SUARA PEMBARUAN DAILY, 27 Mei 2004
Ralahalu: Belum Ada Indikasi Asing Terlibat Konflik Ambon
AMBON - Gubernur Maluku Karel Ralahalu menepis penilaian BIN tentang pihak
asing kini ikut bermain dalam aksi teror bom yang terjadi di Ambon. Ralahalu
menyebutkan, belum ada indikasi ke arah itu, begitu pun dengan dugaan pelaku bom
adalah kelompok Republik Maluku Selatan (RMS).
Hal itu dikatakannya seusai membuka Diklat Kepemimpinan Tingkat III ke-6 Pemprov
Maluku di Lantai III Gedung Perpustakaan Negara Rabu (26/5). Menurut Ralahalu,
terlalu cepat dugaan-dugaan itu dibuat. Dia juga yakin aparat setempat bisa segera
menyelesaikan.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku, Brigjen Polisi Aditya Warman juga
membantah bila pihak asing terlibat aksi terror bom, karena pihaknya sedang bekerja
di lapangan sesuai fakta-fakta yang ditemukan.
Di tempat terpisah Ketua DPRD Kota Ambon Drs Lucky Wattimury mengatakan, jika
Kepala BIN telah mensinyalemen hal itu berarti jangan sekedar dilontarkan.
Menurutnya, BIN juga harus membuktikannya sehingga dengan demikian aksi-aksi
teror bisa ditangani secara proporsional.
Wattimury sependapat dengan Danrem 151 Binaya bahwa indikasi pelaku terror dari
TNI/Polri disersi dan preman. Persoalannya sekarang bagaimana hal ini dibuka dan
ditindaklanjuti sehingga tidak sekadar pernyataan yang sifatnya analisis dibalik ini
tapi dapat dipecahkan.
Salah seorang tokoh pemuda Agus Rarsina, SH kepada Pembaruan mengatakan,
fakta di lapangan Ambon saat ini sedang mengulangi lagi konflik seperti di tahun 1999
di mana teror-teror kembali terjadi ini skenario berulang. Bila pernyataan Kepala BIN
mengindikasikan pihak asing ia berharap jangan hanya sekedar memancing emosi
psikologi masyarakat.
Namun seorang tokoh masyarakat lainnya yang tidak ingin disebut identitasnya
mengatakan, mestinya para pejabat tidak reaktif menanggapi sinyalemen BIN itu.
"Siapa tahu, jaringan Al- Qaeda yang memang merupakan organisasi terorisme
internasional menurut data PBB,'' ujarnya. (VL/M-15)
Last modified: 27/5/04
|