penanganan kasus penembakan
kepada Polri, serta tidak terprovokasi untuk melakukan perbuatan yang dapat
berdampak negatif terhadap kelangsungan kamtibmas di wilayahnya.
"Kami berharap tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk membantu
menenangkan situasi," pintanya.
Kapolri juga mengatakan insiden penembakan berdarah di gereja Effatha kriminal
yang brutal, dan tidak menutup kemungkinan masuk kategori terorisme jika telah
menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. "Soal terorisme akan kami dalami,"
ujarnya.
Kapolri Da'i Bactiar dengan menggunakan pesawat jenis Casa milik Polri melakukan
kunjungan ke Palu guna mengkoordinasikan langkah-langkah kepolisian dalam
menangani kasus penembakan di gereja Effatha.
Selama tiga jam di Palu, Rombongan Kapolri mengunjungi lokasi kejadian perisitiwa
yang terletak di Jalan Banteng Kelurahan Tatura, dan menyempatkan diri melayat ke
rumah duka Pendeta Susianti serta menjenguk empat korban luka lainnya yang
dirawat di RSU Budi Agung dan RSU Bala Keselamatan Palu.
Jemaat Gereja Effatha Palu diberondong dengan senjata otomatis oleh seorang tidak
dikenal Minggu malam sekitar pukul 19.00 Wita saat jemaat sedang menjalankan
ibadah kebaktian dipimpin Pendeta Susianti Tinulele
Pelaku penembakan yang memasuki halaman gereja, setelah sebelumnya menodong
satpam, langsung melepas tembakan ke arah dalam gereja yang saat itu pintu dalam
keadaan terbuka.
Lebih seratus jemaat gereja itu berhamburan ke luar melalui pintu samping gereja
guna menyelamatkan diri.
Pendeta Susianti Tinulele tewas di tempat dan empat jemaat lainnya menderita luka
serius.
Korban luka tembak yang saat ini dirawat di RSU Budi Agung yakni, Farid Melingko
(15) luka pada pinggul menembus perut, Krismedianto (18) luka pada lutut kiri
tembus, dan Lustianti Ampo (15) luka di bagian paha kiri.
Sementara korban Desrianti (17) yang menderita luka tembak di bagian pelipis kiri
tembus mata kini dalam kondisi kritis di RSU Bala Keselamatan.
Di dalam Gereja itu ditemukan sedikitnya sembilan selongsong kaliber 5,56 milimeter.
(Ant/O-1)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|