The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

HASUTAN DUNGU SI NOER TAWAINELLA


HASUTAN DUNGU SI NOER TAWAINELLA
Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Setelah sejarawan FSUIM saya lucuti kain sarung kumalnya, saya tidak menyangka bahwa si Noer Tawainella ini ternyata memiliki kulit wajah yang lumayan tebalnya, untuk muncul lagi di hadapan umum dan minta ditelanjangi kebodohannya, dan kebusukan mulutnya. Sebagai orang yang baik hati, kita tentunya tidak akan sampai hati untuk menolak permintaan si sejarawan andalan FSUIM dan "laskar jihad" ini kan? Kita seharusnya merasa kasihan pada orang-orang seperti ini, karena mereka masih tidak mampu mepelaskan diri dari belenggu dendam dan kebencian yang dipasang si "laskar jihad". Mereka harus terus berdusta dan menghasut demi "laskar jihad", sebab mereka sadar bahwa mereka tidak akan punya tempat di dalam Maluku yang damai. Sebesar apapun rasa kasihan kita pada mereka, Maluku yang menjadi korban kejahatan mereka, jauh lebih penting dari gerombolan penjahat tersebut. Karena itu, mari kita kuliti kebohongan dan kebodohan si Tawainella, demi Maluku!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan Penegakan Hukum, Kekerasan akan Terhenti

Ambon, LaskarJihad.or.id 7 Maret 2002 Sejarawan Maluku Drs. Noer Tawainella mengatakan, proses perdamaian yang begitu cepat diciptakan Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku (PDSDM) justru malah menimbulkan potensi konflik yang lebih besar. Meskipun PDS tidak berfikir ke arah itu, tetapi pihak-pihak yang menunggangi pawai-pawai perdamaian pasti ada.

JOSHUA:
Seorang 'sejarawan' biasanya memiliki kemampuan untuk menganalisa segala sesuatu "yang sudah lalu". Karena berlagak untuk menjadi "peramal masa depan", maka muncul berbagai pernyataan yang tidak masuk akal dan yang tidak benar. Situasi di Maluku, khususnya Ambon, tidak menampakkan adanya potensi konflik yang lebih besar, kecuali di dalam benak si sejarawan andalan "
laskar jihad" dan FSUIM ini. Seharusnya, si sejarawan ini tidak hanya menyebutkan "ada pihak-pihak yang menunggangi pawai Baku Bae", tetapi juga mengemukakan "tujuannya". Jika dia memang seorang yang bertumpu pada hal-hal yang bersifat ilmiah, maka dia sudah harus tahu bahwa "tidak ada hubungan antara yang dipikirkan atau yang tidak dipikirkan oleh PDSD-Maluku, dengan adanya para penunggang tersebut. Istilah "meskipun" seharusnya diikuti oleh, misalnya, "…….PDSD-Maluku menyatakan tidak akan ada, tetapi….".

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan Penegakan Hukum, Kekerasan akan Terhenti Kepada
laskarjihad.or.id, Tawainella yang ditemui siang tadi, mensinyalir, proses-proses perdamaian yang begitu cepat, terhitung dalam waktu tiga hari, tidak mungkin dilakukan secara spontan, kalau tidak ada rekayasa. Dirinya mencontohkan, pertikaian antara Negeri Islam Tulehu dengan Negeri Islam Tengah-Tengah yang hanya soal sengketa tanah saja, perdamaiannya baru dilakukan 25 tahun kemudian. "Apalagi persoalan kerusuhan Maluku yang sudah begitu banyak menelan korban," tegas Taweinella, lelaki asal Tulehu, Maluku Tengah.

JOSHUA:
Pertama, sejarawan FSUIM ini menggunakan "contoh yang tidak paralel". Sengketa tanah antara dua Desa Islam, tidak paralel dengan dengan sengketa antar warga Muslim dan Kristen Maluku, yang termakan hasutan "dari luar Maluku". Yang kedua, Kesepakatan damai yang diprakarsai Pemerintah, hanya akan menjadi lelucon yang tidak lucu, jika kedua komunitas sendiri masih terbelenggu oleh keinginan untuk saling menghabisi. Adalah suatu kejanggalan jika seorang sejarawan sampai tidak becus melihat kecenderungan dari bawah (masyarakat) untuk berdamai, karena sudah "lelah berkelahi", sementara "tidak ada keuntungan yang diperoleh di kedua belah pihak". Sangat memalukan jika sejarawan yang mengaku sebagai 'orang Maluku', malah tidak mengenal sifat orang Maluku sendiri.

