ISU RMS ADALAH DUSTA PEMBUNGKUS KEJAHATAN
Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Sudah 52 tahun semenjak Proklamasi RMS, dan sudah tiga tahun semenjak
kerusuhan Maluku pecah, isu-isu RMS tetap digunakan untuk mendiskreditkan rakyat
Maluku, terutama yang beragama Kristen. Karier pemuda Maluku di dalam berbagai
bidang selalu dikutungi, hanya karena ayahnya, pamannya, atau malah kakeknya
terlibat di dalam RMS. Maluku sendiri dijadikan ladang garapan dan lahan kerukan
Jakarta dengan memanipulasi kebenaran tentang RMS.
Pemerintah NKRI yang ketakutan sendiri oleh Sejarah Bengkok yang mereka karang
tentang RMS, tidak memiliki kejujuran dan keberanian yang cukup untuk
menuntaskan isu RMS, sekali untuk selamanya. Setiap pasukan keamanan dari
TNI/Polri yang bertugas ke Maluku, selalu dibekali dengan isu separatis RMS, dan
malah isu separatis RMS-Kristen, secara DIAM-DIAM. Semuanya membiarkan
isu-isu tentang RSM tetap menggantung tidak terselesaikan, agar rakyat Maluku,
terutama yang Kristen, tetap bisa diintimidasi. Ketidakjujuran dan kepengecutan
Pemerintah NKRI inilah yang memberikan kesempatan kepada PARA PENJAHAT,
PERANCANG dan PELAKSANA KERUSUHAN MALUKU untuk membungkus dosa
mereka dengan memutar-balikkan kebenaran tentang RMS. Pemerintah NKRI malah
turut menjalankan permainan politik busuk mereka didalam Kerusuhan Maluku. Mari
kita telanjangi mereka demi Maluku, dengan terlebih dahulu memperkenalkan seorang
tokoh RMS yang Muslim yang mati-matian menyangkali masa lalunya!
RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-12
Kelompok Islam Maluku Pecah dalam Menyikapi Pertemuan Malino
Radio Nederland [RN]: Bapak tidak ikut, tidak berarti bahwa Bapak termasuk
kelompok keras ya?
AS: Saya kelompoknya dikatakan moderat tidak, keras tidak. Saya menyebut diri
sebagai kelompok arus terputar, saya bilang begitu. Saya mengambil posisi di
tengah-tengah, lebih ke Islam, tapi terbuka untuk kaum Kristen juga.
JOSHUA:
Abdullah Soulisa ini adalah seorang "TOKOH RMS" (sekretaris) yang bersembunyi di
Al Fatah, di balik posisi Ketua Yayasan Al-Fatah. Pengecut dan pendusta tua ini
memang seharusnya tidak layak untuk terlibat dengan RMS, bukan saja karena
mempermalukan RMS, tetapi mempermalukan seluruh rakyat Maluku. Karena sifat
pengecut dan penbohongnya itulah, maka dia tidak mengaku berada di dalam
"kelompok arus berputar", yang berubah setiap saat menurut kondisi dan situasi yang
berkembang. Dari pengakuannya ini, kita sudah bisa membaca, siapa Abdullah
Soulisa.
REPUBLIKA; 2002-02-12
Tindaklanjuti Malino dengan Penegakkan Hukum
Laporan: Siti Darojah
Dengan ditegakkannya hukum, katanya (Ketua Umum Forum Komunikasi
Ahlussunnah Wal-Jamaah (FKAWJ) Ayip Syafruddin), maka tidak akan ada lagi
pihak-pihak yang berusaha memanas-manasi suasana, baik dari pihak Islam maupun
Kristen. Selain itu, pemerintah juga harus menunjukkan sikap yang tegas terhadap
akar masalah di Maluku, yakni adanya kekuatan Republik Maluku Selatan (RMS)
yang berusaha mengobarkan separatisme.
JOSHUA:
Mengapa Pemerintah atau yang berwajib tidak memanggil si Ayip Syafruddin dungu
dan pendusta ini dan menuntutnya untuk MEMBUKTIKAN tuduhannya? Jangankan
membuktikan RMS sebagai ‘akar masalah’ Kerusuhan Maluku, untuk membuktikan
RMS sebagai kelompok separatis pada tahun 1950 saja, dia tidak akan mampu.
Pemerintah tahu bahwa si idiot beriman ini akan selalu mengaburkan dan
mengacaukan suasana dengan pernyataan-pernyataannya yang tak berdasar dan
beracun, tapi Pemerintah yang lagi ketakutan bahwa "penipuan sajarah tentang RMS"
yang telah berlangsung lebih dari setangah abad akan segera terbongkar, tentu akan
membiarkan para idiot beriman seperti ini untuk terus mengaburkan masalah. Dengan
demikian kita akan bisa membaca itikad Pemerintah NKRI di dalam mendamaikan
Maluku, apakah seluruhnya demi Maluku, atau demi memoles wajah Pemerintah di
depan masyarakat internasional, sambil menyembunyikan dosa lama.
