From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Mon, 21 Jan 2002 10:10:58 +0000
KETUA PB-FPIM YANG PANDIR
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sajahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Maafkan saya jika judul yang saya gunakan di atas ternyata tidak beralasan. Sudah
terlalu sering orang ini mengeluarkan pernyataan yang tidak berakal-budi, yang
menyesatkan umat dan memperrumit situasi konflik di Maluku. Begitupun, saya
hanya akan melihat pernyataannya yang terakhir ini, untuk membuktikan judul di
atas.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Terorisme Pertama Kali Diperkenalkan Oleh Kalangan Kristen Eropa
Ambon, LaskarJihad.or.id, 11 Januari 2002 - Berbagai insiden yang terjadi akhir-akhir
ini, oleh kalangan Kristen selalu saja digunakan untuk memunculkan opini tentang
keberadaan terorisme di Maluku. Parahnya, tuduhan terorisme itu ditujukan hanya
kepada kalangan Muslim, baik dari dalam maupun luar Maluku. Kalangan Muslim
menilai, hal ini disebabkan karena adanya penyimpangan makna pada kata teroris itu
sendiri.
JOSHUA:
Kekerdilan pertama. Pembahasan tentang teroris atau terorisme dilakukan dengan
mengambil contoh "Kalangan Kristen Eropah" tetapi isinya hanya tentang yang terjadi
di Maluku. Dengan demikian, si penipu ini akan terbebas dari membicarakan peristiwa
biadab, 11 September 2001, atas WTC dan Pentagon, dimana kalangan Kristen tidak
terlibat di dalamnya. Kekerdilan kedua terletak peda penggunaan istilah "kalangan
Muslim". Istilah ini digunakan untuk melindungi diri dan membebeskan diri dari
keharusan memberikan pertanggungan jawab atas apa yang dinyatakan. Walaupun
pernyataan ini adalah pernyataan pribadi si Putuhina, semua bantahan dan
sanggahan terhadap pernyataan tersebut akan dianggap sebagai penyerangan
terhadap Muslim. Inilah taktik umum para pengecut di MUI, FPI, "laskar jihad", dll.
seperti itu. Pernahkah anda melihat saya menggunakan tameng "kalangan Kristen"
untuk pernyataan pribadi saya?
Sekarang lihatlah kondisi fisik dan psikis masyarakat dan kondisi infrastruktur Ambon
dan Maluku. Apakah semua itu masih belum memadai sehingga orang harus keliru
menilai terorisme dari maknanya yang bergeser? Kita akan lihat apakah Ketua Ketua
Umum Pengurus Besar Front Pembela Islam Maluku (PB-FPIM), M. Husni Putuhena,
SH, berkenban memberikan arti sebenarnya dari istilah terroris atau tidak
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Pengurus Besar Front Pembela Islam Maluku
(PB-FPIM), M. Husni Putuhena, SH, mensinyalir selama ini telah terjadi
penyimpangan makna teroris. Akibat-nya, sebutan teroris selalu diarahkan kepada
umat Islam, terutama orang-orang Islam yang berasal dari Timur Tengah. Padahal,
yang membangun opini semacam ini dikembangkan oleh orang-orang Kristen sebagai
suatu sikap sentimen beragama yang berlebihan.
JOSHUA:
Di sini, masih belum ada penjelasan dari SH kita yang andal ini, selain dari kembali
mengulangi 'sinyalir'-nya, dengan menambah tuduhan bahwa istilah 'teroris' itu
dikembangkan oleh umat Kristen terhadap umat Islam, terutama dari Timur-Tengah.
Lucunya, Pemerintah Islam Malaysia dan Pakistan ternyata memiliki 'sentimen
Kekristenan' terhadap para teroris. Pemerintah India juga tidak ketinggalan di dalam
mengadopsi 'senitmen Kekristenan' terhadap para teroris. Jika Pakistan
mengekstradisi teroris ke Amerika, yang dicap sebagai 'negara Kristen', karena
sentimen Kekristenan yang dipaksakan Amerika, apakah penangkapan para teroris
yang meledakkan Gedung Parlemen India, oleh Pemerintah Pakistan, bisa disebut
'sentimen Kehinduan'? Di sinilah, kebodohan dan kedangkalan moral si Pemimpin
Besar PB-FPIM mulai kelihatan.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Sebenarnya, kata Husni, pola-pola terorisme dalam sejarahnya untuk pertama kali
dikenalkan sejak lahirnya agama Kristen Protestan yang dimotori Pendeta Martin
Luther. "Cara terorisme ini banyak dipakai oleh golongan ektrimis seperti yang
dipraktekan orang-orang Kristen di Maluku," ujarnya.
