From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Fri, 07 Dec 2001 12:21:14 +0000
Subject: [alifuru67] DARURAT SIPIL = SELIMUT KEJAHATAN NEGARA!

DARURAT SIPIL = SELIMUT KEJAHATAN NEGARA!
-----------------------------------------

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,
Berbagai tindakan biadab yang diperlihatkan oleh "laskar iblis", di dalam merusuhkan
POSO, sepertinya mulai mendapat perhatian dari NEGARA! Namun, kita jangan lekas percaya
bahwa perhatian NEGARA tersebut didasarkan pada niat baik! Saya percaya, Telinga
PEMERINTAH NKRI yang mulai "memerah" karena sorotan dan gunjingan Dunia Luar, telah
memaksa NEGARA untuk berbuat sesuatu, sekedar "formalitas untuk membedaki wajah NEGARA
yang sudah amat buruk"! Di dalam rangka "menyelimuti KEJAHATAN NEGARA", maka Pemerintah
mulai berpikir untuk menerapkan DARURAT SIPIL bagi POSO, "suatu taktik formalitas yang
telah menahun di MALUKU, "tanpa hasil"! Masalahnya bukan terletak pada Darurat Sipil
(DARSI), tapi pada Pemerintah NKRI sendiri, yang "tidak tahu" atau "pura-pura tidak tahu"
tentang arti dari kata "darurat" dan "sipil"! Sering terlihat bahwa, Pemerintah NKRI
sengaja memisahkan kedua kata tersebut, dan "memberlakukan 'darurat' ke atas satu pihak,
dan 'sipil' kepada pihak yang lain"! Oleh sebab itu, "pengalaman saya di Maluku"
mengatakan bahwa "DARURAT SIPIL = SELIMUT KEJAHATAN NEGARA! Izinkan saya
memperlihatkannya pada anda.

SOURCE: JAKARTA POST; DATE: 2001-12-06
Ministers weigh possible state of emergency in Poso town
Ridwan Max Sijabat, The Jakarta Post, Jakarta
Coordinating Minister for Political and Security Affairs Susilo Bambang Yudhoyono and
Home Affairs Minister Hari Sabarno have visited Poso, Central Sulawesi, to explore a
possible state of civilian emergency to resolve the prolonged sectarian conflict in the
regency.

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Poso Bisa Dijadikan Darurat Sipil
JAKARTA--Panglima TNI Laksamana Widodo AS berharap dalam waktu dekat pemerintah mengambil
keputusan tentang status keamanan di Poso. "Apakah tetap ditangani dalam situasi tertib
sipil atau apakah perlu ditangani dalam situasi darurat," ujarnya saat rapat kerja dengan
Komisi I DPR, Senin (03/12).

JOSHUA:
Dua kutipan di atas memperlihatkan bahwa Pemerintah NKRI memang berpikir ke arah
memberlakukan Keadaan Darurat Sipil bagi POSO. Artinya, "Hukum Darurat Sipil akan
diberlakukan di POSO, seperti yang sudah dijalankan di MALUKU! Kemandulan DARSI di Maluku
yang diwarnai dengan sikap "plin-plan" PDSD-Maluku dan "kepincangan Penerapan Hukum
DARSI", di bawah "permainan Pemerintah Pusat", memberikan alasan kepada saya untuk
melihat Pemberlakuan DARSI di POSO, sebagai "taktik NE GARA untuk kembali "bermain di
dalam selimut formalitas, sekedar untuk membedaki wajah yang buruk"!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Komisi I DPR dalam rapat kerjanya, juga mengemukakan hal senada. Melalui Ketuanya,
Ibrahim Ambong, mengatakan Komisi I mengharapkan status keamanan di Poso ditingkatkan
menjadi darurat sipil.