Coba kita lembali sejenak ke Abdullah Soulisa, si gembong RMS yang sekarang
menghianati RMS dengan dustanya!
RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-12
Kelompok Islam Maluku Pecah dalam Menyikapi Pertemuan Malino
RN: Tapi, kelompok Islam tertentu kan menuduh kelompok Kristen itu didukung oleh
RMS? Bagaimana tuduhan itu?
AS: Ini sesuatu yang historis, suatu black list historis daripada penjajahan Belanda di
waktu itu, yang menganakmaskan orang Kristen. Orang Islam mengambil sikap
non-kooperasi.
JOSHUA:
Saya harap anda mencatat pernyataan Abdullah Soulisa, bahwa "orang Islam tidak
kooperatif terhadap perjuangan RMS", karena RMS adalah menifestasi dari sikap
Belanda yang menganakemaskan warga Kristen Maluku. Kita nanti akan menguji
kebenaran pernyataan ini, dengan pernyataanya yang lain.
RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-12
Kelompok Islam Maluku Pecah dalam Menyikapi Pertemuan Malino
Mereka tertinggal. Orang Kristen itu maju dalam segala bidang. Orang Islam
tertinggal. Sekarang kalau orang Kristen jadi tertinggal, orang Islam maju, memang
timbul suatu kesenjangan sosiallah.
JOSHUA:
Sekarang, si penipu tua ini meminjam ‘teori si sosilog bego-Imam Prasodjo’, untuk
menempatkan faktor kesenjangan sosial sebagai pemicu kerusuhan Maluku. Saya
tidak akan menolak kenyataan bahwa di sekitar tahun 1950, memang lebih banyak
orang Kristen Maluku yang sudah lebih maju dibandingkan dengan Muslim Maluku.
Tetapi hal ini tidak dapat dijadikan alasan bagi warga Muslim Maluku, yang terikat
erat oleh ‘spirit persaudaraan Pela-Gandong’, untuk menolak RMS. Warga Kristen
Maluku sendiri ada yang menolak RMS. Lalu apakah alasannya karena tertinggal di
dalam berbagai bidang juga? Beberapa tokoh sentral RMS memang beragama
Kristen, tetapi dukungan Muslim Maluku dari bawah, dengan sentimen dan tekad Alif
Ur juga tidak sedikit. Buktinya, Abdullah Soulisa sendiri menjadi "sekretaris RMS di
Maluku". Mengapa Bpk. "Duba Latuconsina" menamai anaknya, Bpk. "Wan
Latuconsina" dengan inisial "R.M.S. Latuconsina", jika bukan karena memiliki
sentimen dan tekad yang sama? Coba tanyakan si Abdullah Soulisa, "Didalam
bidang apa sajakah, warga Muslim Maluku lebih maju dari yang Kristen"? Dia akan
membisu! Pertumbuhan penduduk Kota Ambon yang menggila, adalah bukti
"REKAYASA PEMERINTAH INDONESIA", untuk MERUSAK TATANAN KEHIDUPAN
ADAT ISTIADAT PELA-GANDONG, melalui proyek Transmigrasi Busuk Soeharto,
dan Banjir BBM Habibie. Tentu saja, Proyek Penghancuran Maluku ini akan
diboncengi oleh "kelompok hijau" di dalam tubuh Militer/Polisi dan Sipil, seperti si
Rustam Kastor, Suaidi Marasabessy, IMCI, HMI, MUI, dll. Hal ini sejalan dengan judul
Makalah Utama Konferensi HMI-Maluku, "Perjuangan Belum Selesai Sebelum Maluku
Diislamkan"!
Di dalam tulisan berikutnya, saya akan mengorek "rekomendasi MUI-Maluku Utara
untuk "laskar jihad", di dalam hubungannya dengan kebijakan "Menutup Maluku
Utara, oleh Muhyi Effendie, sebagai bagian dari "perjuangan" yang tercermin dari judul
makalah utama HMI-Maluku. Sekarang mari kita kembali ke si Ayip Syafruddin,
REPUBLIKA; 2002-02-12
Tindaklanjuti Malino dengan Penegakkan Hukum
Laporan: Siti Darojah
Jika sikap pemerintah tegas, maka baik umat Islam, Kristen, maupun aparat
keamanan yang ada di Maluku akan memiliki musuh bersama yang jelas. ''Selama ini
aparat keamanan di Maluku 'kan terkesan bingung, karena musuh yang dihadapi tidak
jelas,'' katanya. Ayip membantah jika penegasan adanya gerakan separatis RMS
hanya untuk mendiskreditkan kalangan Kristen di Maluku. ''Itu tidak benar. Yang
harus dianggap musuh bukanlah orang Kristen, tetapi mereka yang terlibat dengan
RMS yang membonceng pada gereja itu,'' katanya.
