Media Indonesia, Selasa, 27 Juli 2004 07:07 WIB
'Peledakan Bom di KPU Mungkin Teror Politik'
MEDAN--MIOL: Presiden Perjuangan Hukum dan Politik (PHP) Aldian Pinem
berpendapat, peledakan bom yang terjadi di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Jln Imam Bonjol Jakart Pusat, diduga merupakan teror mengenai kemungkinan
kurang transparan dalam penghitungan suara Pemilu Presiden 5 Juli 2004.
"Peristiwa bom tersebut, merupakan suatu peringatan terhadap kinerja institusi KPU
yang dinilai agak mengecewakan," ujar Pinem menjawab Antara di Medan, Senin.
Ia mengemukakan hal itu dalam peristiwa peledakan bom di ruangan kamar mandi
wanita di Gedung KPU Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat, Senin siang (26/7).
Dalam kasus peledakan bom tersebut tidak ada korban jiwa, melainkan hanya
merusakkan sebahagian pintu dan dinding kamar mandi di KPU Pusat.Dan kasus
yang sempat membuat panik itu, sudah ditangani aparat Kepolisian.
Menurut Pinem, ledakan bom yang dilakukan orang yang tidak bertanggungjawab itu,
diduga akibat kurang puas dalam penghitungan suara Pemilu Pilpres (Pilihan
Presiden) tersebut.
Bahkan, katanya, peledakan di KPU tersebut, merupakan kelemahan bagi aparat
Kepolisian yang dianggab tidak bisa memberikan jaminan keamanan.
"Kasus bom yang terjadi di siang bolong itu, dapat dijadikan pengalaman yang sangat
berharga dan tidak terulang lagi di kemudian hari," ujar Pinem.
Ketika ditanya apakah peristiwa bom di KPU tersebut ada kaitannya dengan bukti
keterlibatan Polri dalam kecurangan Pilpres melalui VCD yang ditemukan, Pinem
mengatakan, "Kemungkinan boleh jadi, karena dianggab tidak netral,".
Oleh karena itu, jelasnya, kasus yang dilakukan Polri jangan sampai terulang lagi
pada Pemilu Presiden pada putaran kedua 20 September 2004.
"KPU juga diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik pada Pemilu
mendatang dan tidak ada terjadi protes dalam penghitungan suara," kata Aldian
Pinem. (O-1)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|