JOSHUA:
Coba anda katakan, "Apa yang dapat diharapkan dari "Komisi Mu-nafik", yang kegiatan
utamanya di sepanjang Kerusuhan Maluku, adalah "menerima dan menyalurkan aspirasi 'laskar
iblis'"? Tidak ada satupun "produk D-ewan P-enipu R-akyat, melalui Pokja dan Panja
mandulnya, yang menggambarkan aspirasi Rakyat Maluku, Salam-Sarani! Mereka lebih
menyibukkan diri untuk "mengelus-jenggot kambing si Jaffar Umar Thalib", dengan berlagak
prihatin terhadap bisikan iblis, "separatisme", sambil mengeruk uang rakyat! Kemunafikan
D-ewan P-enipu R-akyat, ini adalah salah satu unsur KEJAHATAN NEGARA yang terbungkus di
dalam selimut DARSI, yang akan menudungi POSO nanti!

Komentar yang di atas ini lebih banyak bertolak dari "pengalaman saya di Maluku"! Mari
kita gali dari situasi di POSO sendiri!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Situasi Poso sudah dalam keadaan aman terkendali. Hal ini karena tim Mabes Polri beserta
TNI telah memback-up dan mengantisipasi kerusuhan lagi. Namun akibat dari kerusuhan itu,
3 orang dinyatakan tewas, 680 rumah terbakar, satu rumah ibadah dan satu balai desa.

JOSHUA:
Pemerintah NKRI akan "mengambil keputusan tentang diberlakukan atau tidaknya Keadaan
DARSI di POSO! Keputusan tersebut akan didasarkan pada hasil "evaluasi dan analisa"
situasi keamanan dan ketertiban sipil di POSO, yang terlihat dari "data-data numerik,
sebagai akibat dari kerusuhan tersebut! Akurasi keputusan akan bergantung pada akurasi
laporan situasi, sedangkan "niat baik"-nya akan terbaca pada kesediaan untuk menggunakan
laporan dan data "yang benar" sebagai dasar pertimbangan! Cobalah anda takar "kadar niat
baik Pemerintah NKRI untuk POSO, dengan membandingkan data si atas dengan yang di bawah
ini!

From: "Eskol" ESKOL@MITRA.NET.ID
Date: Fri, 30 Nov 2001 12:09:51 +0700
Subject: [Eskol-Net]-Spot News: Laporan CC GKST Mengenai Situasi Poso
INFO SEMENTARA DATA KORBAN PADA PENYERANGAN 27-29 NOVEMBER 2001 Desa: BETALEMBA
Identifikasi:-Kede (30), meninggal;-76 Rumah dibakar-1 Gereja, dibakar;-1 Kantor Desa,
dibakar;-1 Sekolah Dasar, dibakar;-1 Pura (rumah ibadah Hindu), dibakar Desa: PATIWUNGA:
Indentifikasi:-200 rumah, dibakar;-1 Gereja, dibakar; Desa: TANGKURA: Indentifikasi:-
Yusuf, meninggal;-Ruben Suba (40), meninggal;-1 Kantor Desa & Balai Pertemuan, dibakar;-1
Gereja, dibakar;-300 rumah, dibakar

JOSHUA:
Baru data semantara tentang 3 buah desa saja, yang dibakar adalah, 576 buah rumah
penduduk, 3 buah Gereja, 1 buah Pure, dll, apakah masuk akal bahwa jika ditambah dengan 5
buah desa yang lain, hanya ada "680 rumah dan 1 rumah ibadah" yang musnah? Dari data yang
dimanipulasi seperti ini, bagaimana mungkin "Akurasi Keputusan" dan "niat baik"
Pemerintah NKRI bisa dijamin?

Melihat "ketidak-jujuran" Menkopolsoskam tentang Maluku, dan berbagai pernyataannya yang
simpang-siur serta berubah-ubah, bisa saja oknum ini kemudian menyatakan bahwa ke-8 desa,
"Tang kura, Patiwunga, Deuwa, Sanginora, Silanca, Padalembara, Sepe, dan Betalemba",
adalah desa-desa MUSLIM Poso!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Rumah-rumah penduduk yang terbakar ada di delapan desa di Kecamatan Poso Pesisir dan
Lagu. Kedelapan desa itu adalah; Tangkura, Patiwunga, Deuwa, Sanginora, Silanca,
Padalembara, Sepe, dan Betalemba. Demikian ungkap Kabahumas Mabes Polri Brigjen Pol Saleh
Saaf pada wartawan di Mapolda Metro Jaya. Dia menambahkan, korban sebanyak itu akibat
kontak senjata antara aparat dan masyarakat dan meluas menjadi kerusuhan 27 November
hingga 1 Desember 2001 ini, di saat Ramadhan.