JOSHUA:
Lihatlah, bagaimana liciknya si "ular mempermainkan lidahnya"! Anda akan
menemukan istilah RMS-KRISTEN di dalam tayangan dan publikasi "laskar jihad"
disebut ratusan kali, dimana Gereja Protestan Maluku dituduh sebagai "pendukung
RMS" dan "perencana Kerusuhan Maluku, untuk mendirikan REPUBLIK MALUKU
SERANI" dengan mengusir Muslim Maluku dari Maluku! Sekarang, ‘si ular beludak
berjubah putih’ ini memutar lidahnya yang bercabang dan mengatakan bahwa
"RMS-lah yang membonceng Gereja"! Ular beludak yang sama ini juga pernah
menyatakan bahwa "RMS juga merajalela di Poso, karena warga Kristen Sulawesi
Tengah adalah suku Alif’uru, atau Alif Ur"!? Mengapa bangsa ini bisa dijadikan
sekelompok kerbau yang dicucuk hidungnya oleh si pendusta idiot seperti ini?
Apakah karena dia memelihara beberapa utas jenggot kambing, memakai sorban dan
jubah putih?
Sekarang giliran si penipu dan penghianat tua, Abdullah Soulisa, untuk kita telanjangi!
RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-12
Kelompok Islam Maluku Pecah dalam Menyikapi Pertemuan Malino
RN: Dulu itu kan, kata orang, tidak berarti bahwa RMS otomatis Kristen. Kan banyak
orang Islam juga, yang ikut RMS dulu?
AS: RMS ini diproklamirkan oleh Soumokil dengan kawan-kawannya, didukung oleh
baret hijau namanya, gerombolan 250 orang anak muda yang luar biasa militannya.
Islamnya satu orang saja. Menteri Sosial itu orang Islam, ipar saya sendiri, Ibrahim
Ohorella. Menurut saya, orang Islamnya sedikit, tidak habis lima jari.
JOSHUA:
Setelah berulang kali saya menyinggung nama "Ibrahim Ohorella" sebagai "tokoh
RMS Muslim", mungkin baru saat ini orang yang tidak tahu apa-apa tentang Maluku
mau percaya. Entah angin apa yang membuai si Abdullah Soulisa untuk pada
akhirnya mengaku bahwa "iparnya" ini adalah "Menteri Sosial RMS"! Sayangnya, si
Abdullah Soulisa sudah terlalu dalam terjerumus ke dalam kebiasaan berdusta,
sehingga menjadi begitu bodoh utk. meyatakan bahwa seorang "Menteri Sosial RMS
yang Muslim", hanya sendirian di antara kelompok RMS yang Kristen, mulai dari
rakyatnya, tentaranya, sampai ke pejabat Negaranya. Sesudah mengatakan
"Islamnya satu orang saja", pendusta tua ini mengaku bahwa jumlahnya "tidak
sampai 5 orang"! Bagaimana kita bisa mempercayai pernyataan morat-marit seperti
ini?
Walaupun saya sudah pernah menyebut nama "salah seorang komandan pasukan
RMS" yang bermarga Ohorella, Sersan Ohorella, yang Muslim asal Desa Islam
Tulehu, orang bisa saja percaya pada kesendirian Bpk. Ibrahim Ohorella di dalam
RMS karena tidak tahu siapa beliau sebenarnya. Menteri Sosial RMS, Ibrahim
Ohorella ini adalah "RAJA TULEHU". Apakah seorang Raja masuk RMS sendirian,
tanpa didukung oleh rakyatnya? Bahwa Desa Islam Tulehu menjadi salah satu
"BASIS UTAMA RMS", membuktikan dukungan rakyat Muslim Tulehu pada ‘Bapa
Raja’ mereka, Ibrahim Ohorella, sekaligus membuktikan kebohongan si Abdulah
Soulisa, gembong RMS pengecut, penghianat Pela-Gandong dan penipu umat.
RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-12
Kelompok Islam Maluku Pecah dalam Menyikapi Pertemuan Malino
Mengapa tidak ada? Oleh karena tema sentralnya bahwa negara Republik Indonesia
akan menjadi negara Islam.
JOSHUA:
Si tua bodoh ini lalu mengemukakan alasan dungu untuk menghapus "jejak Muslim
Maluku di dalam RMS". Ketika RMS memproklamirkan Kemerdekaannya pada tahun
1950, Repuiblik Indonesia tidak meliputi Sulawesi, Maluku, Papua, Aceh, dll.
Soekarno kemudian menginvasi NIT (Makassar) dan Maluku dan secara bertahap dan
illegal memperluas RI menjadi NKRI sekarang ini. Karena Soekarno adalah seorang
tokoh NASIONALIS, dimana harus kita letakkan "tema sentralnya" si penipu tua ini?
UUD45 saja, tidak memberikan peluang kepada tema sentral idiot seperti ini. Dari
mana si Abdullah Soulisa memungutnya?
Katakanlah bahwa tema sentralnya si Abdullah Soulisa ini benar, sementara Muslim
Maluku seperti Ibrahim Ohorella dan Duba Latuconsina (asal Desa Islam Pelau, Pulau
Haruku) dan para pendukungnya, bersatu dengan warga Kristen Maluku di dalam
RMS. Jika keadaan ini kita kaitkan dengan Kerusuhan Maluku, manakah yang paling
masuk akal, "RMS mencoba mendirikan Negara Kristen Maluku", ataukah "NKRI
mencoba mengislamkan Maluku"? Dusta dan penghianatan telah menumpulkan
inteligensia si Abdullah Soulisa, sehingga akhirnya menjerat lehernya sendiri dengan
pernyataan-pernyatan idiotnya.
