Tim AKRAB Report
INFORMASI TRAGEDI WAEMULANG
Ambon, 30-11-'01 / 01:31
Bahwa ketika masyarakat Maluku pada umumnya baru saja menikmati kondisi collin
down selama kurang lebih 3 bulan, kini Desa Waemulang, yang adalah salah satu
desa di Kecamatan Buru Selatan, Kabupaten Pulau Buru kini dikagetkan dengan
penyerangan yang dilakukan oleh sejumlah Perusuh.
Penyerangan yang dilakukan secara tiba-tiba pada tanggal 1 Nopember 2001 dari 3
(tiga) arah yaitu arah Utara (belakang kampung), arah Barat (samping Kampung), dan
arah Selatan (bahagian Pesisir laut), mengakibatkan masyarakat Waemulang harus
melarikan diri pontang-panting mencari tempat penyelamatan ke arah hutan.
Akibat dari penyerangan tersebut masyarakat Desa Waemulang yang mayoritas
petani dan jumlah penduduk sebanyak 235 Kepala Keluarga atau 1086 jiwa tersebut
harus mengalami penderitaan pada berbagai aspek yaitu terdapatnya korban jiwa 4
orang meninggal dunia antara lain ; Petrus Tanase (70 Thn), Dede Pairera (40 Thn),
Fredrek Lesbassa (65 Thn), Joel Hukunala (62 Thn) dan 2 orang luka berat antara lain;
Sonny Tasane (25 Thn) serta Ruben Hukunala (22 Thn).
Diperkirakan 70 % pemukiman penduduk mengalami kerusakan total dan 100 %
fasilitas umum seperti gedung sekolah dasar, gedung sekolah TK, gedung Gereja,
gedung puskesmas mengalami kerusakan total. Serta terdapatnya sejumlah
barang-barang masyarakat di desa tersebut seperti, mesin Johnson 40 Pk, 3 buah
Bodi long boat yang sering digunakan oleh masyarakat desa Waemulang sebagai
sarana transportasi lokal melalui laut. Serta sejumlah barang-barang seperti beras,
gula, sarami dan lain-lain di dibakar dan diambil oleh perusuh.
Masyarakat desa Waemulang dengan terpaksa pada saat tersebut harus melarikan
diri dan tinggal terpencar dihutan yang jaraknya 6 Km sampai 30 Km, saat sekarang
ketika telah hadirnya aparat keamanan yang berjumlah 30 orang di kampung tersebut
serta mengingat akan hasil kebun serta dusun milik masyarakat yang masih berada
dalam keadaan utuh telah membuat sehingga sebahagian besar masyarakat Desa
Waemulang yang mengungsi kehutan sekarang sudah kembali ke kampung
halamannya.
Masyarakat Waemulang kini sedang mengalami penderitaan yang merupakan
kebutuhan emergency pada berbagai aspek seperti anak-anak sudah tidak lagi
menikmati pendidikan dengan baik, mengalami penderitaan kesehatan, kekurangan
gisi, pendidikan, kekurangan bahan makanan, dan dengan terpaksa harus hidup di
tempat pemukiman yang tidak layak.
Desa Waemulang secara geografis terletak di pesisir pantai bahagian barat dari
Leksula, Ibu Kota Kecamatan Buru Selatan. Dan jarak tempuh dari kota Leksula ke
Desa Waemulang di perkirakan sejauh 25 mil, yang transportasinya hanya dilakukan
melalui laut. Perjalanan dari Leksula ke Desa Waemulang bisa ditempuh hanya
melalui motor laut yaitu mempergunakan Long boat yang di perkirakan perjalanan
dapat dilakukan selama 2 jam.
Indikasi terlibat :
Bahwa dalam penyerangan tersebut terdapat indikasi keterlibatan Masyarakat Sipil
(muslim) dan oknum TNI-AD 731.
hal ini karena menurut keterangan masyarakat Waemulang bahwa masyarakat sendiri
melihat perusuh mempergunakan pakaian loreng, mempergunakan jenis senjata
otomatis. Selain itu perusuh berhasil sandera 9 (sembilan) orang TNI_AD Armed 8
yang sementara bertugas dengan senjata lengkap di desa Sekat (Muslim) maupun
desa Waemulang. Ada pun oknum TNI-AD Armed yang disandera oleh perusuh
antara lain ; Serda TNI Sutrisno, Pratu TNI Wahyu, Prada TNI Wahyono, Pratu TNI
Sartono, Pratu TNI Dahlan, Pratu TNI Haryani, Prada TNI Teguh, Pratu TNI Winarto
dan Prada TNI Kosim.
Selain itu menurut masyarakat desa Waemulang bahwa mereka juga mengenal
persis kapal-kapal yang di gunakan perusuh untuk menyerang desa Waemulang yaitu
kapal milik masyarakat desa Pasir Putih dan Waepandan antara lain Saudara
Sarifudin (warga Pasir Putih) dan Saudara La Tua (Warga Waepandan) serta oknum
TNI-AD Yonif 731 yang pernah melakukan Pengamanan Pemilu di desa Waemulang
yang bersama-sama perusuh melakukan aksi penyerangan ke Desa Waemulang.
Ketika perusuh keluar dari desa Waemulang pada tanggal 1 Nopember 2001 jam
16.00 Wit setelah membunuh, membakar dan menjarah perkampungan Waemulang
maka perusuh meninggalkan coretan-coretan pada dinding tembok di dalam desa
tersebut antara lain :
Hatuhaha, Biloro, Waekeka dan Waehotong Jaya
Tiada Tuhan yang gondrong selain Yesus
Orang Kristen muka pancuri
Yesus muka pancuri
Yesus anak babi
Yesus anak anjing/ babi.
Demikian informasi Tragedi Waemulang.
Tim AKRAB - Ambon: Gerson Selsily
Received via email from: MM @ Ambon@yahoogroups.com
|