JOSHUA:
Dapat anda bayangkan bahwa jika "laporan sebuah MABES Polri", bisa demikian manipulatif
seperti itu, bagaimana kita bisa berharap bahwa NEGARA akan bertindak benar di POSO?
Lalu, bagaimana nanti bentuk dan isi laporan "laskar iblis" yang disebar luas kepada
umat, melalui media cetak dan internet? Menyebutkan "kontak senjata antara aparat dan
masyarakat" di POSO, terlihat sebagai usaha "melegalisir penyusupan 'laskar iblis' dan
'teroris internasional' ke POSO", dengan merata-ratakan mereka sebagai "masyarakat
lokal"! KEJAHATAN NEGARA seperti ini sudah berulang-ulang dilakukan dan masih tetap
dilakukan di Maluku!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Karenanya, pemerintahan sudah memutuskan untuk segera melakukan operasi pemulihan dengan
melibatkan dua balayon TNI dan kurang lebih dua batalayon dari kepolisian. Tugas satuan
ini, sambung Menko Polkam, utamanya untuk menghentikan kekerasan dan konflik Poso itu,

JOSHUA:
Sudah saya kemukakan dan akan saya kemukakan lagi, bahwa keberhasilan tugas pengamanan,
tidak tergantung pada "kuantitas", tetapi pada "kualitas" Aparat Keamanan! Kualitas
Keprajuridan itulah yang menentukan, apakah Aparat Keamanan mampu untuk "menempatkan diri
di tengah, dan dan di atas kebenaran yang melampaui sentimen suku, agama, dll, atau malah
terlibat secara emosional di dalam kerusuhan! Maluku telah mencatat beberapa satuan
"berkualitas prajurid", seperti "YONGAB" dan beberapa Batalyon dari Kodam DIPONEGORO!
Maluku juga punya pengalaman buruk dengan beberapa satuan yang "tidak berkualitas
prajurid" dan yang "terlibat secara emosional di dalam kerusuhan", seperti satuan KOSTRAD
WIRABUANA, Makassar, dan beberapa Detasemen ZIPUR! Untuk jenis Aparat Keamaman yang
terakhir ini, "ITIKAD BAIK" dari KOMANDO Basis Satuan dan dari MABES masing-masing
Angkatan, perlu dipertanyakan! Di dalam kasus Pasukan Kostrad Wirabuana, yang lebih
berfungsi se bagai "kelompok vigilante"(pembalas) daripada satuan pengaman misalnya, yang
dipertanyakan adalah "ITIKAD BAIK" dari Pangdam WIRABUANA, "Suaidi Marasabessy", dan
MABES TNI, "Wiranto"!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
memulihkan keadaan, termasuk melaksanakan sweeping bagi pemilikan senjata api dan bagi
kehadiran orang atau organisasi yang tidak sepatutnya berada di Poso. Tugas berikutnya,
akan dilakukan langkah rehabilitasi dan rekonsiliasi.

JOSHUA:
Apa yang terlihat di Maluku selama ini, memaksa saya untuk mengatakan bahwa, "pernyataan
Menkopolsoskam, Susilo Bambang Yudhoyono" di atas ini, tidak lebih dari "bullshit", atau
dalam istilah kita, hanyalah "sampah"! "laskar iblis" yang dikenal sebagai "laskar
jihad", telah meluluh-lantakan Maluku secara fisik dengan "kebiadaban mereka" dan merusak
Maluku secara moril dengan "dakwah iblis" si Jaffar Umar Thalib, tidak pernah
dipermasalahkan oleh NEGARA! Mereka, "laskar iblis", bukan saja "tidak harus berada di
Maluku", tetapi "tidak boleh ada di dalam negara Pancasila ini"! Sebaliknya, ilegalitas
keberadaan "laskar iblis" di Maluku malah "disokong oleh NEGARA"! Sweeping Senjata oleh
YonGab, tidak saja "boleh dilawan dengan menggunakan kekuatan senjata", tetapi "dengan
menggunakan kekuatan Hukum, berdasarkan pemutarbalikkan fakta, juga disokong oleh NEGARA!
Akibatnya, YonGab "ditarik" dari Maluku dengan berbagai alasan munafik, dan
"kebiadabanpun berlanjut"!