Mari kita kupas beberapa kebohongan dan niat jahat lain, yang disebarkan dengan
menunggangi isu-isu tentang RMS.
HARIAN UMUM SINAR HARAPAN; 2002-02-11
Agenda Utama Bahas RMS dan Laskar Jihad; RMS dan Laskar Jihad
Sementara itu agenda utama yang dibahas dalam pertemuan Malino selama dua hari
mulai Senin ini hingga Selasa (12/1) adalah soal Republik Maluku Selatan (RMS) dan
Laskar Jihad yang masing-masing dicurigai sebagai kelompok yang memperbesar
konflik di Maluku. RMS dicurigai di belakang kubu Kristen dan Laskar Jihad dicurigai
di belakang kubu Islam.
JOSHUA:
Pernyataan busuk seperti ini, hanya bertujuan untuk mengaburkan masalah. Cobalah
perhatikan istilah "dicurigai" yang digunakan disini. Siapa yang "menghancurkan
markas Brimob Tantui, bertikai dengan aparat keamanan seperti YonGab,
menghancurkan fasilitas Pemerintah seperti Universitas Pattimura, dan membom
serta menjarah makam Pahlawan Australia di Kapaha"?. "laskar biadab yang
menggunakan nama jihad"! Kebiadaban mereka malah diperlihatkan juga di Poso.
Apakah istilah "dicurigai" masig bisa diberlakukan bagi "laskar jihad" di Maluku?
Dimanakah bisa kita temukan "posko atau markas RMS"? Di Gereja Maranatha,
Ambon? GPM dan FKM saja seperti anjing dengan kucing. Siapakah "panglima dan
ketua umum RMS" yang suka berkhotbah di Gereja dan di desa-desa untuk meracuni
umat dengan kebencian dan dendam? Apakah ada "bulletin, surat kabar, majalah
atau website RMS" yang memuat propaganda anti Islam dan Muslim Maluku, melalui
dusta dan pemutarbalikan fakta? Jika RMS adalah gerakan ‘separatis’ yang
memicu Krusuhan Maluku, mengapa Ketua FKM, dr. Alex Manuputty, yang
mengibarkan bendera RMS di Kudamati, Ambon, hanya dihukum karena melanggar
ketentuan PDSD-Maluku?
Kesimpulannya, istilah "curiga" tidak lagi bisa digunakan untuk "laskar jihad", yang
hasil kebiadabannya sudah jelas bertebaran di Maluku. Istilah ini mungkin masih bisa
digunakan untuk RMS, tetapi justeru yang harus LEBIH DICURIGAI adalah
Pemerintah NKRI sendiri, yang selalu berusaha membiarkan isu-isu tentang RMS,
tetap mengabut di udara selama lebih dari setangah abad ini, tanpa berani
menuntaskannya!
SUARA KARYA; 2002-02-12
Sepakat bentuk tim ivestigasi independen Khusus soal tuntutan pentingnya diusut
tuntas pemicu awal konflik, Kalla menyatakan kedua pihak mendukung pembentukan
tim investigasi independen yang terdiri atas kalangan non-Maluku.
JOSHUA:
Orang Maluku sendiri, seperti si Abdullah Ohorella, selalu memutarbalikkan
kebenaran tentang RMS, padahal mereka tahu benar tentang sejarah RMS. Lalu apa
yang bisa diharapkan dari Tim Independence yang bukan orang Maluku dan yang
tidak tahu apa-apa tentang Maluku? Istilah "nasional" di dalam butir persetujuan
Malino II tentang hal ini, sengaja dipasang untuk mengebiri kemungkinan keterlibatan
orang Maluku di luar Indonesia, yang bukan saja tahu persis, tetapi ikut di dalam
perjuangan RMS. Selain itu, terdapat banyak saksi internasional tentang RMS,
seperti dari Belanda dan PBB (Karen Parker, misalnya) yang juga ikut dikebiri oleh
istilah "nasional" tersebut. Lalu apanya lagi tentang keterlibatan "laskar jihad" di
Maluku, yang masih dirasa perlu diselidiki? Apakah memberlakukan "kukum rajam"
barbar di Ambon itu sah? Percaya atau tidak, Tim Independan non-Maluku dan
Nasional ini, tidak akan lebih baik dari "tim-19 impoten"-nya Wiranto dan Suaidi
Marasabessy!
SUARA KARYA; 2002-02-12
Sepakat bentuk tim ivestigasi independen Sedang tuntutan kelompok Kristen
terhadap campur tangan laskar bersenjata, dan tuntutan Muslim mengenai isu
separatis Republik Maluku Selatan (RMS), pemerintah bersikap tegas untuk
mengambil langkah-langkah sesuai hukum yang berlaku.
