Situasi di halmahera
Manado, 8 Maret 2002
Ketika situasi di Ambon berubah drastis karena terjadinya perdamaian yang sangat
spektakuler dan mengharukan di maluku Utara justru terjadi ketegangan-ketegangan
akibat ulah para pejabat daerah setempat yang belum melihat bahwa perdamaian
adalah kebutuhan hakiki untuk membangun Maluku Utara.
Persaudaraan, Perdamaian, dan Ketenangan masih belum penting bagi
pejabat-pejabat setempat karena kedangkalan berpikirnya, itulah susahnya kalau
Jenderal berotak kopral, dan bermental Preman! yang dipikirkan hanya bagaimana ia
terus mendapat kekuasaan dan mengeruk sebanyak-banyaknya uang negara dan
uang rakyat!
Pemilihan Ulang Gubernur :
Pemilihan ulang Gubernur Maluku Utara dipaksakan, Gubernur terpilih dr. Abdul Gafur
berusaha di anulir dan di cegah untuk menjabat. Gubernur lama masih belum rela
kalau dr. Abdul Gafur menjabat hanya karena Abdul Gafur memiliki visi-visi
perdamaian dan pembangunan Maluku Utara secara keseluruhan. Padahal Abdul
Gafur di pilih oleh anggota DPRD dan Rakyat. Namun ajaib ia belum bisa menjabat
hanya karena ada segelintir orang yang keberatan, segelintir orang yang
mengalahkan suara mayoritas yang memilih dan mendukung Abdul Gafur, bahkan
para anggota Dewan di kejar-kejar dan di intimidasi! ini benar-benar sebuah misteri
keajaiban Indonesia yang berdasarkan pada Ketuhanan yang Maha Esa namun
berazaskan Premanisme, Kanibalisme, Barbarisme dan Korupsiisme! entahlah
sebutan apa yang pas buat Indonesia ini karena sebagian masyarakatnya terutama
aparat Pemerintahnya gemar meng! olok-olok Tuhannya dan mempermalukanNYA di
hadapan Iblis! sehingga Iblispun berkata dengan sinis itulah akibatnya kalau
beragama dan percaya Tuhan!
Saat ini Pemerintah Pusat dan Daerah sedang membicarakan situasi dan
perkembangan di Maluku Utara dan Pembagian daerahnya.
Rencananya ibukota Kabupaten Induk yang selama ini di Ternate akan di pindahkan
ke Jailolo namun sekelompok orang di Ternate keberatan, mereka justru
menginginkan agar Ibu Kota Kabupaten Halmahera Utara yang seharusnya di Tobelo
agar dipindahkan ke Jailolo saja. Padahal masyarakat di Jailolo hanya berjumlah
sekitar 15000 Jiwa dan tidak mempunyai fasilitas untuk menjadi sebuah Ibu kota
kabupaten sedangkan Tobelo jumlah penduduknya berkisar 78.000 jiwa dengan
segala fasilitas yang sudah ada kecuali membangun gedung DPRD Tk.II .
MOROTAI:
Warga kristen yang saat ini sedang mengungsi ke Bitung/ Manado maupun daerah
lain di Halmahera menjadi sangat resah karena tanah – tanah mereka diberikan
kepada transmigran asal Jawa Timur. Nasib mereka menjadi sangat tidak menentu.
Keseriusan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menciptakan perdamaian dan
pembangunan di Maluku Utara sangat memprihatinkan. Warga muslim sudah banyak
yang kembali ke Tobelo dan daerah – daerah lainnya namun warga kristen belum
bisa kembali ke tempatnya di Ternate , Tidore dan Morotai tetapi justru tanah hak
milik mereka di desa Wayabula dan Daewo, Morotai selatan di berikan begitu saja
kepada para transmigran asal Jawa Timur. ( Mungkin mereka transmigran yang di
tolak masuk Papua.)
Kebijakan-kebijakan yang tidak bijak ini justru memelihara konflik berkepanjangan dan
sangat meresahkan masyarakat.
Atau apakah karena Maluku Utara tidak mendapat kunjungan dan sorotan serta
tekanan dunia International? kalau memang ternyata Pemerintah Pusat dan Daerah
membutuhkan sorotan, kunjungan dan tekanan dunia International, mudah-mudahan
dunia International memperhatikan hal ini, dan bukan hanya menyorot atau menekan
tetapi sekaligus menendang dan di gelandang agar Pemerintah Pusat dan daerah
mau sungguh-sungguh menegakkan HAM, Keadilan dan menghargai setiap hak-hak
warganya serta melindunginya dan menindak siapapun yang melanggar hukum tanpa
pandang agama maupun tingkat sosialnya!
Rupanya Indonesia sekarang ini kehilangan Ibu Pertiwi sehingga tidak ada yang
merawat dan memelihara bangsa, rakyat dan hasil-hasil perjuangan para pejuang
karena yang ada adalah Ibu Tiri!
Indonesia juga sudah tidak punya Bapak Pertiwi sehingga tidak ada yang melindungi
dan mengamankan bangsa, rakyatnya, hasil-hasil buminya, pembangunannya, dan
hasil-hasil perjuangan para Pejuang! karena yang ada hanyalah Bapa Tiri yang gemar
Korup dan BAHUGEL / main WIL!
Namun kami para generasi muda masih menginginkan Indonesia kembali pada
jatidirinya, menghargai dan meneruskan cita-cita para pejuang, membangun negri ini
agar tercapai masyarakat adil, makmur, damai sejahtera dan benar-benar berke
Tuhanan!
Kami mengaharapkan agar negeri ini segera keluar dari Tirani dan tidak menjadi
negeri 1001 Jin!
Salam Perdamaian!
Suffering Churches Ministry
Received via email from: JK @ Masariku@yahoogroups.com
|