The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Media Indonesia


Media Indonesia, Rabu, 21 Juli 2004 15:06 WIB

POLITIK

Usut Kasus Penembakan, Mabes Polri Kirim Tim Khusus ke Palu

PALU--MIOL: Mabes Polri mengirim tim khusus untuk membantu penyelidikan kasus penembakan di Gereja GKST Jemaat Effatha Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang menewaskan Pendeta Susianti Tinulele dan melukai empat jemaat lainnya.

Tim yang berasal dari Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim), Badan Intelejen dan Pengamanan (Baintelkam), serta Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri itu tiba di Palu dengan menumpang pesawat khusus, Rabu Sore.

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Viktor Batara kepada wartawan mengatakan tim khusus yang berjumlah 25 personil itu dipimpin Brigjen Pol Sudibyo, Direkrut D (Terorisme) Bareskrim Mabes Polri.

"Tim ini akan bergabung dengan tim yang telah dibentuk oleh Polda Sulteng," ujarnya.

Mengenai perkembangan penyelidikan, Batara mengatakan pelaku penembakan telah teridentifikasi berinisial F alias A dan diperkirakan masih berada di wilayah Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

Selain itu, hasil sementara penyelidikan tim labfor menyebutkan barang bukti berupa selongsong dan peluru yang digunakan pelaku penembakan di gereja Effatha, berbeda dengan kasus penembakan terhadap Jaksa Ferry Silalahi.

Sekalipun eksekutor penembakan pada dua kasus ini berbeda, namun tidak menutup kemungkinan berasal dari kelompok yanga sama. "Yang jelas aparat berupaya maksimal mengungkap kasus ini," katanya.

Copot Kapolda Sulteng

Sementara itu sejumlah elemen masyarakat di Kota Palu mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen Pol Taufiq Ridha menyusul insiden penembakan di Gereja GKST Jemaat Effatha.

Tuntutan pencopotan Kapolda Sulteng tersebut disampaikan secara terpisah oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Tadulako (BEM-Untad), Solidaritas Perempuan, Pengurus Pusat Himpunan Pemuda Alkhairaat (PP-HPA) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Palu, Rabu.

Ketua BEM Untad Palu Agussalim mengatakan Kapolri mestinya memberikan tindakan tegas kepada Kapolda Taufiq Ridha selaku penanggung jawab tertinggi keamanan di Sulteng atas serangkaian kasus penembakan warga sipil yang tengah menjalankan ibadah di Kota Palu dan Kabupaten Poso.

"Kapolda mestinya bertanggung jawab sebab serangkaian kasus penembakan di rumah ibadah belum terungkap," kata Agussalim.

Ketua Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan Palu, Hasmiah Djalil, mengatakan sebanyak 17 kasus penembakan yang terjadi di Poso dan Palu dengan korban pemuka agama dan warga sipil yang tengah beribadah berpotensi mengancam keutuhan kerukunan ummat beragama di daerah ini.

"Sangat disayangkan polisi belum berhasil mengungkap pelaku serangkaian drama penembakan tersebut, kalaupun ada bukan pelaku utamanya. Kapolda sebagai pemamgungjawab keamanan di daerah ini mestinya bertanggung jawab," ujar Hasmiah.

Ketua Umum HMI Cabang Palu Ridwan Usman menilai kinerja aparat keamanan di Sulteng dalam memberi perlindungan kepada warga untuk menjalankan ibadahnya sangat lemah.

"Lemahnya kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Kapolda sebagai pimpinan tertinggi," katanya.

Sementara Ketua Umum PP HPA, Farid Jafar Nassar, mendesak Polri mengungkap motif dan menangkap pelakunya agar tidak menimbulkan kecurigaan di antara ummat beragama di Sulteng.

"Kasus ini sangat rentan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang menghendaki adanya perpecahan antaraummat beragama di daerah ini," ujar Farid.

Keempat pimpinan organisasi mahasiswa dan kepemudaan ini juga mengutuk aksi penembakan di rumah ibadah dan meminta pelakunya dijatuhi hukuman berat.

"Hukuman mati, sanksi yang paling pantas bagi pelaku penembakan," kata Hasmiah.

Menanggapi desakan tersebut, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Taufiq Ridha mengatakan pihaknya telah bekerja maksimal mengungkap setiap kasus, khususnya aksi penembakan di rumah ibadah.

"Saya serahkan sepenuhnya kepada Kapolri untuk menilai kinerja aparat keamanan di Sulteng," ujarnya.

Jemaat Gereja Effatha Palu diberondong dengan senjata otomatis oleh seorang tidak dikenal pada Minggu malam sekitar pukul 19.00 Wita saat sedang menjalankan ibadah kebaktian dipimpin Pendeta Susianti Tinulele

Pelaku penembakan yang memasuki halaman gereja, setelah sebelumnya menodong satpam, langsung melepas tembakan ke arah dalam gereja yang saat itu pintu dalam keadaan terbuka.

Lebih seratus jemaat berhamburan keluar menyelamatkan diri melalui pintu samping gereja itu.

Pendeta Susianti Tinulele tewas di tempat dan empat jemaat lainnya menderita luka serius.

Korban luka tembak yang kini masih dirawat di RSU Budi Agung Farid Melingko (15) luka pada pinggul menembus perut, Krismedianto (18) luka pada lutut kiri tembus, dan Lustianti Ampo (15) luka di bagian paha kiri.

Sementara korban Desrianti (17) yang menderita luka tembak di bagian pelipis kiri tembus mata yang sebelumnya dirawat di RSU Bala Keselamatan Palu telah dirujuk ke RS Angkatan Laut Dr. Ramelan di Surabaya.

Insiden penembakan juga terjadi di penghujun Mei 2004 dengan Korban Jaksa Fery Silalahi, korban ditembak oleh orang tidak dikenal di atas mobilnya saat dalam perjalanan pulang ke rumah setelah mengikuti ibadah kebaktian.

Aksi brutal penembakan juga dialami oleh jemaat Gereja Protestan di Maranda Kecamatan Poso Pesisir saat melaksanakan ibadah malam paskah, seorang pendeta tewas dan beberapa jemaat lainnya mengalami luka tembak dalam insiden medio April 2004 itu. (Ant/O-1)

Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044