JOSHUA:
Ini bicara atau kentut, Yusuf Kalla? Sikap tegas macam apa yang masih dimiliki oleh
Pemerintah plin-plan yang tidak berani berhadapan dengan FKM di dalam sebuah
forum debat tentang RMS? Sikap tegas model bagaimana yang dimiliki oleh
Pemerintah yang "melanggar hukum Internasional untuk merampok MaluKu"? Coba
buktikan bahwa RMS adalah gerakan ‘separatis’, kalau kejahatan RI tidak akan
terpampang di depan dunia internasional. Masakan penjahat menegakkan hukum,
Yusuf Kalla?
SUARA KARYA; 2002-02-12
Sepakat bentuk tim ivestigasi independen Pimpinan delegasi kelompok Kristen Tony
Pariella kepada Surya tidak menyebut-nyebut soal kehadiran laskar dari luar Maluku
yang selama ini menjadi isu sentral kalangan Kristen. "Kami datang ke Malino tidak
membawa tawaran apa-apa karena agenda yang dibawa delegasi kami tidak ada
satupun yang berpeluang menggagalkan pertemuan ini. Terserah mediator bagaimana
memfasilitasinya agar bisa sejalan dengan kehendak pihak lain," katanya.
JOSHUA:
Saya tidak terkejut! Orang ini pernah mencoba menjadi ahli sejarah bengkok untuk
mendiskreditkan RMS. Dia pikir, Drs-MS-nya itu sudah lebih besar dan lebih pandai
dari RMS, hingga dia mampu mengubah "legalitas RMS" menjadi separatis. Inilah
jenis Yudas Iskariot, yang tidak akan berani mengungkapkan kebenaran tentang
kebidaban "laskar jihad", agar berkenan dihadapan Pemerintah NKRI, demi masa
depan ‘kursi dan perutnya’! Saya pikir, orang-orang jenis ini baru akan
meraung-raung menuntut kebenaran, jika leher bapaknya digorok, sementara isterinya
dan anak perempuannya diperkosa oleh "laskar jihad" di depan matanya! Mereka
rindu pada perdamaian Maluku, bukan demi rakyat Maluku, tetapi karena melihat
celah lebar bagi masa depan karier mereka di dalam perdamaian Maluku.
SUARA KARYA; 2002-02-12
Sepakat bentuk tim ivestigasi independen Dalam nada yang sama Ali Salampessy
selaku anggota delegasi Muslim dari faksi Badan Imarat Muslim Maluku menyatakan
pihaknya hanya bersedia melanjutkan pembicaraan bila anasir separatis dibersihkan.
JOSHUA:
Masalah ini sebenarnya cukup sederhana. Orang-orang yang menuntut penyelesaian
kasus keterlibatan RMS didalam Kerusuhan Maluku sebagai gerakan separatis,
diberikan WEWENANG dan TANGGUNG JAWAB tanggung jawab berdasarkan
hukum, utk. MEMBERIKAN DASAR TUNTUTAN MEREKA, dengan memberikan
BUKTI ILMIAH bahwa "RMS adalah gerakan separatis, berdasarkan hukum
Internsional, dan RMS adalah perancang dan pemicu Kerusuhan Maluku, dengan
tujuan mendirikan Republik Kristen Maluku. Mereka berada di bawah Koordinasi
Pemerintah NKRI sebagai pihak yang dihianati, dan juga bertanggung jawab secara
hukum. Jika tidak, akan lebih banyak kambing dungu seperti si Ali Salampessy yang
akan mengembikan sesuatu yang mereka tidak becus membuktikannya, sementara
Pemerintah NKRI, tinggal ongkang-ongkang kaki kesenangan, karena kebenaran
tentang RMS tetap tergantung di awan-awan, dan kejahatan Negara atas Maluku
tetap terpendam di dalam tanah. Yang jadi korban nantinya adalah rakyat Maluku
juga, terutama yang Kristen.
LIPUTAN6.COM; 2002-02-12
Sebenarnya keberadaan kedua RMS dan Laskar Jihad itu bukanlah faktor dari konflik.
Namun, implikasi dari konflik yang muncul. "Yang harus dimatikan adalah pertikaian
itu sendiri," ujar Hamid. (pengamat dan anggota peninjau perundingan Malino Hamid
Awaludin ) (ORS)
JOSHUA:
Pernyataan ini bisa mengandung kebenaran, bahwa "laskar jihad" dan RMS muncul
setelah Konflik Maluku pecah. Konsekwensinya, sementara keterlibatan "laskar jihad"
tidak membutuhkan pembuktian, keterlibatan RMS di dalam konflik Maluku sebagai
gerakan separatis yang melanggengkan kerusuhan, masih harus dibuktikan.
Kesimpulan penting yang bisa ditarik dari pernyataan si Hamid Awaludin ini adalah
bahwa RMS dan "laskar jihad" BUKAN pencetus Konflik. Artinya, ‘perancang dan
pelaksana’ proyek Kerusuhan Maluku masih bebas berkeliaran di luar sana, dan
berupaya mati-matian untuk menjadikan RMS dan "laskar jihad" sebagai ‘tumbal
kejahatan mereka’!