Ini baru mengenai "ilegalitas keberadaan 'laskar iblis' di daerah kerusuhan! Mari kita
lihat yang lain!

SOURCE: BBC; DATE: 2001-12-04
Afghan fighters 'seen' in Sulawesi
Afghans and other foreigners are engaged in battle alongside the Muslim militia fighting
Christians in the Sulawesi region of Indonesia, according to a police source Foreign
fighters Our correspondent says the policeman, a Christian, said he had personally
interrogated a group of six foreigners-two Afghans, two Pakistanis and two Arabs-who were
detained south of the town of Poso. He said the six claimed to be part of an humanitarian
mission but, he said, the authorities remain deeply suspicious of their activities. The
policeman said he believed the foreigners were helping to train the Muslim fighters who
have been attacking Christian villages around Poso in the past few weeks.

JOSHUA:
Kerusuhan Maluku pernah digemparkan oleh "mayat warga asing asal Pakistan" dan "wajah
mirip Yasser Arafat"! Situs "lakar iblis" pernah laporan "pelatihan laskar Mujahiblis
Maluku, di desa Waaisalam (desa Kristen Waai, yang dijarah dan dirampok mereka), oleh
para veteran perang Afganistan, Bosnia, Moro-Pilipina, dan lain-lain pentolan teroris
internasional"! Para pentolan teroris internasional ini juga malang-melintang di Maluku
Utara, sementara Muhyi Effendie menggembar-gemborkan kebijakan "penutupan Maluku Utara",
bahkan terhadap warga NKRI sendiri, dan mengusir beberapa Pendeta asal Australia,
Selandia Baru dan Ketua Lembaga Kemanusiaan asal Amerika, dengan tuduhan mata-mata Barat!
Sekelompok warga asing asal Afganistan pernah ke Ambon, satu pesawat dengan PDSD-Maluku,
Saleh Latuconsina, kemudian melawan dan menolak untuk memperlihatkan paspor mereka kepada
Petugas Keamanan di Bandara Pattimura, dan dijemput oleh "laskar iblis' yang bersenjata
lengkap! Semuanya berlangsung didepan batang hidung Gubernur dan PDSD-Maluku, yang
kemudian "tidak melakukan apa-apa"! Hal ini tidak dapat dilepaskan dari KEBIJAKAN
PEMERINTAH PUSAT, yang katanya "berniat baik" untuk menyelesaikan Konflik Maluku! Apa
nanti "isi niat baik" Pemerintah NKRI untuk POSO? Jangan katakan kepada saya bahwa
"Pemerintah sekarang sudah berubah", sebab Menkopolsosokam saja, masih tetap si Susilo
Bambang Yudhoyono!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Akan Ditindak Tegas Pembangkang di Poso
Laporan: Antara
Poso-RoL--Menko Polkam Susilo Bambang Yudoyono menegaskan, pemerintah tidak menginginkan
kembali terjadinya kerusuhan dan kekerasan di Poso. ''Pemerintah akan melakukan langkah
tegas bagi siapa saja yang melakukan perlawanan dan pembangkangan terhadap niat baik
pemerintah dalam menghentikan tindak kerusuhan dan kekerasan di Poso. Pemerintah membela
yang benar dan tidak membela yang tidak benar,'' katanya dalam pertemuan dengan 'kelompok
putih' yang tengah bertikai dengan 'kelompok merah' di Poso, Sulawesi Tengah, Rabu
(05/12/01).

