From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Thu, 10 Jan 2002 10:18:25 +0000
"ITU LA RASA"
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Saya bukan ingin bergembira di atas penderitaan orang lain, tetapi kejadian yang
akan kita bahas nanti, saya pikir sudah saatnya terjadi, supaya orang yang biasa
melakukan hal yang sama, memperoleh kesempatan untuk merasakan akibat
perbuatannya atas orang lain. Itulah sebabnya saya memilih judul "ITU LA RASA",
yang orang Jakarta mungkin menyebutnya, "Tuh, rasain lu!" Seperti biasanya, saya
akan memperlihatkan beberapa kejanggalan yang menjurus pada pemutar-balikkan
fakta tentang peristiwa tersebut, menurut "republika" dan "laskar jahad".
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2002-01-09
Cafe Diserang di Ambon, 1 Tewas
Laporan: Antara
Ambon-RoL -- Cafe Robot dan Planet yang merupakan tempat mangkalnya para
kawula muda di Kota Ambon, Rabu (09/01/02) dini hari diserang dan dibom oleh satu
kelompok bersenjata, menyebabkan dua cafe tersebut terbakar dan Rusdy (27) tahun,
salah satu penghuni cafe Planet tewas tertembak.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dua Kafe Dibakar Sekelompok Pasukan Terlatih
Ambon, LaskarJihad.or.id, 10 Januari 2002 Dua cafe yang terletak di Jl. Jend
Sudirman, Galunggung, Ambon, yakni Café Robot dan Café Planet, diserang dan
dibakar sekelompok orang bersenjata tak dikenal Rabu (9/1) pagi dini hari. Akibat
insiden ini, seorang warga Muslim tewas setelah tubuhnya diterjang peluru kelompok
penyerang.
JOSHUA:
Apakah tidak aneh jika mendengar bahwa di dalam daerah yang dikuasai oleh "laskar
jihad’, masih bisa ada café yang bebas beroperasi? Bukankah mereka-mereka
seperti "laskar jihad" dan FPI itu adalah kelompok ‘anti maksiat’ dan ‘anti café’?
Mereka bisa saja mengelak dengan mengatakan bahwa café tersebut mereka selalu
awasi terhadap kemaksiatan, misalnya dengan hanya minum kopi dan teh, berjoget
dan menari. Tetapi café tetap juga café, dan joget bukanlah tarian yang tidak
merangsang. Apa yang bisa dilakukan anak muda pada malam hari, di dalam situasi
lingkungan yang tegang karena konflik, di dalam sebuah café? Joget sampai pingsan
kelelahan? Simpan saja cerita itu buat menipu anak kecil! Kejadian ini punya dua
hikmah. Pertama, supaya umat juga tahu bahwa keberadaan "laskar jihad" pada
suatu daerah TIDAK memberikan jaminan bebas maksiat bagi daerah tersebut! Yang
kedua, seperti yang sudah saya katakan di atas, biar mereka yang gemar menyerang
dan menjarah serta membakar café atau rumah judi orang lain, merasakan apa yang
dirasakan orang yang mereka serang tersebut. "polisi susila munafik seperti ini perlu
dipentung sesekali supaya berhenti mengkhotbahi wanita tunasusila dengan bibir
berlumuran ayat suci, sementara jari-jari tangannya bermain didalam kutang si gadis
malang.
Pertanyaan sederhana: "Mengapa saksinya "laskar jihad"(Ongen) tidak mengatakan
bahwa café tersebut ‘dibom’ juga?
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2002-01-09
Kelompok penyerang dilaporkan menggunakan senjata organik dan pistol FN.
Kelompok ini saat menyerang berpakaian ala ninja, dan memakai rompi anti peluru,
disamping senjatanya menggunakan alat peredam.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Menurut penuturan saksi mata yang lain, para penyerang mengenakan pakaian serba
hitam dengan menggunakan skebo untuk menutup wajah. Seluruhnya berperawakan
tinggi dan besar layaknya seorang aparat.
JOSHUA:
Saya pikir, anda setuju dengan saya bahwa kita tidak menemukan adanya keanehan
yang cukup berarti untuk dikomentari. Saya hanya perlu mengingatkan bahwa para
penyusup bersenjata yang melakukan pengeboman, pembakaran dan pembunuhan di
beberapa daerah Kristen seperti Soya Kecil, Kusu-Kusu, dll. memiliki ciri-ciri yang
sama dengan yang disebutkan di sini.
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2002-01-09
"Kami diancam mau ditembak saat mencoba melakukan perlawanan, sehingga pada
saat kami disandera kami tidak bisa berkutik," kata salah satu korban yang berhasil
meloloskan diri.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Di bawah todongan pistol yang diperkirakan dari jenis FN dengan peredam itu, Ongen
bersama lima rekannya tidak mampu berbuat apa-apa.
JOSHUA:
Dikatakan di sini, bahwa sekitar 6 orang di dalam cafe tidak berkutik di bawah
todongan senjata. Yang tidak disebutkan di dalam kesaksian ini adalah ‘berapa
orang penyerang masuk ke café, berapa yang menodong mereka, dan berapa yang
mengeledah café. Hal ini menjadi penting untuk dipertanyakan, karena berhubungan
erat dengan perkembangan lanjutan.