Jika "batang leher para provokator pencetus Kerusuhan Maluku hendak dibekuk",
mulailah bergiat untuk bertanya, "mengapa?"! Mengapa topik utama Konferensi HMI
Maluku yang adalah adalah "mengislamkan Maluku", luput dari pengamatan pihak
yang berwajib? Mengapa Ketua MUI-Maluku harus seorang Perwira Polisi yang masih
aktif? Mengapa Posko dan Tim Advokasi Lebaran Berdarah harus diresmikan
MUI-Maluku di Al Fatah pada tanggal "6 Januari 1999"? Mengapa "laskar jihad" bisa
membangkang terhadap Perintah Presiden RI, tanpa dikenai sangsi secara hukum?
Mengapa kasus meledaknya mobil bermuatan senjata dan amunisi milik "laskar
jihad" di Nganjuk, akhirnya raib terbawa angin? Mengapa senjata dan amunisi milik
"laskar jihad" bebas melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, lalu dibiarkan
terlantar di Pelabuhan Yos Soedarso, Ambon, untuk dijarah kembali oleh yang
empunya? Mengapa amunisi yang berlabel PINDAD bisa berada di tangan "laskar
jihad"? Mengapa bukan Kodan Cenderawasih yang diberi wewenang untuk mengurus
teritorialnya yang rusuh, tetapi Pasukan Kostrad Kodam Wirabuwana, Makassar,
yang memiliki hubungan emosional (ras dan agama) dengan korban kerusuhan yang
dikirim ke Maluku? Mengapa "Tim-19" buatan Wiranto dan Suaidi Marasabessy, pada
akhirnya hanyalah semacam tim impoten yang tidak menghasilkan apa-apa, selain
berusaha membersihkan nama Suaidi Marasabessy di berbagai Kebaktian Minggu di
Gereja-Gereja? Mengapa Suaidi Marasabessy mempopulerkan isu-isu RMS,
sementara ratusan lembar Bendera RMS dibuat di Al Fatah dan di daerah Muslim
Galunggung? Mengapa kasus "desertir TNI/Polri, Komando Siluman Wijaya II yang
dibekuk YonGab, akhirnya juga menguap, bersama menguapnya tanggung jawab
Firman Gani sebagai Kapolda Maluku? Mungkin sebegitu dulu "mengapa" yang bisa
saya pikirkan saat ini, dari sekian banyak "mengapa" yang perlu mendapatkan
jawaban.
REPUBLIKA; 2002-02-12
Yusuf Kalla: Tidak ada Perbedaan Pandangan Mengenai penyerahan senjata tajam
dari kedua kelompok Yusuf Kalla mengatakan, ''Bagaimana bisa damai kalau
penyerahan senjata tidak dilakukan. Tidak boleh orang sipil bersenjata sesuai aturan
dan hukum yang berlaku,'' ujarnya. Mekanisme penyerahan senjata tajam dari kedua
kelompok akan diatur Tim Investigasi Independen dari luar Maluku.
JOSHUA:
Pertama, Ysuaf Kalla sudah salah kaprah. Orang Indian membuat perjanjian damai,
tanpa harus memusnahkan atau meyerahkan "kapak perang" mereka. Jika warga sipil
dilarang memiliki dan menggunakan senjata api, mengapa "laskar jihad" boleh dan
malah bebas menentengnya di dalam keadaan tanpa konflik? Apakah aturan dan
hukum yang berlaku di dalam Negara ini bisa diluruhkan karena agama yang dianut?
Jika pemilik senjata api menolak untuk meyerahkan senjata mereka, apakah Tim
Independen ini Maluku punya wewenang untuk melakukan swepping? Siapa-siapa
sebenarnya yang duduk di dalam Tim tersebut? Bagaimana kalian bisa melakukan s
weeping dengan benar, jujur dan adil, jika Ketua Yayasan Al Fatah dibiarkan
memutarbalikkan kebenaran tentang kepemilikan senjata api, seperti di bawh ini?
RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-12
Kelompok Islam Maluku Pecah dalam Menyikapi Pertemuan Malino
RN: Tapi terus bagaimana dengan Laskar Jihad itu ya Pak?
AS: Obyektif ya, itu ada senjata api kurang lebih 3000 buah di tangan partikulir,
Kristen dan Islam. Tapi kira-kira 80% di tangan Kristen, sedikit di tangan Islam. Kalau
Kristen itu pegang vuurwapens, senjata standard, orang Islam itu banyak pegang
bom, handgranaten, buatan sendiri.
JOSHUA:
Lihat bagaimana pendusta dan penipu tua ini memberikan jawaban yang tidak
berhubungan dengan pertanyaan! Jika warga Kristen memiliki 80% dari jumlah senjata
api (jenis dan amunisinya), Unpatti tidak akan hancur, Markas Brimob Tantui masih
utuh, Desa-desa Kristen di Pulau Buru tidak berkurang dari dua puluhan menjadi
beberapa, dan tidak ada satu Mesjid dan seorang Muslimpun yang akan tetap berdiri
di Ambon, paling tidak! Jika Ketua Yayasan Al Fatah bisa berdusta dan menipu
seperti ini, apa anda masih belum mau percaya kalau saya katakan bahwa
manusia-manusia seperti Abdullah Soulisa inilah yang telah mengubah Al-Fatah
menjadi sarang penyamun?