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan Penegakan Hukum, Kekerasan akan Terhenti Tawainella sendiri tidak menuduh secara langsung pihak-pihak mana yang menunggangi aksi pawai itu. Namun, dari caranya berpawai dengan membuka baju, bertato, memakai tanda salib, beranting-anting, dan meminum-minuman keras serta berkeliaran di Amplaz, dirinya yakin, masyarakat yang arif bisa melihat siapa di belakang aksi-aksi tersebut.

JOSHUA:
Di sini, sang sejarawan FSUIM sudah berubah menjadi penghasut dan pendusta yang menjijikan. TIDAK ada seorang Kristenpun, yang mabuk sehingga terjebak di Amplaz. Pawai Baku Bae antara warga Maluku Tenggara dan Seram Timur, tidak melewati depan Mesjid Al Fatah, dan tidak ke Amplaz. Yang lucu, kedua komunitas, Muslim dan Kristen, yang berpawai, tidak saling mengajukan syarat tentang bagaimana mereka harus tampil, tetapi si sejarawan dungu yang tidak ikut berpawai, yang menenentang buka baju, tanda salib, tato, dll. Mengapa sejarawan idiot andalan FSUIM dan "
laskar jihad" ini, tidak lagi menyinggung soal "mengganggu sholah dhuhur? Karena cerita 'konvoi bermobil di jalan depan Al Fatah', hanyalah "dusta orang beriman yang sholat dhuhur di sekitar Mesjid"!

Kita sudah tahu bahwa peristiwa "Kristen pemabuk dan preman berseragam SMU Muhammadiyah" tidak terlepas dari kedatangan seorang "staf Wapres" secara diam-diam di Ambon, sehingga tidak sukar bagi kita untuk memperkirakan "dalang" kekacauan pada Pawai Baku Bae tersebut. Dengan pernyataan tentang analisa "sejarah dungu" si sejarawan andalan FSUIM dan "laskar jihad", kita sudah semakin dekat dengan "biang kerok" kerusuhan Maluku.

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan Penegakan Hukum, Kekerasan akan Terhenti Di sisi lain, ambisi pemerintah untuk segera mempercepat proses perdamaian itu perlu diakui. Namun, cara-cara menuju proses perdamaian itu, yang seringkali membawa persoalan baru. Bila awalnya saja sudah salah, maka proses selanjutnya pun juga salah.

JOSHUA:
Inikah pernyataan seorang ilmuan? Apanya yang harus diakui? Apakah "ambisi itu ada" atau "tidak salah untuk memiliki ambisi tersebut", yang dimaksudkan dengan "perlu diakui"? Tidak ada satupun masalah yang bisa diselesaikan, tanpa menimbulkan masalah baru, kecuali Tuhan sendiri yang menyelesaikannya. Dua orang yang sudah lama tidak saling bicara, malah mendapat masalah baru ketika berbaikan; "apa saja yang bisa dibicarakan, tanpa menyinggung perasaan?". Sayangnya lagi, sejarawan andal ini tidak memberikan penjelasan tentang "kesalahan awal" dan "kesalahan proses" yang dilakukan Pemerintah (jangan biarkan dia mengisi kepala anda dengan sampah 'buka baju, mabuk, tanda salib, dll' sebagai kesalahan proses).

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan Penegakan Hukum, Kekerasan akan Terhenti Taweinella juga mempersoalkan pernyataan Jusuf Kalla dan Daud Sangadji yang menganggap kelompok yang tidak setuju dengan kesepakatan Malino adalah kelompok kecil atau sebagaimana yang dikatakan Daud Sangaji, hanya nol koma sekian persen. Hal itu, perlu ditanyakan dengan realitas yang terjadi di lapangan. "Ini berarti, mereka telah membohongi publik dengan pernyataan-pernyataannya itu,"katanya.

JOSHUA:
Seharusnya, si sejarawan FSUIM ini mengajukan 'data konkrit' di dalam membuat bantahan dan bukan sekedar melawan pernyataan dengan pernyataan. Lagipula, pernyataan-pernyataan tersebut tidak ada sangkut-pautnya dengan "kesalahan awal" maupun "kesalahan proses". Pendusta-pendusta FSUIM sendiri mengklaim bahwa "90% Muslim Maluku mendujung mereka"! Apakah klaim ini pernah disesuaikan dengan realitas di lapangan?

Coba perhatikan pernyataan si Salim Bahasoan dan si Adian Husaini,MA dari KISDI, tentang situasi Muslim Maluku:

Tuntutan Forum Silaturahmi Umat Islam se-Maluku untuk Tegakkan Kebenaran Ambon, LaskarJihad.or.id, 27 Februari 2002 Panglima Pusat Komandio Jihad Maluku (PKJM) Salim Said Bahasoan mengungkapkan, jumlah delegasi memang sedikit, namun 90 % masyarakat Muslim Maluku berada di belakangnya. Karena itulah, Delegasi FSUIM sangat berbeda dengan Delegasi Malino II yang ditunjuk Pemerintah.