JOSHUA:
Artinya, jika "Pemerintah berniat baik untuk memberikan KTP-Sulteng kepada "laskar
iblis", maka warga Kristen Poso yang menentang akan dicap sebagai pembangkang dan
ditindak menurut kebenaran dan keadilan hukum! Karena Pemerintah adalah pembela
Kebenaran, maka "seoran wanita yang dituduh sebagai pelaku pembakaran mobil, dihukum
beberapa tahun penjara, sementara perusuh dan pembunuh biadab yang membawa AK-47 hanya
dihukum beberapa bulan penjara"! Karena Pemerintah NKRI adalah Penegak Hukum (tidak
miring sebelah), maka Pemimpin Kelompok Putih, Febianus Tibo, dkk. dihukum mati,
semantara "Rustam Kastor", si kopral dungu, penulis Buku Iblis penyebar dusta dan hasutan
bernuanasa agama, yang menjadi inspirator kerusuhan POSO, tetap bebas untuk terus
menghasut umat! Itulah hakekat dari KEBENARAN DAN NETRALITAS SEBUAH PEMERINTAH NEGARA
YANG JAHAT!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Ia menegaskan, negara punya kewajiban dalam menghentikan konflik yang terjadi di daerah,
sekaligus mencari solusi yang adil dan sesuai dengan amanat konstitusi. Menurut dia,
kehadirannya di Poso dalam rangka bertemu dengan tokoh masyarakat, pemerintah daerah
untuk mendapat masukan bagaimana cara menghadirkan rasa tenteram, aman dan penuh
persaudaraan melalui solusi yang adil dan realistis.

JOSHUA:
Karena Pemerintah NKRI begitu bertekun di dalam lapar dan dahaga akan "solusi bagi sebuah
konflik", dan tidak juga menghasilkan apa-apa, maka Pemerintah NKRI lalu mengunyah
"sampah" buatan M-ajelis U-rusan I-blis, yang berjudul "merajut damai di Maluku", dan
menyemburkan ampasnya ke Maluku! Karena Pemerintah NKRI begitu terobsesi untuk mencari
solusi bagi peyelesaikan Konflik Maluku, tetapi sambil menimang dan mengelus-elus "laskar
iblis", maka Pemerintah NKRI berusaha mengubah "kebiadaban laskar iblis" di Maluku,
menjadi "gerakan patriotisme pembela keutuhan NKRI", dengan meniupkan isu "separatisme",
melalui Penyidangan dr. Alex Manuputty yang berbau rekayasa! POSO adalah calon korban
yang baru bagi KEJAHATAN terselubung dari Pemerintah NKRI!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Disebutkannya bahwa dunia internasional saat ini menyorot apakah Indonesia bersungguh-
sungguh menyelesaikan kerusuhan Poso dan konflik lainnya. ''Kami dengan tegas mengatakan
pada dunia bahwa kita punya komitmen dan tanggung jawab untuk selesaikan masalah ini, dan
bukan diselesaikan oleh bangsa lain,'' katanya.

JOSHUA:
Sebuah "kesungguhan" selalu lahir dari "dalam diri/kepribadian ", dan bukan karena faktor
adanya "pengawasan" atau "sorotan" dari luar! Kesungguhan yang muncul di bawah tekanan
hanyalah "kesungguhan munafik" yang dibuat-buat! Dari dulu, para Pejabat Munafik di dalam
negara ini selalu berlindung dibalik semboyan "menyelesaikan masalah sendiri", lalu
menyesatkan pikiran umat bahwa "bantuan penyelesaian dari luar itu selalu buruk"!
Komitmen model Suslilo Bambang Yudhoyono itulah yang telah memperpanjang umur Konflik
Maluku mendekati 3 tahun! Menteri "besar tubuh-kerdil akhlak" ini berpikir bahwa " Dunia
Luar" itu terdiri dari orang-orang dungu seperti bangsa yang sudah dan selalu dibodohi
oleh Pemerintahnya yang JAHAT ini! Munafik!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Pemerintah, katanya, juga sudah menyiapkan beberapa langkah seperti memulihkan keamanan,
penegakan hukum, melakukan operasi pemulihan keamanan terpadu di Poso dengan melibatkan
semua pihak. Dalam pertemuan itu, masyarakat juga mengajukan sejumlah pertanyaan kepada
Menko Polkam diantaranya masalah jaminan penegakan hukum dan tuntutan pengadilan untuk
mereka yang bersalah, serta tuntutan agar melakukan razia senjata dan mengusut 727 pucuk
senjata yang berada di salah satu kelompok masyarakat ('kelompok merah').(zis)