KOMPAS; 2002-02-12
Kapolri: Harus Ada Jaminan Rasa Aman untuk Akhiri Konflik; Malino, Selasa
Menjawab pertanyaan, Da'i Bachtiar yang tiba di Malino untuk menghadiri 'Pertemuan
untuk Maluku' menjelaskan, akan ada sanksi terhadap oknum aparat di dalam
supremasi dan penegakan hukum yang berlaku. "Saya yakin kedua kelompok yang
akan rujuk dan berdamai itu akan mengagendakan salah satu poin tersebut," ungkap
Kapolri.
JOSHUA:
Jangan mudah kentut Da’i Bachtiar! Siapa yang melindungi dan membantu
pengiriman "laskar jihad" bersama "senjata dan amunisi" mereka dari Surabaya, Jawa
Timur, jika bukan kamu dan Sudi Silalahi? Di manakah Ricky Paays dkk, yang
tergabung dalam Komando Siluman Wijaya II? Sudahkah Polri mengurus anggota
Brimob asal Kelapa Dua, Jakarta, yang melakukan desersi dan dibekuk YonGab di
Teluk Ambon? Di mana sekarang anak buah kamu, Kol. Pol. R. Hasanussi, Ketua
MUI-Maluku, yang mendatangkan dan membayar "pemuda Muhammadiyah
Makassar" untuk merusuh di Ambon? Masakan si Firman Gani sebagai Kapolda
Maluku waktu itu, tidak mengecek ke mabes Polri, sehingga "kiriman mutasi perwira
bawahannya bisa bersembunyi di Hotel Wijaya II selama sebulan lebih, lalu
membentuk Komando Siluman untuk melawan YonGab dan aparat keamanan lain?
Dimanakah menantu R. Hasanussi, seorang Polwan yang juga terlibat di dalam
Komando Siluman tersebut? Lalu sekarang kamu bicara tentang ‘supremasi dan
penegakan hukum yang berlaku.’? Makanya saya katakan, Da’i Bachtiar,
bedakanlah mana bicara dan mana kentut!
MEDIA INDONESIA; 2002-02-12
Penghentian Konflik Ambon, Langkah Maju Pemberlakuan darurat sipil dengan
melibatkan kekuatan TNI/Polri, misalnya, juga tidak memuaskan hasilnya.
"Karenanya, saya sangat berharap agar pertemuan ini bisa melahirkan peace building
sebagai solusi yang permanen," papar Susilo didampingi.
JOSHUA:
Ini satu lagi, tentara tukang kentut pengganti bicara. Bagaimana Darurat Sipil Maluku
bisa memuaskan, jika permintaan Gubernur Maluku, PDSD-Maluku, untuk mengusir
"lsakar jihad" dari Maluku, DITOLAK oleh Susilo Bambang Yudhoyono, dengan
alasan untuk MENJAGA PERIMBANGAN KEKUATAN di Maluku??? Bagimana
Darurat Sipil Maluku dapat memberikan hasil yang memuaskan, jika Susilo Bambang
Yudhoyono memanipulasi jumlah Mesjid dan gereja yang musnah di Maluku? Apa
yang dilakukan si Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini BUKAN demi Maluku,
tetapi untuk "membedaki wajah Pemerintah NKRI" (dan wajahnya sendiri) untuk
ditampilkan di depan masyarakat Internasional! Lihat dua cuplikan beruta di bawah ini!
MEDIA INDONESIA; 2002-02-12
Penghentian Konflik Ambon, Langkah Maju "Saya juga sudah bicara dengan Menlu
Hassan Wirayuda. Ternyata dunia internasional, termasuk PBB, memberikan
dukungan penuh terhadap upaya perdamaian yang dilakukan Indonesia. Bukan hanya
terhadap Ambon, juga terhadap daerah-daerah lainnya di Indonesia," tambah Menko
Polkam.
SUARA KARYA; 2002-02-12
Sepakat bentuk tim ivestigasi independen Dukungan internasional
Menko Polkam Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, pertemuan Malino
II yang disebarluaskan media massa tidak hanya diketahui secara luas tetapi
mendapat dukungan internasional. SBY mengatakan beberapa negara sahabat
menyampaikan dukungan penuh kepada pemerintah Indonesia dalam memediasi
penghentian konflik Maluku. "Sebelum datang ke sini saya sempat berbicara dengan
Dubes AS, Inggris dan Belanda. Mereka semua mengikuti dengan seksama setiap
perkembangan di Malino dan mendukung upaya yang tengah dilakukan," ujarnya.
JOSHUA:
Apa yang saya katakan di atas sekedar kentut model Susilo Bambang Yudhoyono?
Jika tidak karena tekanan pihak internasional dengan ancaman boikot ekonomi, mana
mungkin bekas prajurid tukang tipu dan pengecut berbadan besar ini mau
mendamaikan Maluku?