Nasib Muslimin Maluku Sedang "Dipertaruhkan" Jakarta, LaskarJihad.or.id, 2 Maret 2002 (Adian Husaini,MA dari KISDI ) Ironisnya, mayoritas muslimin justru ikut terbawa arus yang sedang digelindingkan pemerintah. Namun umat Islam jangan putus asa. Perjuangan harus jalan. Dukungan akan senantiasa datang meskipun mungkin tidak sekarang. (ai)

Siapa yang berdusta di antara, si sejarawan, si panglima PJKM, atau si pentolan KISDI? Ketiga-tiganya sama, para pendusta beriman! Pernyataan mereka tidak ada hubungannya dengan realitas di lapangan, tetapi dengan realitas yang ada di dalam benak dan hati mereka yang kotor dan menjijikan.

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan Penegakan Hukum, Kekerasan akan Terhenti Tawainella juga membantah pernyataan Jusuf Kalla yang menyatakan secara substansif aspirasi FSUIM telah ditampung dan terdapat pada butir-butir kesepakatan Malino II. Menurutnya, prinsip penegakan hukum yang diperjuangkan delegasi FSUIM, bertolak belakang dengan konsep yang ditawarkan pemerintah maupun delegasi Malino II.

JOSHUA:
Jika FSUIM tidak setuju dengan Perdamaian Maluku-Malino II, mengapa mereka memberikan dukungan melalui "resolusi" kepada Pemerintah untuk segera membentuk Tim Invesigasi Independen Non-Maluku, tetapi kemudian dibantah oleh si Tawainella di dalam kebodohan dan niat busuknya?

Delegasi FSUIM Sosialisasikan Hasil Lawatan ke Jakarta Ambon, LaskarJihad.or.id, 20 Februari 2002 Resolusi tersebut juga berisi tuntutan agar pemerintah segera membentuk Komisi Independen yang dapat bertindak obyektif, arif, dan netral, untuk mempersiapkan penyelesaian konflik Maluku secara komprehensif sehingga lebih berbobot, akomodatif, aspiratif, dan representatif.

Menurutnya (Tawainella), tidak perlu dibentuk Tim Investigasi, karena sudah jelas bahwa Peristiwa 19 Januari 1999 digerakkan oleh kekuatan Kristen fundamentalis yang berlindung di balik GPM dan RMS.

Perhatikan bahwa ungkapan "sudah jelas" dari si sejarawan bego ini, tidak bisa dibuktikannya (atau oleh FSUIM), dengan memberikan data-data ilmiah dari relaitas di lapangan. Mereka bisa saja berdalih bahwa dukungan yang mereka berikan hanya demi penegakan hukum di Maluku. Padahal, si sejarawan dungu ini mengatakan bahwa "konsep penegakan hukum FSUIM, berbeda dengan yang ditawarkan Pemerintah". Apanya yang begitu berbeda?

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan Penegakan Hukum, Kekerasan akan Terhenti Sebab, kata Tawainella, tidak mungkin memberi makan terlebih dahulu lalu mengajak mereka berdamai. "Ini tidak akan menyelesaikan persoalan," tandasnya. Lain halnya bila setiap perbuatan salah kemudian dikatakan salah dan dijatuhi hukuman. Otomatis, setiap pembuat kesalahan akan merasakan jera. Sebab, hukum dibuat dan dilaksanakan, dengan maksud untuk menghentikan kekerasan, serta menciptakan ketertiban dan keamanan di masyarakat. Dan inilah, kata Tawainella, yang menjadi kelemahan PDS Daerah Maluku maupun Pemerintah Pusat.

JOSHUA:
Mohn maaf, bahwa saya sudah tidak tahan dari tadi untuk menyebut si "sejarawan dungu", karena memang dungunya masuk kategori "luar biasa". Coba anda tunjukkan sebuah negara yang aman, teratur, tertib dan patuh di bawah hukum, dan yang bebas dari tindakan kekerasan! Hukum tidak dapat menghapuskan kekerasan dan kejahatan dari muka bumi, sebab jika kekerasan dan kejahatan musnah, maka hukum tidak akan berguna lagi. Atau mungkin si sejarawan FSUIM idiot ini punya catatan sejarah tentang negara hukum yang bebas dari kekerasan dan kejahatan!?

Anda mungkin bertanya, "Mengapa TPM, FSUIM, "laskar jihad" dan lain-lain seperti itu, begitu menggebu-gebu menuntut penegakkan hukum?" Lihat kasus ditahannya si Akbar Tanjung, maka anda akan menemukan jawabnya. Mau ditahan, dia naik haji. Sesudah naik haji dan akan ditahan, Golkar berniat merusuhkan situasi politik nasional. Sudah bisa lihat sebagian jawabannya? Agama dan Politik; Agama yang dipolitisir atau, Politisasi Agama!