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2002-01-09
Menurut dia, kelompok penyerang bekerja cukup rapih sebab pada saat mereka
masih tidur kaki tangan mereka sudah diikat, kemudian mulut mereka disumbat
dengan menggunakan plester.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Ongen, saksi mata yang ditemui laskarjihad.or.id di lapangan menyebutkan, sekitar
pukul 02.30 WIT, dirinya beserta lima rekannya tengah berada di tempat tersebut.
Tanpa diketahui dari mana datangnya, tiba-tiba sejumlah orang tak dikenal masuk ke
dalam cafe sambil menodongkan pistol ke arah mereka. Sementara beberapa orang
lainnya dari kelompok penyerang itu melakukan penjagaan di luar dengan mengepung
dua cafe itu.
JOSHUA:
Bagian pertama menyebutkan bahwa "kaki dan tangan mereka sudah terikat ketika
mereka masih lelap tidur". Bagian kedua memberikan kesaksian bahwa "walaupun
tidak tahu dari mana datangnya, saksi melihat masuknya penyerang ke dalam café.
Mungkin mereka yang tertidur melihat masuknya penyerang di dalam mimpi mereka,
dan ketika sadar mereka sudah terikat!? Mereka bisa mengetahui adanya beberapa
orang penyerang yang berjaga-jaga di luar café, tetapi bagaimana mereka bisa
mengetahui adanya pengepungan terhadap café yang lain, ketika mereka sendiri
berada di dalam café yang lain? Saya mulai kuatir bahwa kita sedang digiring untuk
mempercayai adanya "kelompok penyerang fiktif"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2002-01-09
"Rusdy ditembak karena sempat melakukan perlawanan, sehingga kelompok
penyerang tidak segan-segan untuk menghabisinya," kata korban yang lolos itu.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Ketika para penyerang mengambil minyak untuk membakar bangunan café,
kesempatan ini tidak disia-siakan keenam warga untuk menyelamatkan diri dengan
cara melompat ke dalam jurang yang berada di belakang kafe. Namun malang bagi
Rusdi Tawakkal (27), sebutir timah panas sempat menembus rusuk bagian kanan.
JOSHUA:
Kesaksian menjadi semakin aneh! Mereka yang katanya ‘terikat kaki dan tangan’,
bisa meloloskan diri sementara penodong mencari bahan bakar? Jika kelompok
penyerang itu benar-benar terlatih, anda pikir berapa lama waktu yang anda butuhkan
untuk melepaskan ikatan mereka? Kedua, apakah penyerang terlatih baik akan
menodong enam orang, lalu meninggalkan mereka tak terkawal untuk mencari bahan
bakar? Yang paling aneh, sumber yang sama, yang mengatakan bahwa ‘mereka
terikat kaki dan tangan’, ‘tidak berkutik di bawah todongan pistol’, kemudian
mengatakan bahwa si Rusdy melawan dan tertembak. Sementara itu, sumber lainnya
memberikan kesaksian bahwa si Rusdy tertembak ketika berusaha melarikan diri.
Begitu dramatisnya para saksi diberitakan melompat ke dalam jurang, tetapi
sepertinya tidak terpikirkan oleh wartawan "laskar jihad" yang andal ini, bahwa
‘peristiwa heroik’ tersebut harus diikuti dengan ‘goresan luka di kulit, cedera otot, atau
patah tulang’! Mengapa "kebiasaan memberikan detail tentang korban" dari "laskar
jihad" yang sering terkesan berlebihan, tiba-tiba menghilang? Kekuatiran saya
berubah menjadi kecurigaan!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Melihat korbannya tidak berdaya, kelompok penyerang misterius itu kemudian
membakar Cafe Robot yang telah ditinggal pemiliknya. Café Planet yang terletak di
samping Café Robot juga mengalami nasib serupa, diserang kelompok bersenjata dan
dibakar. Sebuah sepeda motor jenis GL 100 yang diparkir di depan Café Robot ikut
ludes dilalap si jago merah.
JOSHUA:
Kerika mencari bahan bakar, keenam korban melarikan diri, tapi satu tertembak mati.
Lalu siapa yang dilihat sebagai korban yang tidak berdaya? Seharusnya dikatakan,
"melihat korbannya melarikan diri"! Jika dikatakan, "ketika melihat korbannya tewas",
maka kita akan mungkin menemukan satu mayat hangus bersama café! Yang paling
aneh di dalam pemberitaan ini adalah bahwa tidak satu sumberpun yang
menyebutkan "di dalam café mana para saksi itu berada". Mereka sepertinya berada
di dalam kedua café pada saat yang sama.
Kesimpulan saya, café terbakar itu kenyataan, tetapi kelompok penyerang yang
terlatih dst…..dst. adalah cerita fiksi. Polisi boleh menemukan peluru atau selongsong
jenis tertentu, tetapi itupun tidak bisa membuktikan adanya kelompok penyerang yg.
terlatih baik. Kalaupun ada juga, kesan saya tetap, "itu la rasa"!
Salam Sejahtera!
JL.
|