SUARA PEMBARUAN DAILY, 23 Juli 2004
Solidaritas Aceh-Papua Tolak Militerisme
YOGYAKARTA - Ratus-an pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Solidaritas
Aceh-Papua (SAP) Yogyakarta, melakukan aksi damai dan menyerukan penolakan
tindak militerisme di Aceh dan Papua, Kamis (22/7). Demonstran dengan
menggunakan pakaian adat Aceh dan Papua itu, mengawali aksi mereka dari
bundaran UGM menuju gedung DPRD DIY dan mengakhirinya di depan Kantor Pos
Besar Yogyakarta.
Dalam orasinya, koordinator aksi Arkilaus Baho menyatakan, aktor utama dalam
pemberangusan demokrasi adalah TNI. Beberapa kasus pelanggaran HAM yang
dilakukan TNI tidak pernah diselesaikan secara hukum dan selama ini menjadi
reklame buruk. Mereka juga menyerukan penghapusan daerah operasi militer di Aceh
dan Papua. "Pembunuhan politik yang dilakukan terhadap Ketua Presidium Dewan
Papua, Theys Hiyo Eluay, sampai sekarang tidak jelas penyelesaiannya. Pemerintah
tidak transparan," ujar Arkilaus.
Selain itu, kasus-kasus pelanggaran HAM seperti Abepura berdarah dan Wasior tidak
pernah diselesaikan secara tuntas. "Rakyat Papua juga menderika karena
keteledoran pemerintah masa lalu, yang membolehkan bumi Papua dirusak oleh
orang asing. Namun pemerintah sekarang juga tidak tegas menyikapinya," katanya.
Arkilaus menambahkan, dengan pemekaran Provinsi Papua, hal itu telah menjadi
pemicu konflik yang sengaja dipasang TNI untuk setiap saat dapat ditarik dan
memuntahkan semangat konflik. (SKA/Y-3)
Last modified: 23/7/04
|