Coba kita lihat dari sisi yang lain. Mengapa para jenderal yang terlibat di dalam kasus 'Semanggi dan Trisakti', menolak panggilan KPP-HAM? Apakah ada satupun pejabat tinggi Militer yang pernah diadili karena kasus pelanggaran HAM di Timor Lorosae? Jika masalah Kerusuhan Maluku dibawa seutuhnya ke pengadilan, siapakah yang akan menjamin bahwa "keanehan pengiriman pasukan Kostrad Wirabuana, Makassar, ke Maluku, yang melanggar teritorial Kodam Trikora", atau "penunjukkan Suaidi Marasabessy untuk bercokol di Ambon, sementara Panglima Kodam Trikora, hanya dijadikan pengamat", akan mampu menyeret Wiranto ke meja hijau? Pemasok laskar Muhammadiyah Makassar, Kol. Polisi Rusdy Hasanussi, yang juga Ketua MUI Maluku, beserta para Pamen Polri yang terlibat di dalam Komando Siluman Wijaya II, yang dibekuk YonGab, malahan tidak pernah sampai (berkasnya) ke Kejaksaan Maluku, apalagi para jenderal seperti Djadja Suparman dan Sudi Silalahi? Bagaimana caranya menghadapkan Amien Rais, Ketua MPR-RI, dan Hanzah Haz, Wapres RI, ke meja hijau karena mendukung pembangkangan "laskar jihad" terhadap Perintah Presiden RI? Itulah dasar pemikiran para penjahat yang gemar menuntut penegakkan hukum di Maluku. Kondisi negara yang bobrok ini akan mengakibatkan tersendat-sendatnya proses hukum yang bisa memakan waktu belasan tahun, atau malah terhenti dan lenyap ditelan waktu. Selama itu pula, pemegang panah dan parang akan dijadikan "mangsa hukum rimba" oleh para pengacara kumal di dalam gerombolan TPM. Saya berharap semuanya sudah menjadi cukup jelas sekarang.

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan Penegakan Hukum, Kekerasan akan Terhenti Namun, berkali-kali Tawainella menyayangkan sikap PDS yang tidak memperbaiki kesalahannya, malah justru mencari tuduhan ke pihak lain. Terbukti, setelah PDS gagal mengupayakan perdamaian karbitan, kini telunjuk gubernur menuding media elektronik Radio SPMM sebagai media provokator. Menurut Tawainella, PDS tidak bisa membedakan mana provokasi dan kebenaran karena penilaian mereka selalu bertendensi pada kepentingan-kepentingan kekuasaan. "Sehingga media yang menyuarakan fakta dan kebenaran dituduh sebagai provokator," timpalnya. (nur)

JOSHUA:
Seperti yang saya katakana di atas, saya justeru heran bahwa si sejarawan idiot ini punya muka begitu tebal untuk tetap muncul dengan teori sejarah idiotnya di dalam bentuk hasutan dungu, walau sarung kumalnya sudah dilucuti. Atas dasar apa dia mengatakan bahwa perdamaian sudah gagal? Tukang es dan tukang rokok yg. Muslim sudah masuk berjualan di daerah Kristen, dan warga Kristen sudah ramai berbelanja ke daerah Muslim. Rumpun Hatuhaha sudah berpelukan, sementara rumpun Baguala bercengkerama di desa Kristen Passo, yang dianggap angker. Kelompok jahat beraklhak dekil ini saja yang masih terbelenggu oleh dendam dan kebencian dan oleh mimpi-buruk tentang "sejarah hitam tiga tahun", seandainya kedua kelompok Salam-Sarani Maluku sampai bersatu lagi. Para ilmuan idiot seperti si Drs. Noer Tawainella dan si Putuhina SH, akan menjadi besi-tua di Maluku yang damai, kalau tidak malahan diikat dengan batu dan ditenggelamkan ke dasar laut oleh Pela-Gandong yang hidup bersaudara. Mereka hanya bisa mengembik, karena "
laskar biadab" itu masih bercokol; di Maluku. Oleh sebab itu,

"laskar jihad" harus DITENDANG keluar dari Maluku untuk selamanya!

Setelah "gerombolan beriman" itu enyah dari Maluku, tidak akan ada lagi ilmuwan berjenggot yang berani mengembik, dan rakyat Alif Ur akan hidup seperti sediakala, damai sejahtera diatas tanah warisan leluhur mereka!

Salam Sejahtera!

JL.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044