JOSHUA:
Sampai di sini, saya percaya si dungu ini tidak akan memberikan penjelasan tentang
'makna teroris' yang benar, yang katanya sekarang sudah bergeser tersebut. Lalu,
apa yang dia maksudkan dengan 'pola-pola' dan 'cara' terorisme, sedangkan arti dari
terorisme sendiri dia tidak tahu? Jika anda membantah saya bahwa si Putuhina ini
sebenarnya tahu arti teroris, anda benar. Dia tahu, tetapi pura-pura tidak tahu, supaya
dia sendiri bisa seenaknya menyuntikan tuduhan idiotnya terhadap umat Kristen
dengan memelintir arti, cirri-ciri dan fakta tentang terorisme. Sayangnya, kemampuan
intlektual si SH ini terlalu minim untuk itu.
Secara sederhana, 'teroris adalah orang atau kelompok yang mendatangkan teror
atas orang atau kelompok lain', dan terorisme itu adalah paham yang mengandalkan
teror sebagai cara untuk mencapai tujuan. Secara universal, apa yang dilakukan oleh
Martin Luther dikenal dan disebut sebagai "reformasi" di dalam bidang Gerejani dan
karena itu Gereja-Gereja yang mengadopsi ajaran reformasi Martin Luther, disebut
Gereja-Gereja Reform (Reformed Churches). Tidak ada seorangpun di dunia ini yang
menyebut Gereja Reform sebagai Gereja Teroris, kecuali si SH-idiot ini. Martin Luther
mungkin disebut 'ekstrimis' dan pengikutnya bisa disebut 'radikal', tetapi perjuangan
mereka tidak menggunakan teror untuk mencapai tujuan (terorisme), dan malah
merekalah yang menderita (dikejar-kejar, ditangkap, dituduh, dipenjarakan, disiksa,
dan dibakar) karena keyakinan mereka. Merekalah yang diteror. Si Ketua PB-FPIM
yang pandir ini sudah salah memilih contoh, bagi teori idiotnya.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dalam perkembangannya, lanjut Husni, kelompok Kristen kemudian mengalihkan
persoalan ini dengan menggiring opini di masyarakat bahwa yang melakukan
kerusuhan di Maluku adalah orang-orang luar termasuk jaringan teroris internasional.
JOSHUA:
Cobalah mintakan si SH-idiot ini mengisi istilah "Dalam perkembangannya" yang dia
gunakan di atas, dengan "rangkaian peristiwa yang memperlihatkan hubungan antara
Gerakan Reformasi Martin Luther dengan Konflik Maluku". Begitulah kalau orang
pandir bermoral lapuk mencoba menjadi analis sejarah. Gubernur Maluku yang
Muslim, Saleh Latuconsina, sendiri menyaksikan sekelompok warga Afganistan,
menolak memperlihatkan surat-surat mereke kepada petugas imigrasi di bandara
Pattimura, Laha, Ambon, dan dijemput oleh gerombolan bersenjata yang disebut
"laskar jihad". Mengapa mereka menolak untuk memperlihatkan dokumen mereka,
jika mereka tidak berniat busuk? Yang mati sia-sia di dalam kerusuhan karena
menyarang desa Kristen, ternyata ada beberapa warga Pakistan. Yang paling
penting, kami warga Salam-Sarani Maluku akan tetap hidup dalam damai
persaudaraan Pela - Gandong, jika tidak ada orang luar Maluku yang culas, tamak,
dan kurang makan, yang datang meracuni kami dengan teori iman sampalan mereka.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Namun, tambahnya, realitas di lapangan membuktikan, di mana-mana peledakan
bom dan peng-gunakan senjata terlarang untuk menakut-nakuti masyarakat, acapkali
ditimbulkan oleh kelompok Kristen radikal di Maluku. Untungnya, selama ini umat
Islam tidak mudah terjebak dalam per-mainan dan tipu muslihat kelompok Kristen.
