SUARA PEMBARUAN DAILY, 24 Juli 2004
Polisi Selidiki Keterkaitan Pembunuhan Pdt Susianty Ditemukan
Dokumen yang Mencurigakan
PALU - Aparat Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) kini menyelidiki keberadaan
beberapa dokumen yang disembunyikan dalam tanah ketika melakukan serangkaian
penggerebekan di Tulo, Kecamatan Dolo, Kabupaten Donggala.
Dalam penggerebekan yang berlangsung Kamis malam itu, aparat berhasil
menemukan satu tas plastik berisikan antara lain tiga keping kaset CD, diantaranya
berisi gambar Osama Bin Laden, satu popor senapan, tiga kaset biasa dan dua buah
buku masing-masing berjudul Kabut di Atas Danau Poso dan Oase Iman.
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Taufik Ridha, mengatakan kepada wartawan, Jumat
(23/7) di Palu, benda-benda tersebut kini sedang diperiksa aparat, apakah ada
hubungannya dengan kejadian-kejadian yang terjadi daerah ini, termasuk kasus
penembakan Pdt. Susianty.
"Yang mencurigakan, benda-benda tersebut ditemukan ditanam dalam tanah di
belakang rumah seorang warga Tulo yang digerebek rumahnya," katanya. Dijelaskan,
benda-benda tersebut ditanam di bawah pohon pisang di belakang rumah penduduk
setempat.
Berkaitan dengan itu, aparat juga meminta keterangan dua orang warga Tulo berinisial
D dan salah seorang anaknya.
"Tapi semua ini baru langkah pemeriksaan, belum ada indikasi keterlibatan dalam
penembakan Pdt. Susi," jelas Kapolda.
Sementara itu Gubernur Sulteng, HA Ponulele, mengatakan kasus penembakan yang
menimpa Pdt. Susi merupakan perbuatan terkutuk dan harus diusut tuntas.
Ia mendesak aparat keamanan dapat segera mengungkap siapa dalang dibalik kasus
yang sangat meresahkan masyarakat ini.
"Kalau perlu, Polri bisa mendapat bantuan aparat TNI untuk mengusut masalah ini,"
katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat.
Pemprov Sulteng lanjutnya, akan terus mendukung semua upaya Polri maupun TNI di
sini dalam mengusut semua kasus penembakan, teror bom yang menjadikan daerah
ini tidak aman.
Aksi Keprihatinan
Sementara itu, berbagai eleman umat Kristen Yogyakarta yang tergabung dalam
Jogja Christian Society (JCS) menyampaikan solidaritasnya dan keprihatinannya atas
tewasnya Pendeta Susianty Tinulele di gereja Efatha, Palu Sulawesi Tengah. Warga
Kristen dari berbagai elemen itu melakukan aksi di gedung DPRD DIY, Jumat (23/7).
Dipimpin oleh Ketua JCS , Pendeta Pringgosekardjo, umat Kristen Yogya dari unsur
PGI DIY, Perksekutuan Injil Indonesia, Gabungan Gereja Baptis Indonesia, Aktivis
Pemuda Kristen, Jaringan Doa Wanita DIY, menyerukan bahwa penembakan
terhadap pendeta Susianty Tinulele merupakan perbuatan tidak berperikemanusiaan.
Umat Kristen mengutuk keras aksi teror terhadap umat yang sedang menjalankan
ibadah dan pembunuhan seorang pendeta yang sedang menyampaikan firman Tuhan.
"Penembakan hamba Tuhan dan umat yang tengah mengikuti kebaktian, sangat
menyakiti hati seluruh umat beragama, khususnya umat Kristiani. Kita minta kepada
aparat yang berwenang mengusut tuntas peristiwa tersebut," ucapnya.
Dalam aksi itu, Pringgosekardjo mengajak semua umat beragama untuk merapatkan
barisan dan tidak mudah terpancing provokasi dan teror oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Saat ini, kata dia, terlihat ada upaya untuk memecahbelah umat
beragama.
"Kami mendesak aparat untuk segera mengusut tuntas kasus terorisme itu. Kami
juga mendesak kepada lembaga legislatif, eksekutif serta yudikatif untuk lebih
memperhatikan dan membela masyarakat korban teror dan diskriminasi," tegasnya.
Ketua DPRD DIY, Surasmo Priyandono, mengatakan dirinya bisa memahami
kesedihan umat Kristiani. "Kejadian itu, memang telah menciptakan suasana yang
mencekam bagi umat beragama. Saya setuju kasus ini harus segera diusut tuntas,"
katanya. (128/SKA)
Last modified: 24/7/04
|