The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Kamis, 29 Juli 2004

Komnas HAM: Penegakan Hukum di Poso Belum Optimal

Jakarta, Sinar Harapan - Desakan untuk membuka tabir kasus penembakan Pendeta Susianti di Gereja Efata Palu dan konflik yang berkelanjutan di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) disuarakan oleh kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Menurut keputusan pleno komisi itu, penyelidikan atas kasus Palu dan Poso resmi dilakukan. Dan, tim lanjutan akan dikirimkan segera ke lokasi konflik di Sulteng tersebut. Hasil awal kerja Komnas HAM di sana menemukan, penegakan hukum tak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak kasus hukum di sana yang belum terselesaikan. Ketua Komnas HAM Abdul Hakim Garuda Nusantara mengatakan di Jakarta, Rabu (28/7).

"Kita sudah ada tim yang ditugaskan ke sana. Itu akan kita perkuat dengan Farid dan Said Nizar yang akan ke sana untuk memetakan permasalahan dan perkembangan terakhir di Palu dan Poso. Kita mendorong supaya aparat itu lebih tanggap," paparnya selepas pleno itu di kantor Komnas HAM.

Abdul Hakim menambahkan, tim sebelumnya yang dianggotai oleh anggota Komnas HAM, Prof. Achmad Ali dan Hasto Admodjo masih bekerja di Sulteng. Tim susulan yang beranggotakan M. Farid dan Said Nizar akan diturunkan segera ke lokasi sama. Namun, belum dibahas apakan tim itu akan menjadi Komisi Penyelidik Pelanggaran (KPP) HAM atau bukan.

Hal sama dikatakan oleh anggota Komnas HAM Samsyuddin dan Sulistyowati Sugondo yang menerima kedatangan sejumlah LSM di sela pelaksanaan pleno. Dikatakan mereka, tim Komnas HAM yang turun ke Palu dan Poso masih berkerja dan kemungkinan bakal ditingkatkan ke tahap projustisia yang berlanjut dengan rekomendasi ke pemerintah. "Penyelidikan oleh Komnas HAM sifatnya penyelidikan justisia akan direkomendasikan ke pemerintah," papar Syamsuddin.

Komnas Lamban

Dalam kesempatan itu, sejumlah LSM yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Papua dan Forum Ko-munikasi Pemuda Pelajar Poso menanyakan tindak lanjut penanganan kasus tersebut dan kelanjutan kasus tewasnya Theys Eluay dan hilangnya Aristoteles Masoka, sopir Theys yang kini tak kunjung disimpulkan oleh Komnas HAM.

Ikohi, Kontras Papua, LBH Jakarta, PGI Crisis Center, dan GMNI yang tergabung di Koalisi itu mendesak Komnas HAM menginvestigasi secara resmi berbagai kasus bernuansa pelanggaran HAM berat di wilayah Sulteng dan Papua.

Menurut orang tua Aristoteles yang hadir bersama Koalisi, Jonas Masoka, kasus Theys belum selesai dengan proses pengadilan terhadap sejumlah oknum yang terlibat. Hingga kini, anaknya tidak pernah ditemukan dan berhasil diungkap dari proses peradilan itu. Ia menuntut tanggung jawab negara dalam peristiwa itu dan meminta Komnas HAM mengusut berbagai peristiwa pelanggaran HAM di Papua. (rik)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044