JOSHUA:
Penyakit tidak akan pergi dari tubuh, jika "kuman penyakitnya" masih bersarang di dalam
tubuh! Dunia ini tidak akan aman, jika "iblis" tetap dibiarkan berkeliaran, dan
"dibebaskan" untuk melaksanakan rencana keiblisannya! Seorang anak kecil juga tahu itu!
Coba perhatikan bahwa "niat baik", "kesungguhan", "ketegasan", "netralitas", "keadilan"
dan berbagai CIRI KERJA PEMERINTAH, seperti yang digembar-gemborkan si Munafik-Yudhoyono,
tidak satupun yang berisikan "program pembersihan tubuh dari bibit penyakit", ataupun
"mengusir iblis dari antara manusia"! Pemerintah Munafik dan JAHAT ini, tetap mencoba "
menghilangkan gejala/symptom", tanpa "mengusir kuman penyakit"! Pemerintah Munafik dan
JAHAT ini tidak akan pernah mengenyahkan "laskar iblis bertuhan" itu, dari Maluku maupun
dari POSO! Pemerintah Munsfik dan JAHAT ini tidak akan berusaha menghentikan "penyebaran
dusta dan hasutan dari "laskar iblis", maupun dari "media iblis-republika" yang diasuh
oleh "para cendwan beracun" yang mengunggang agama dengan nama ICMI! Lihatlah kalimat
terakhir di atas! "Media iblis-republika" mencoba menipu dan membodohi umat bahwa "ke-8
desa Kristen itu musnah, walaupun memiliki 727 pucuk senjata, dll", dan Susilo Bambang
Yudhoyono akan merazia senjata-senjata tersebut, agar masyarakat Kristen POSO bisa
digorok lehernya, tanpa mampu membela diri! Kita sedang berhadapan dengan binatang-
binatang yang diternak iblis, tetapi mengaku sebagai anak-anak Allah!

SOURCE: REUTERS; DATE: 2001-12-04
Fresh communal violence grips east Indonesian town Its chief as well as police denied the
group struck in Poso. "Laskar Jihad has no link (to the attacks). Why you always ask us
when Christians are the victims? You do not ask us when Muslims are being slaughtered,"
said forum head Ayip Syafruddin.

JOSHUA:
Babi bergigi mancung yang katanya punya gelar SPI, "sarjana pemuja iblis", dengan
berdarah dingin menjawab dan menyangkal bahwa yang membiadab di POSO hingga saat ini
bukan "laskar iblis" kelaparan dan tak punya tanah garapan, lalu mencium pantat Arab atas
nama Islam, untuk mengemis bantuan "fulus" dan "teroris" untuk merampok milik dan tanah
warga Kristen, dengan restu dari Allah! Allah biadab jenis apa yang mereka miliki?
Jangan-jangan, "mengunyah tahi onta dikatakan mujijat dari Allah" pula! Baca yang di
bawah ini!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Konflik Poso: Ada atau tidak orang-orang biadab semacam itu, usaha menghentikan konflik
di Poso--seperti juga di Ambon--harus tetap dilakukan. Kalau bisa segera! Bila perlu
dengan mengerahkan seluruh kekuasaan yang ada pada pemerintah dan negara. Bila terlambat,
korban akan terus jatuh. Kebencian dan dendam makin tertanam. Bila ini terus terjadi,
siapa bisa mencegah keadaan akan sampai di sebuah point of no return--yang mungkin saja
mengarah pada tuntutan separatisme.

JOSHUA:
Lihatlah, IBLIS BERIMAN mulai menebar bubuk hitam diantara umat, begitu ada usaha
penghentian konflik, yang menjurus kepada kedamaian, sebab kedamaian akan melucuti sarung
kumal dan sorban laknat mereka! Dengan bertebarannya bubuh hitam itu, orang tidak akan
memiliki jarak pandang yang cukup jauh, sehing ga hanya terpaku pada jubah dan sorban
putih, dan lalu menerimanya sebagai standar kebenaran! Padahal uang dilihat hanyalah
semacam "kubur bercat putih"! Bersama-sama dengan berbagai "elit Politik, TNI/Polri,
Masyarakat dan Agama", mereka mengubah wajah NEGARA ini semakin terlihat JAHAT dan
MENJIJIKAN!

Salam Sejahtera!
JL.

    Source: geocities.com/waai67