SUARA PEMBARUAN DAILY, 09 Juni 2004
Mahasiswa Bakar Boneka Sidney Jones
SEMARANG - Kendati Pemerintah Indonesia secara resmi telah mendeportasi
Sidney Jones, kecaman terhadap Direktur International Crisis Group (ICG) itu masih
terus bermunculan.
Di Semarang, sedikitnya 50 mahasiswa dari dua kelompok yang berbeda, yakni
Perhimpunan Mahasiswa Muslim Antarkampus (Pammas) dan Forum Komunikasi
Mahasiswa IAIN Walisongo, membakar boneka yang menyerupai Sidney Jones di
halaman Kantor Citibank, di Jalan Pahlawan, Semarang, Selasa.
Aksi para mahasiswa yang memaksa masuk ke halaman kantor bank swasta asing
itu, sempat dihalang-halangi satpam dan puluhan polisi dari Polwiltabes Semarang.
Sempat terjadi ketegangan karena terjadi aksi saling dorong di pintu pagar. Gagal
menerobos pintu pagar, mahasiswa kemudian nekad melompat pagar dan masuk ke
halaman kantor tersebut.
Untuk menghindari bentrokan, aksi lompat pagar itu tidak dicegah aparat keamanan.
Para pengunjukrasa akhirnya berorasi, sementara puluhan polisi dan satpam
berjaga-jaga di depan pintu masuk bank tersebut.
Mukhtarom, koordinator Pammas, dalam orasinya meminta aparat keamanan untuk
menindak tegas semua kelompok yang telah membocorkan dokumen negara kepada
pihak asing. Bahkan dia meminta agar mengusut tuntas semua kelompok yang
dituding sebagai provokator asing, terutama yang berasal dari Amerika Serikat,
seperti Sidney Jones.
Pendeportasian Sidney Jones dari Indonesia, menurut dia, hendaknya jangan hanya
berhenti pada pelanggaran administrasi keimigrasian, tapi juga harus diusut tuntas
atas dugaan praktik mata-mata.
''Kita harus melihat lebih dalam lagi, sebenarnya sejauh mana manfaat penelitian ICG
tentang demokrasi dan demokratisasi bagi rakyat Indonesia, karena ternyata hasil
studinya justru diserahkan kepada negaranya,'' tukas Mukhtarom.
Senada dengan itu, Koordinator Forkom IAIN Wali Songo Sukijen Awaly meminta
aparat keamanan untuk menindak pula kelompok gerakan domestik yang ikut pula
membocorkan dokumen negara dan kegiatan spionase. Mereka juga menolak segala
bentuk campurtangan negara luar dalam proses politik dan hukum di negeri ini.
Dalam aksinya, kedua kelompok itu bahkan mendesak pemerintah untuk
memulangkan Dubes Amerika Serikat Ralph L Boyce dan mengambil langkah
memutuskan hubungan diplomatik dengan negara adikuasa tersebut. (142)
Last modified: 9/6/04
|