Sekarang, perhatikan juga seorang penipu dan penjahat yang "merestui penyusupan
laskar jihad ke Maluku", melalui tablich akbar di Monas sana!
INDONESIAMU; 2002-02-14
Wapres: Ada Upaya Gagalkan Perdamaian Ambon
12:29:29 Jakarta (Indonesiamu/Antara)--Wakil Presiden Hamzah Haz
mengungkapkan, ada upaya dari kelompok-kelompok tertentu untuk menggagalkan
pelaksanaan perjanjian damai di antara kelompok Muslim dan Kristen di Ambon,
setelah pertemuan di Malino, Sulawesi Selatan, baru-baru ini. "Tentu ada usaha untuk
menggagalkannya," kata Hamzah kepada wartawan sebelum berlangsung sidang
Kabinet Paripurna di Gedung Utama Sekretaris Negara, Jakarta, Kamis (14/2).
JOSHUA:
Caranya persis sama dengan cara menebar dan menggantung isu-isu RMS di
awan-awan. Wapres yang tidak memiliki kejujuran dan akhlah yang memadai ini tahu
persis siapa-siapa yang berusaha untuk menggagalkan Perundingan Malino II , tetapi
tidak akan berani menyebutnya. Ekonom yang katanya memiliki gelar S3 tetapi tidak
mampu membawa angin segar pada perekonomian negara, berpikir bahwa kami
rakyat Maluku seidiot dan sebusuk dia, sehingga tidak mampu mencium akal
jahatnya. Bagaimana mungkin si Hamzah Haz ini bisa menghianati "komitmen dan
pesan silaturahmi" antara dia dan "laskar jihad" di Istana Wapres, tak begitu lama
setelah dia berhasil menjabat Wapres RI? Bukankah salah satu "pesan munafiknya"
yang dipopulerkan situs dan buletin "laskar jihad", adalah "agar ‘laskar jihad’
mengupayakan damai di Maluku"? Dia harus menjilat ludahnya lagi, jika dia
menyebut siapa yang lagi berusaha untuk menggagalkan Perundingan Malino II.
Lagipula, akal bulusnya ini akan memberikan kemungkinan bagi umat Islam untuk
menafsir bahwa RMS-Kristen-lah yang mencoba menggagalkan Perundingan Malino
II. Busuk atau tidak moralnya?
INDONESIAMU; 2002-02-14
Wapres: Ada Upaya Gagalkan Perdamaian Ambon
Hamzah mengatakan, karena itu aparat keamanan TNI/Polri harus segera melakukan
penyisiran untuk mencari orang-orang yang tidak menyukai tercapainya perjanjian
damai itu. "Aparat keamanan juga harus segera melakukan penyisiran guna menyita
senjata yang masih dikuasai kedua kelompok," tegasnya.
JOSHUA:
Kentut lagi Hamzah Haz! Tanpa disisir dan tanpa dishampo, ketombe yang menempel
dan mengotori kepala orang Maluku, sudiketahui sejak awal kerusuhan! Gerombolan
berimannya Jaf’ar Umat Thalib yang kamu sayangi itu, Hamzah Haz! Dengan melihat
kehancuran Markas Brimob Tantui, Universitas Pattmura, desa-desa Kristen di
Ambon, Seram dan Buru, dll., tidak perlu lagi adanya penyisiran untuk mencari
senjata api. Jangan berlagak adil, jika kamu juga ikut ribut menentang "sweeping
senjata Kebun Cengkeh oleh YonGab", dengan mengakui "sarang penyamun"
sebagai "poliklinik"!
Jika kamu masih tetap berpikir bahwa orang Maluku itu sekelompok idiot yang mudah
dikelabui oleh pernyataan dungu berisikan akal jahatmu, pikirkan yang ini baik-baik!
Ketua Yayasan Al-Fatah, tokoh penghianat RMS, Abdullah Soulisa, sudah mulai
memutarbalikkan prosentase kepemilikan senjata api antara warga Kristen dan warga
Muslim (termasuk "laskar jihad") di Maluku, TEPAT SETELAH TERCAPAINYA
PERJANJIAN MALINO II. Yusuf Kalla, dan kamu, Hamzah Haz, SEGERA
menyusulinya dengan USULAN SWEEPINGN SENJATA API! Apa tidak mungkin,
bahwa usulan kalian yang terkesan penuh semangat dan kesungguhan bagi
Perdamaian Maluku, hanyalah semacam PERINGATAN DINI bagi "laskar jihad" untuk
MENYEMBUNYIKAN SENJATA DAN AMUNISI MEREKA, selagi Tim Maluku masih
berada di dalam tahap persiapan pelaksanaan butir-butir Kesepakatan Malino II,
termasuk Tim Independen yang berwewenang untuk mengatur prosedur penyerahan
senjata, belum dibentuk? Yang meledak di Nganjuk saja tidak ada kabar beritanya
lagi, apalagi yang tidak? Silahkan melongo, Hamzah Haz!
Salam Sejahtera!
JL.
|