"Sehingga, mereka berupaya keras untuk menggi-ring orang-orang Islam supaya
terjebak dalam permainan ini, lalu orang-orang Islam dicap seba-gai teroris," tandas
Husni.
JOSHUA:
Lihatlah si idiot Ketua PB-FPIM dengan argumnentasinya. Katanya, 'untungnya, umat
Islam tidak mudah terjebak', tetapi 'kemudian terjebak' dan 'dituduh sebagi teroris'. Di
dalam bidang Hukum, setiap kata itu penting dan amat berarti. Apakah
kalimat-kalimat diatas adalah produk seorang SH, atau seorang idiot? Coba tanyakan
si SH-idiot ini, "Warga Kristenkah yang mampus berkeping-keping termakan bomnya
sendiri, ketika berniat meledakkan Gereja Maranatha?" "Warga Kristenkah yang
menghamburkan mortir, roket dan granat yang bercap PINDAD?"
Mari kita buka "realitas di lapangan"-nya si idot ini secara nasional dan internasional.
"Apakah warga Kristen yang meledakkan Gereja-Gereja di Malam Natal, meledakkan
Gereja St. Anna dan Atrium Plaza?" "Apakah warga Kristen Indonesia yang merusak,
menjarah dan membakar ribuan Gereja di Indonesia?" "Apakah warga Kristen yang
terlibat di dalam peledakan berbagai pesawat komersial, gedung-gedung pemerintah
dan tempat-tempat umum di berbagai negara di seluruh penjuru dunia?" Angkatlah
kain sarung kumalmu untuk menutupi wajahmu dan gunakan sebagian untuk
menyumpal mulutmu, supaya jangan kamu mengobral malu karena kebodohan dan
kedegilan hatimu di hadapan umum.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Menurutnya, bukan hanya di Maluku, para aktifis Republik Maluku Selatan (RMS) di
Belanda - Moluccan War Child (MWC), salah satu faksi RMS- dalam
mengkampanyekan kemerdekaan Maluku juga sering menggunakan cara-cara teroris.
Dengan kelicikan RMS dengan jaringan internasionalnya, selalu melimpahkan julukan
teroris kepada umat Islam yang sedang berjuang membela agama dan negaranya.
JOSHUA:
Saya tidak menolak kenyataan bahwa MWC misalnya, telah memakai teror untuk
menyatakan kehendak dan tuntutan mereka di Belanda. Tetapi apa hubungannya
dengan Konflik Maluku dan apa relevansinya didalam diskusi tentang teroris yang
berhubung dengan umat beragama? MWC tidak pernah memproklamirkan diri sebagai
"laskar Kristen", atau "pejuang Salib", apalagi menggunakan ayat-ayat Alkitab dan
Allah sebagai penghalal kebiadaban mereka (jika ada). Satu kebenaran yang sengaja
diingkari oleh orang-orang yang Mengaku beriman, seperti si Ketua Pembela Islam
Maluku ini, adalah bahwa RMS itu terdiri dari Kristen dan Muslim Maluku. RMS tidak
pernah menyebut umat Islam sebagai teroris, dan RMS berjuang untuk Salam-Sarani
Maluku. RMS tidak perlu berkampanye tentang Kemerdekaan Maluku, sebab RMS itu
sendiri adalah bukti Kemerdekaan Maluku, yang dirampok habis-habisan oleh RI yang
secara illegal berubah menjadi NKRI. Walaupun saya sudah bisa mengukur kualitas
SH-mu, cobalah berikan bantahan ilmiah terhadap pernyataan saya ini.
Jika yang dimaksudkan dengan 'jaringan internasional RMS' itu adalah FKM, jangan
lupakan bahwa Ketua FKM Regional Eropa adalah seorang Muslim yang bernama
Umar Santi. Selain itu, tidak ada umat Islam yang berjuang membela agamanya di
Maluku, kecuali perjuangan Islam memang menghalalkan penjarahan, perampokan,
pemerkosaan, penyunatan terkutuk dan pemutarbalikan kebenaran. Tidak ada umat
Islam yang berjuang membela NKRI di Maluku ataupun di Indonesia, sambil
merongrong dan berusaha melenyapkan 'Jiwa NKRI' di dalam Pancasila. Jangan
munafik, sebab kalian hanyalah penjilat pantat onta, dan saya tidak cukup pandir
untuk tidak melihat belang kalian.
