SINAR HARAPAN, Senin, 07 Juni 2004
Perang Suku di Timika, 79 Orang Luka, Tiga Tewas
Jayapura, Sinar Harapan
Jumlah korban bentrokan antara suku Damal dengan suku Nduga, di Timika, ibukota
Kabupaten Mimika, Papua terus bertambah. Hingga Senin (7/6), korban luka-luka dari
kedua belah pihak mencapai 79 orang. Mereka sebagian dirawat di RS Mitra
Masyarakat Timika dan lainnya di Puskesmas Timika,
Bentorkan antar kedua suku itu berlanjut pada Senin pagi di dua tempat,yakni
kompleks Kwamki, dan kompleks Djajanti. Dalam bentrokan ini, korban luka-luka dari
kedua belah pihak mencapai 39 sembilan orang, masing-masing 13 orang di
Kompleks Kwamki Lama, dan 26 orang di Kompleks Djajanti. Mereka langsung
dibawa ke RS Mitra Masyarakat. Namun tidak ada korban meninggal, kecuali
bentrokan pada Sabtu (5/6) yang mengakibatkan tiga orang tewas dari kedua belah
pihak
Kapolda Papua Irjen Timbul Silaen maupun Kapolres Mikika AKBP Paul Waterpouw
masih di Mimika untuk mengupayakan perdamaian kedua belah pihak. Namun upaya
ini belum berhasil karena salah satu suku masih berupaya menyamakan jumlah
korban tewas.
Bentrokan antar suku di Timika terjadi sejak Sabtu (5/6) antara Suku Damal dan Suku
Nduga yang mengakibatkan Pedinan Alom dan Junar Murib dari suku Damal tewas,
sementara seorang tewas dari Suku Nduga adalah Novi Coom. Korban luka-luka
sebanyak 40 orang dan kemudian dilarikan ke RS Mitra Masyarakat dan Puskesmas
Timika.
Sumber SH di Timika mengatakan bentrok antar suku ini sebenarnya sudah terjadi
pada Kamis (20/5). Saat itu ada warga dari Suku Nduga bernama Novi Coom
meninggal dunia, dan keluarganya mencurigai kematiannya karena diguna-gunai.
Jimmy, salah satu keluarga Novi menyatakan dirinya bisa mencari pelaku yang
menyebabkan Novi meninggal, yaitu dengan cara melepaskan panah. Apabila panah
tersebut mengenai seseorang maka dialah yang mengguna-gunai Novi sampai
meninggal.
Ketika panah dilesatkan, ternyata anak panah mengenai paha Mathias Murib warga
Suku Damal. Nyawa Mathias pun tidak dapat tertolong dan meninggal. Akan halnya
Jimmy si pelaku yang memanah Mathias langsung kabur lari kearah Kwamki Lama
dan bersembunyi di rumah keluarganya di Jal.Mambruk Jalur I Kwamki Lama
Di saat aparat kepolisian Polres Mimika hendak mengambil si pelaku, oleh keluarga
Jimmy tidak mengizinkannya. Sikap keluarga Jimmy inilah yang membuat keluarga
(Alm) Mathias yang tinggal di SP 13 dam Jl Sosial Kwamki Lama merasa tersinggung
dan langsung menyerang ke Jalur I tempat Jimmy bersembunyi pada hari Sabtu
subuh itu.
Akhirnya perang Suku di antara Suku Nduga dan Suku Damal tidak dapat
terhindarkan pada hari Sabtu (5/6) sekitar Pukul 03:00 WIT sampai Pukul 05:00 WIT,
sehingga akibat bentrok itu menyebabkan dua warga tewas yakni Pendinan Alom dan
Junar Murib dan sekitar 40-an warga diantara kedua suku ini luka-luka. (ded)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|