SUARA PEMBARUAN DAILY, 07 Juni 2004
Perusakan tempat ibadah di Ciputat dan Pamulang 3 warga
dimintai keterangan
JAKARTA - Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Prasetyo
mengatakan, Senin (7/6), petugas tidak akan menolerir pelaku atau siapa pun yang
terbukti terlibat kasus perusakan empat tempat ibadah di wilayah Ciputat, Jakarta
Selatan, Minggu (6/7).
"Jika pelaku itu menilai perusakan tersebut karena terkait izin pembangunan atau
soal perizinan, mestinya melaporkannya kepada pihak terkait yang menangani
masalah itu, bukan justru melakukan perusakan atau tindakan mengarah anarkis
lainnya. Soal pengembangan penyelidikan peristiwa perusakan tempat ibadah di
Ciputat sampai saat ini sedikitnya tiga warga dimintai keterangan Poltres Jakarta
Selatan," kata Prasetyo kepada Pembaruan, Senin pagi.
Sedang Beribadah
Seperti diberitakan, empat tempat ibadah di sekitar wilayah Ciputat dan Pamulang,
Tangerang, Banten, dirusak massa tak dikenal, Minggu (6/6) siang. Perusakan itu
sempat melukai Pendeta Jonathan Wijaya dan Rolly Masbaid, salah satu anggota
jemaat.
Tempat ibadah yang dirusak massa itu adalah Gereja Ellem di ruko Jalan RE
Martadinata No 10 C RT 03/09, Cipayung, Ciputat, GPI di ruko Pondok Cabe,
Kompleks Mutiara Centre Blok A3-5, Gereja Bukit Sion di ruko Pondok Cabe,
Kompleks Mutiara Centre Blok D12, Gereja Ellem di ruko Pondok Cabe, Kompleks
Mutiara Centre, Blok 28.
Keterangan yang diperoleh di lokasi menyebutkan, massa yang berjumlah lebih dari
100 orang awalnya menyerbu tempat ibadah yang berada di sebuah ruko di Kompleks
Mutiara Centre, Pamulang, Tangerang, Banten.
Di deretan ruko itu terdapat tiga ruko yang digunakan sebagai tempat ibadah oleh
jemaat gereja Bukit Sion, GPI, dan Ellem. Mereka merusak gereja tersebut saat
jemaat sedang melakukan ibadah.
Massa yang datang langsung masuk dan menghancurkan kursi serta meja-meja di
dalam Gereja Bukit Sion di Blok A3-A5 Ruko Mutiara Center. Massa langsung
merusak kaca-kaca ruko dan mengobrak-abrik meja dan kursi tempat jemaat yang
sedang berdoa.
Saat itu Rolly, seorang jemaat, mengalami luka-luka, akibat dipukul massa. Rolly
yang mengalami luka ringan, langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Massa juga menyerbu GPI di Blok B12 yang masih berdekatan dengan Gereja Bukit
Sion di Ruko Mutiara Center, Pamulang. Sama seperti halnya di Gereja Bukit Sion,
massa merusak tempat ibadah yang berada di ruko milik Iswan Darmawan itu. Dalam
peristiwa tersebut tidak ada yang luka-luka, hanya meja dan kursi berantakan.
Selanjutnya, massa berge-rak ke Gereja Ellem di Blok B6 No 28 Ruko Mutiara
Center. Massa kembali melakukan hal yang sama. Mereka masuk sambil
menghantamkan kayu balok ke setiap tempat yang dilewati.
Selesai merusak di gereja lingkungan ruko Mutiara Center itu, massa kemudian
bergerak ke arah Ciputat. Mereka menuju Gereja Ellem di Jalan RE Martadinata di
sebuah ruko No 10 C RT 03/09, Cipayung, Ciputat, Tangerang, Banten.
Saat itu di lingkungan Gereja Ellem sedang dilaksanakan kegiatan bakti sosial donor
darah. Saat massa datang, kegiatan bakti sosial itu terhenti dan jemaat yang berada
di tempat itu histeris.
Massa kembali merusak. Semua alat kedokteran yang sedang digunakan untuk
kegiatan donor darah dihancurkan. Massa juga merusak perlengkapan ibadah di
dalam gereja.
Pendeta Jonathan Wijaya mencoba menenangkan massa, namun justru menjadi
korban. Ia dipukuli hingga mengalami luka-luka pada bagian kepala dan tangan.
Tiga Ditahan
Saat terjadi penyerbuan itu, tidak ada anggota polisi di tempat kejadian. Polisi datang
setelah semua pelaku meninggalkan gereja yang berantakan.
Polisi yang datang setelah semua perusakan berakhir hanya mewawancarai jemaat
dan warga sekitar untuk mengetahui massa yang melakukan hal itu.
Kapolsek Ciputat Ajun Komisaris Hamdani menyatakan masalah tersebut telah
ditangani Polres Jakarta Selatan. Hingga kini polisi masih menahan tiga orang yang
dijadikan tersangka dalam kasus perusakan itu.
Juru bicara Polda Metro Jaya belum menjelaskan sejauh mana hasil pemeriksaan
ketiga warga itu, dengan pertimbangan petugas setempat masih mempelajari untuk
menggali motif massa yang terlibat kasus perusakan itu. Petugas mengembangkan
pelaku lainnya, termasuk apakah mereka juga merencanakan aksi perusakan itu.
Menjawab apakah perusakan tersebut terkait dengan situasi politik, Prasetyo
menyatakan, sampai saat ini penyelidikan diintensifkan, dan sesuai kondisi di
lapangan untuk sementara ini dianggap sebagai peristiwa kriminal.
Perusakan di Bekasi
Peristiwa nyaris sama terjadi di Bekasi. Rumah Wiman Sitanggang, warga
Perumahan Griya Asri, Tambun, Bekasi, yang diduga digunakan tempat ibadah,
Minggu (6/6), didatangi puluhan orang. Mereka melempari rumah tersebut dengan
benda keras.
Kejadian tersebut berlangsung pukul 21.00 WIB, dan tidak ada korban. Sebelum
melakukan aksi tersebut pemilik rumah dikabarkan sempat ditegur, diperingatkan
warga, untuk tidak digunakan sebagai acara kebaktian, karena dianggap mengganggu
lingkungan.
Sejumlah petugas dari Polsek Tambun tiba di lokasi kejadian setelah aksi perusakan.
(KR/G-5)
Last modified: 7/6/04
|