Ambil contoh si Osama 'setan-teror' Laden yang kalian puja-puji. Bagaimana mungkin
seorang pembela agama yang dibela oleh Allah, bisa menjadi tikus parit yang lari
terbirit-birit untuk menyelamatkan dirinya? Dimanakah Allah yang dibelanya itu?
Untuk negara manakah perjuangannya, sedangkan Arab Saudi saja sudah
mengharamkannya? Untuk Afghanistan? Cobalah dia muncul dan berjalan-jalan di
Kabul, kalau tidak dikuliti hidup-hidup oleh Muslim Afghanistan? Lalu untuk siapa dia
berjuang? Untuk iblis junjungannya yang menjelma di dalam otak penuh niat jahat dan
hati yang dibusuki oleh iri dan dengkinya.
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Ujung-ujungnya, tambah Husni, intervensi bisa segera masuk ke Indonesia dengan
dalih untuk membasmi terorisme. Karena bagaimanapun juga, konflik yang terjadi
Maluku tidak lepas dari pada permainan intelijen Amerika Serikat (CIA) dan Mossad
Israel.
JOSHUA:
Bukankah pengikut Martin Luther tersebar dan tumbuh di seluruh dunia? Jika
terorisme itu adalah warisan Martin Luther, mengapa cuma muncul di Maluku?
Jangan-jangan CIA dan Mosssad juga adalah kelompok fanatik-nya Martin Luther?
Kalau sejarah Maluku saja tidak becus kamu lafalkan dengan benar, janganlah
Andalkan inteligensia kambingmu untuk menganalisa CIA dan Mossad. Intervensi
yang mendirikan bulu kudukmu itu, bukan untuk melindungi umat Kristen dan
menghancurkan umat Islam, tetapi untuk melindungi kemanusiaan dan
menghancurkan kebinatangan (binatang juga bukan penipu idiot seperti ini). Apakah
CIA atau Mossad yang mendesain dan mendanai Pembentukan 'Posko dan Tim Idul
Fitri Berdarah', pada tanggal 6 Januari 1999 di Al Fatah, melalui pemberkatan
MUI-Maluku?
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dikatakan, apa yang dilakukan oleh umat Islam di Maluku adalah suatu upaya
menjawab tindak-an kekerasan dan terorisme yang dilancarkan orang-orang Kristen.
"Oleh karena itu, bisa saya simpulkan bahwa cara-cara teroris yang dipraktekkan
selama ini di Maluku sepenuhnya dilaku-kan oleh kelompok Kristen," kata Husni.
(nur)
JOSHUA:
Makna yang benar tentang teroris tidak diberikan, hubungan antara Martin Luther
dengan Konflik Maluku tidak jelas, dan tidak ada satupun bukti otentik yang diangkat
di dalam teori-kampungan ini, lalu si SH-idiot ketua BP-FPIM ini sampai pada
kesimpul annya yang luar biasa dungu seperti di atas? Paling tidak, sifat umat
Kristen Maluku terlihat juga di dalam sifat-sifat umat Kristen sedunia. Mari kita cari
hubungan sifat umum umat Kristen di dalam hubunganya dengan terorisme.
Umat Kristenkah yang menghancurkan WTC dan Pentagon, lalu mengklaim tindakan
biadab mereka sebagai hukuman Allah atas AS? Umat Kristenkah yang menggalang
pemberotakan bersenjata terhadap Pemerintah Pilipina yang sah? Umat Kristenkah
yang mendirikan Kelompok Salib dan merampok bank di Malaysia? Apakah umat
Kristen yang berkelahi dengan umat Hindu dan meledakkan Gedung Parlemen India?
Umat Kristenkah yg. mendalangi pengrusakkan dan penghancuran atas ribuan
rumah-rumah ibadah dan tempat-tempat umum di Indonesia? Umat Kristenkah yang
menghancurkan dua Universitas, satu Markas Brimob dan satu Taman Makam
Pahlawan Australia di Ambon? Makanya, jangan suka melempar kotoran kepada
orang lain, sementara wajah dan seluruh tubuhmu sendiri berlumuran kotoran yang
menjijikkan dan berbau busuk.
Seperti inikah kualitas para Pembela Islam itu? Memalukan!!!
Salam Sejahtera!
JL.
|