SINAR HARAPAN, Senin, 14 Juni 2004
Hamzah Haz Dikepung Pengungsi Korban Konflik
Ambon, Sinar Harapan
Ribuan pengungsi korban konflik Ambon mengepung capres dari Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) Hamzah Haz saat berkunjung ke tempat penampungan
pengungsi Taman Hiburan Rakyat (THR) di kawasan Waihaong, Kecamatan
Nusaniwe, Kota Ambon, Sabtu (12/6) sore. Hamzah Haz dikepung karena para
pengungsi ingin bersalaman mengingat kesempatan seperti ini sangatlah langka.
Hamzah yang mendapat pengawalan ketat aparat keamanan dengan senyum
berusaha menjabat tangan para pengungsi yang dekat. Pasangan Hamzah Haz-Agum
Gumelar hanya sempat berdialog sekitar 10 menit dengan para pengungsi.
Hamzah mengatakan pemerintah tetap memperhatikan korban konflik Maluku,
terutama Kota Ambon untuk ditangani sesegera mungkin. "Porsi pengungsi di
Maluku, terutama Kota Ambon, sudah dialokasikan dananya melalui sejumlah
departemen sehingga tidak perlu resah," katanya.
Hamzah mengatakan yang terpenting para pengungsi tidak terprovokasi sehingga
menyulut konflik baru yang nantinya hanya meninggalkan penderitaan
berkepanjangan bagi masyarakat. Hamzah Haz saat itu juga mendapat sambutan
hangat ketika melontarkan programnya untuk membebaskan SPP dari tingkat SD
hingga SLTA bila terpilih menjadi Presiden lima tahun mendatang.
"Saya akan membebaskan SPP karena sektor pendidikan dan kesehatan
diprogramkan menjadi ‘lokomotif’ pembangunan berbarengan dengan sektor
ekonomi sehingga bisa mensejahterakan rakyat, sekaligus memberikan kontribusi
bagi pembangunan," tandasnya.
Basis Agama
Sebelumnya saat bersilaturahmi dengan civitas akademika Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Ambon, Hamzah Haz juga memandang perlu lembaga
pendidikan berbasis agama harus diberi porsi bantuan dana bagi pengembangan, baik
fasilitas dan peningkatan SDM yang lebih besar dari sekolah negeri karena strategis
dalam membangun bangsa Indonesia ke depan.
"Saya minta pernyataan ini dicatat karena lembaga pendidikan berbasis agama, baik
Islam dan lainnya itu memiliki nilai plus yakni menguasai iptek dan membentuk moral
dan akhlak," katanya.
Olehnya itu, Hamzah Haz mengaku akan memprioritaskan pendidikan berbasis
agama harus diberi bantuan besar karena bangsa Indonesia sendiri meyakini
Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa itu jaminan dan inti dari
Pancasila.
"Itu sesungguhnya bila dilaksanakan dengan benar, maka merupakan akidah dari
ukuwah dan syariat Islam," katanya. Hamzah Haz, menilai selama 58 tahun setelah
kemerdekaan, 17 Agustus 1945 lalu, ternyata hanyalah 20 persen dari 220 juta
penduduk Indonesia yang menikmati pembangunan, sedangkan 80 persen terpaksa
miskin dan sangat miskin.
"Begitu pun terjadi jurang sangat lebar antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan
Kawasan Timur Indonesia (KTI) sehingga terjadi sejumlah gejolak berupa kerusuhan
dengan tujuan memisahkan diri dari NKRI seperti di NAD, Papua dan di Maluku
dengan RMS," katanya. Pembangunan terlihat sangat signifikan hanya dalam satu
kawasan di KBI seperti di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek).
Hamzah Haz mengatakan perlu diprioritaskan sektor pendidikan dan kesehatan
sehingga muncul SDM andal yang mampu mengelola potensi SDA bagi
kesejahteraan rakyat, sekaligus memberikan kontribusi bagi pembangunan.
"Dari peringkat pendidikan saja saat ini Indonesia berada di urutan ke-112. Jauh
dibandingkan Malaysia di urutan 56 dan Singapura 26. Saya bila dipercayakan
menjadi presiden dan berduet dengan Agum Gumelar, maka pastinya sektor
pendidikan dan kesehatan diprioritaskan dengan menyeimbangkan sektor ekonomi,"
katanya.
Saat ini, kata Hamzah, Indonesia belum mampu mengelola potensi SDA sehingga
penerimaan sangatlah kecil, akibatnya 80 persen dari 220 juta jiwa penduduk masih
miskin dan sangat miskin. (izc)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|