Maluku Media Centre, Rabu, 28/07/2004 19:28:13 WIB
Antisipasi Daerah Perbatasan Lantamal VIII Ambon Bangun
Pangkalan
Reporter : Azis Tunny
Ambon, MMC --- Guna mengantisipasi pulau-pulau di daerah perbatasan antara
Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang berbatasan dengan Timor Leste dan
Australia, pihak Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) VIII Ambon akan membangun
pangkalan di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Kehadiran armada TNI-AL
itu diharapkan dapat menjaga pulau-pulau yang berbatasan dengan dua negara
tersebut, antara lain Pulau Kisar, Teor, Leti, Moa, Lakor dan Wetar. Demikian
disampaikan Komandan Lantamal VIII Laksamana Pertama TNI Lily Supramono
kepada wartawan di Ambon, Rabu (27/7).
Dia menyebutkan, dengan adanya serah terima kewenangan dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) ke Pemerintah Timor Leste oktober nanti, maka sudah
saatnya pihaknya membangun pangkalan TNI-AL di daerah perbatasan.
"Jadi kehadiran pangkalan TNI-AL itu nantinya untuk mengantisipasi jangan sampai
terjadi eksodus besar-besaran pasca serah terima kewenangan itu, karena untuk
kawasan perbatasan seperti itu harus ada pangkalan. Jika tidak kita sulit untuk
mendeteksi apa yang terjadi di sana," katanya. Dia menambahkan, pihaknya saat ini
telah memiliki pos Angkatan Laut di Pulau Romang. Namun diakuinya kehadiran pos
itu tidak bisa mengakses semua persoalan yang terjadi nanti.
Selain mengantisipasi terjadinya eksodus, lanjut dia, pihaknya juga mengkhawatirkan
adanya intervensi asing, karena daerah selatan daya di Kabupaten MTB sangat retan
terhadap masuknya pihak asing. "Itu kawasan yang sangat rawan masuknya pihak
asing," kata dia.
Sementara itu, Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayjen TNI Syarifuddin Summah
mengatakan, pihaknya belum lama ini meminta kepada Komisi I DPR RI untuk
mengusulkan kepada Panglima TNI agar membentuk dua satuan Detasemen Rudal
untuk menjaga wilayah perbatasan di Maluku. Satu di tempatkan di bagian selatan
Maluku dan satunya di Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Dia mengungkapkan, antara koordinat 130 Lintang Utara terdapat tiga pulau yang sulit
dijangkau pengamanan karena tidak ada lapangan terbang di daerah tersebut.
Laporan yang diterima anak buahnya menyebutkan, pulau tersebut sekarang sering
dikunjungi oleh orang Darwin, Australlia. Selain itu, dia menjelaskan, pada kawasan
itu juga sering terjadi kasus pencurian ikan. (MMC)
© 2003 Maluku Media Centre, All Rights Reserved
|