The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Poso Watch Network


Poso Watch Network, 7/21/04 5:39:21 PM

Apa dibalik penembakan di Gereja Effatha Palu

Penembakan yang terjadi di Gereja Effatha (GKST) Jl. Banteng, Palu, yang mengakibatkan Nona Pendeta Susianti Tinulele, S.Th.,(29 tahun) tamatan STT GKST Tentena, tewas, dengan tengkorak belakang terbongkar dan otaknya berhamburan di mimbar/podium, kemudian beliau jatuh bersimbah darah; Miss Desrianti anggota jemaat tertembak di bagian pelipis dan hidung dan anus yang berada dalam keadaan kristis, serta 5 anggota jemaat lainnya tertembak di kaki, lutut dan paha, merupakan peristiwa yang biadab dan tidak boleh dianggap sederhana, sehingga kemudian oleh pemerintah dan aparat kepolisian mendiamkannya. Soalnya sejak Oktober 2003 telah terjadi 17 kasus penembakan dan pembunuhan warga sipil, dan tiga di antaranya yang tewas adalah Pendeta; Hanya satu kasus (penyerangan Beteleme) yang ditangani serius. Yang lain sepertinya dipetieskan. Menurut pengamatan kami, diperlukan tekanan politis masyarakat international untuk penyingkapan kasus ini dan penangkapan serta pemrosesan hukum bagi p! ara pelakunya. Berdasarkan analisis yang berkembang ada 3 asumsi skenario, sesuai beberapa kepentingan yang mungkin diperoleh di kawasan ex konflik Poso-Palu. Bahwa eskalasi telah bergerak ke wilayah ibu kota provinsi, karena dianggap strategis demi kepentingan politis kelompok/pihak tertentu. Memang target utama adalah memancing emosi masyarakat Kristen supaya bergolak sehingga kekacauan/kerusuhan segera terjadi. Terbukti Jaksa Ferri Silalahi yang tertembak Mei lalu adalah seorang Kristen yang setia. Dan saat ini disusul dengan peristiwa di atas.

Berhubung penembakan ini dilakukan secara profesional yang emosi serta hatinya telah dibutakan oleh kepentingan yang lebih besar, maka disimpulkan bahwa pelakunya adalah oknum TNI/Polri aktif atau desersif, atau JI yang dilatih khusus. Menurut penuturan saksi mata bahwa para pelaku berbadan tegap gesit dan bersepatu lars. Bayangkan, para pelaku tiba di depan gereja langsung menyiapkan senjata yang seharusnya adrenalin dan degupan jantung terpacu tinggi; sasarannya bukan benda bukan juga binatang(yg tentu tak ada beban moral) tapi manusia/umat yang sementara beribadah, lebih khusus lagi sang Pendeta yang sementara memimpin kebaktian. Kalau bukan profesional dan tidak terlatih khusus dengan kepentingan yang sagat besar maka senjata/larasnya pasti tergetar/goncang, tapi hebat, tepat di dahi sang pendeta. Jadi bisa saja peristiwa ini berkaitan dengan persaingan politik pemilihan Presiden. Yang berkepentingan ingin menyatakan bahwa kalau bukan dia yang terpilih maka memang Indonesi! a tidak akan aman.

Suasana tidak aman atau situasi konflik dirasa perlu dipertahankan, karena keuntungan kutipan-kutipan uang dari masyarakat khususnya yang tidak memiliki KTP, kendaraan umum/ usaha, di beberapa pos TNI/Polri sepanjang jalan Trans Sulawesi Kabupaten Poso, mencapai sekitar 20 juta per hari. Juga pihak pemerintah sangat senang mengurus pengungsi yang takut untuk kembali ke kampung-kampung nya. Bantuan Sosial dan Makanan dari Pusat dan Mancanegara yang harus lewat mereka, telah dan akan sangat memperkayakan mereka.

Jamaah Islamiah/Laskar Mujahidin yang merasa tertekan, melakukan aksi dengan maksud mengatakan kepada dunia bahwa mereka tetap eksis dan dapat melakukan apa saja. Mereka ingin menyatakan bahwa pihak keamanan dan pemerintah tidak dapat melakukan apa-apa, karena oknum-oknum di jajaran pemerintahan dan keamanan telah berhasil dikuasainya.Tiga asumsi skenario di atas merupakan hasil kajian sederhana yang akan membuat kami berkesimpulan bahwa kasus-kasus Poso-Sulawesi Tengah tak mungkin terungkap, kalau Gubernur, Kapolda Sulteng, Bupati dan Kapolres Poso tidak diganti, serta diadakan pembaruan jajaran pemerintahan serta keamanan di kawasan ini.

Sekali lagi bahwa keinginan masyarakat untuk terciptanya keamanan di kawasan ini dapat terealisir kalau ada Preasure atau tekanan masyarakat International kepada pemerintah Jakarta. Kami masih akan menghadapi situasi rawan, pertama dalam proses pemilihan presiden kedua (September) dan proses pemilihan Bupati Poso (Januari 2005).

Poso Watch Network

DR. H.F. Saerang
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044