The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Republika OnLine


Republika, Jumat, 04 Juni 2004

Polda Maluku Lepas Tersangka Teror Bom

Laporan : kir

AMBON -- Polda Maluku melepaskan Femmy Souissa, tersangka pelaku bom yang baru ditangkap sehari sebelumnya. Femmy ditangkap pada Sennin (1/6), dan dilepas pada Selasa (2/6). Kapolda Maluku, Brigjen Polisi Aditya Warman, kepada pers, Rabu (3/6) membenarkan telah dilepaskannya orang yang diduga menjadi otak peledakan di Ambon itu.

Menurutnya, Femmy hanya dikenai wajib lapor setelah menjalani pemeriksaan. ''Jadi, dia masih dikenakan wajib lapor,'' kata Aditya Warman. Hanya saja dirinya tidak menyebutkan alasan dilepaskannya buron kakap yang baru ditangkapnya itu. Namun, Kapolda kembali menyatakan kalau Femmy suatu saat bisa dipanggil lagi. ''Wajib lapor itu, artinya bisa dipanggil lagi,'' katanya. Penangkapan Femmy dan komplotannya di Ambon, terkesan spektakuler. Pasalnya, saat dibawa ke Mapolres Ambon, seluruh kepala Femmy ditutup. Hanya matanya saja yang terlihat.

Persis seperti Polisi membawa tahanan kasus bom Bali, Imam Samudra dan kawan-kawan. Sementara itu, sehari setelah dilepaskan polisi, Femmy Souissa melakukan konferensi pers di ruang Asisten I Setda Maluku, Rabu (2/6). Tidak jelas, mengapa pentolan preman di Ambon itu bisa menggunakan ruangan itu. Sejumlah pejabat tidak bisa memberikan jawaban ketika ditanya masalah itu. Asisten I Sekda Maluku, Izaac Saimima, juga tidak ada di tempat. Kepada wartawan, Femmy Souissa yang didampingi Emang Nikijuluw (juga salah seorang yang ditangkap) menuding dua oknum polisi dan pimpinan Front Kedaulatan Maluku (FKM)/Republik Maluku Selatan (RMS), Ronny Rijoli, berada di balik aksi teror bom dan skenario penangkapan mereka.

''Kita mau klarifikasi, bahwa kita tidak terlibat dalam berbagai aksi teror bom di Ambon,'' tegas Femmy. Keduanya menjelaskan, sebelum nama mereka disebut sebagai otak di balik aksi teror bom di Kota Ambon, pasca insiden 25 April lalu, terlebih dahulu telah beredar kaset rekaman VCD yang dibuat oleh kelompok FKM/RMS. Isi rekaman dalam VCD yang beredar luas di kalangan warga Kristen itu, antara lain, berisikan pengakuan Donald Hallatu, warga Batugantung, yang menginformasikan bahwa pembakaran ratusan rumah warga Kristen di Batugantung Waringin, dekat Gereja Rehobot, dilakukan oleh anak-anak Agas (nama geng), di wilayah Kristen atas perintah Femmy Souissa. Dalam menjalankan aksi pembakaran itu, mereka dibekali dengan bom. ''Itu semua tidak benar,'' katanya.

Menurut Femmy, saat di Mapolres, ia bertemu dengan Emang Nikijuluw yang telah dijemput terpisah. Mereka dipertemukan dengan Kapolda Maluku, Brigjen Pol Aditya Warman, Kadireskrim Polda Maluku, Kombes Pol Usman Nasution, Kapolres Ambon, AKBP Leonidas Braksan, dan beberapa perwira penyidik. ''Kami diinterogasi dan dipaksa mengakui terlibat dalam berbagai aksi teror bom di Ambon. Namun kami menolak,'' kata Emang dan Femmy. Kemudian penyidik menghadirkan Andre Lestuny di ruang kerja Kapolres. Saat melihat dirinya, lanjut Femmy, Lestuny langsung menyebut bahwa pria yang tangan kirinya hanya berjari tiga ini sebagai otak pelaku teror bom. Lestuny mengaku mengenal Femmy dan disuruh oleh yang bersangkutan.

© 2003 Hak Cipta oleh Republika Online.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044