The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 31 Mei 2004

Pengungsi di Ambon Butuh Perhatian Khusus Pemerintah

Aparat Keamanan Dinilai Tidak Jujur Mengungkapkan Fakta

AMBON - Kota Ambon kini dibebani persoalan pengungsi yang semakin berat. Sebanyak 36.000 kepala keluarga (KK) sisa pengungsi akibat konflik 1999 lalu belum terselesaikan, kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku harus menangani 10.985 pengungsi sejak konflik 25 April lalu.

Gubernur Maluku Karel Ralahalu di Ambon, Sabtu (29/5), kepada Pembaruan mengatakan, para pengungsi, baik yang lama maupun yang baru, butuh perhatian khusus. Sesuai anggaran yang telah dialokasikan, persoalan pengungsi memang menjadi prioritas utama.

Dikatakan, rumah pengungsi yang telah dibangun dan kembali dibakar 589 unit, perumahan rakyat yang terbakar berjumlah 258 unit, selain 10 unit barak pada konflik baru lalu ikut dibakar.

Konflik yang terjadi baru lalu telah menelan korban jiwa 268 orang. Hingga kini, korban yang masih dirawat sebanyak 94 orang belum termasuk korban bom yang terjadi baru-baru ini. Korban meninggal dunia berjumlah 41 orang, dua di antaranya anggota Brimob Kelapa Dua. "Jumlah korban meninggal belum termasuk korban peledakan bom," katanya.

Kini, Kota Ambon mendapat pengamanan dari empat satuan setingkat kompi (SSK) Brimob Kelapa Dua dan satu Batalyon TNI Yonif 413 Solo Jawa Tengah, selain satuan Arhanudse 11 yang memang telah bertugas di Ambon selama setahun lebih.

Sementara itu, teror bom yang disebarkan ke berbagai lokasi di Kota Ambon membuat masyarakat sangat resah. Kekhawatiran, ketakutan, bahkan kecurigaan kini mewarnai kehidupan warga Ambon.

Setelah ledakan bom di Halong dan Pasar Kaget Batu Merah dua hari ini bom pun ditemukan di beberapa lokasi berbeda. Sedikitnya sekitar enam lokasi di antaranya Lateri, Waitatiri, Tugu Trikora, dan Pasar Passo Ambon.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Maluku Komisaris Polisi Hendro Prasetyo kepada Pembaruan akhir pekan lalu mengatakan, beberapa buah benda yang ditemukan setelah diteliti, ternyata bukan bom. Hal ini berbeda dengan keterangan salah seorang anggota tim jihandak yang mengatakan bahwa benda-benda yang dicurigai tersebut ternyata bom. Akibat informasi simpang-siur ini, masyarakat berang pada aparat kepolisian yang sepertinya main-main dengan konflik yang melanda Kota Ambon.

Banyak kalangan menilai, Polda Maluku tidak jujur kepada warga dalam mengungkap berbagai kasus yang terjadi pascakonflik 25 April.

Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi Pr baru-baru ini mengatakan, kalau sekadar main-main, sebaiknya aparat keamanan jangan datang ke Ambon.

Dirinya bingung sikap bermain-main dengan nyawa manusia yang ditunjukkan aparat keamanan. "Rakyat Maluku tidak mau dipermainkan, rakyat Maluku berharga, rakyat Maluku punya hak untuk hidup damai di Maluku," katanya.

Ketidaktransparan aparat ini ditandai dengan dilepaskannya dua pelaku pembawa bom, tanpa penjelasan resmi tentang keberadaan kedua pelaku tersebut. Kasus lolosnya empat pendukung FKM/RMS, dan penangkapan sejumlah orang terkait dengan dokumen nama-nama warga yang menjadi pengikut FKM/RMS, tidak diklarifikasi hingga kini.

Kapolda Maluku Brigjen Polisi Aditya Warman mengatakan, pelaku pembawa bom akan dihadirkan. "Situasi Kota Ambon yang diwarnai terror bom dan ledakan bom terkait dengan suhu politik yang mulai meningkat memasuki masa Pemilihan Presiden," jelas Kapolda.

Pihaknya akan segera membawa peralatan laboratorium forensik untuk memperlancar tugas kepolisian di Maluku. Menurut Aditya, anggota tim jihandak yang ada dirasa cukup untuk menangani kasus terror bom yang terjadi sporadic di berbagai tempat.

Gerson (65) warga Kayu Putih Kecamatan Sirimau mengaku kecewa menjalani hidup di Kota Ambon. Aparat tidak memberikan kepercayaan yang cukup kepada masyarakat.

"Bisa-bisa kita tidak percaya lagi kepada institusi negara. Hidup kami jadi tidak tenang, mau ke pasar takut, mau ke pertokoan takut, mau ke rumah ibadah pun harus hati-hati," keluhnya.

Berjalan

Sementara itu, Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Provinsi Maluku Ir Antonius Sialoho, Minggu (30/5) menuturkan, pembangunan Kantor Gubernur Maluku saat ini yang telah rampung baru dua lantai yang kini telah dipergunakan.

Biaya senilai Rp 4 miliar sedang dipakai saat ini untuk menuntaskan beberapa bagian yang belum rampung. Bila Rp 17 miliar kekurangan dana pembangunan kantor iru belum direalisasikan, dipastikan pembangunan Kantor Gubernur Maluku akan terhenti.

Menyinggung tentang proyek APBN Antonius mengemukakan, jalan Tulehu - Liang, Passo - Tulehu, dan Durian Pata - Laha merupakan program pemeliharaan berskala bernilai Rp 20,7 miliar. Jembatan Wai Tala di Pulau Seram Rp 7,2 miliar, Jalan Waiselan - Latu sepanjang 42 KM Rp 15 miliar, Bendungan Matakabo dibangun sebanyak lima tahap senilai Rp 52 miliar, dan proyek air bersih di Mako Pulau Buru R 1,5 miliar.

Menurutnya, lima proyek APBN yang baru di resmikan Presiden beberapa waktu lalu itu semuanya bernilai Rp 113,4 miliar. "Hasil pembangunan sejumlah proyek itu sangat bermanfaat bagi masyarakat di daerah-daerah setempat, ini kebutuhan publik yang sangat esensia," katanya. (VL/N-6)


Last modified: 31/5/04
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044