From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Mon, 21 Jan 2002 10:14:00 +0000
WAKIL PRESIDEN BEROTAK UDANG
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Kita tentunya mengenal sebuah peribahasa yang berbunyi, "Emas disangka Loyang"
yang kira-kira berarti, salah memperkirakan sesuatu yang baik kualitasnya, sebagai
sesuatu yang buruk kualitasnya. Untuk Wakil Presiden NKRI, pepatah itu berbalik
menjadi, "Kotoran kambing dikira Coklat". Semenjak menjadi Wapres, tidak satupun
dari pernyataan-pernyataan si "Hamzah Haz" yang terlihat sebagai pernyataan yang
bermutu. Walaupun pada dasarnya, pernyataan-pernyataan tak bermutu tersebut
bukan disebabkan oleh inteligensia yang tidak memadai saja, tetapi bergantung juga
pada kualitas mentalnya, biarlah untuk saat ini, focus kita tetap pada istilah 'otak
udang' di dalam judul di atas.
SOURCE: INDONESIAMU; DATE: 2002-01-11
AS Rugi Jika RI Jadi Sasaran Melawan Teroris
Jakarta(Indonesiamu)--Wapres Hamzah Haz mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan
rugi jika Indonesia dijadikan salah satu fokus perang melawan teroris, seperti yang
diungkapkan Deputi Menteri Pertahanan AS Paul Wolfowitz, karena banyak investasi
negara Paman Sam tersebut di Indonesia.
JOSHUA:
Masakan seseorang yang katanya mengantongi gelar S3 di dalam bidang Ekonomi,
tetapi tidak becus membuat terobosan baru bagi peningkatan ekonomi negara yang
semakin morat-marit ini, layak mengkalkulasikan untung-rugi yang akan dialami
sebgau negara besar seperti AS, karena kebijakan politik luar negerinya? AS tentu
sudah memperhitungkan semua aspek yang terkait dengan kebijakan anti-terorisinya,
dan seharunya AS-lah menentukan apakah dia untung atau rugi di dalam menumpas
terorisme yang bersarang di berbagai negara, seperti di Indonesia. Pernyataan
Hamzah Haz ini sebenarnya bukan dia dasarkan pada pertimbangan untung-rugi yang
yang akan dialami AS di dalam menumpas terorisme di Indonesia, tetapi berdasarkan
pertimbangan 'kelangsungan keberadaan kelompok teroris di Indonesia', seperti
"laskar jihad" yang diasuhnya. Karena tidak berani menentang secara
terang-terangan, si Wapres mencoba memperlihatkan sedikit keprihatinan terhadap
ekonomi AS, yang pikirnya akan mampu mengurungkan niat AS untuk membekuk
batang leher anak-anak asuhannya. Apa lacur? Pernyataan bodohnya ini malah
memperlihatkan sesuatu yang malah memperteguh keyakinan dan tekad AS.
Berbagai organisasi yang mengaku sebagai 'berazas Islam' maupun sebagai Pembela
Islam, walaupun belum tentu 'beraklhak Islam', termasuk MUI- melalui Din
Syamsuddin, mati-matian menolak pernyataan AS bahwa Indonesia memelihara
kelompok teroris. Karena kebodohannya, si "Hamzah Haz" malah menentang MUI
dkk. dan mengakui bahwa teroris memang bersarang di Indonesia. Jika teroris tidak
ada di Indonesia dan otak si Hamzah Haz bekerja dengan baik, seharusnya dia
menyatakan bahwa, "AS akan rugi, karena membuang-buang waktu dan energi untuk
ke Indonesia dan memerangi sesuatu yang sebenarnya 'tidak ada' di Indonesia".
SOURCE: INDONESIAMU; DATE: 2002-01-11
"Saya juga mengharapkan pernyataan Paul Wolfowitz tersebut jangan sampai
membuat hubungan yang tidak menguntungkan bagi kedua negara," kata Hamzah di
Jakarta, Jumat (11/1).
JOSHUA:
Anda mungkin pernah melihat "kura-kura yang sudah terbalik" (punggungnya di
bawah, dadanya di atas). Kura-kura itu menepuk-nepuk dadanya, tetapi tetap
terlentang tanpa daya. Seperti itulah sikap yang diperlihatkan si Hamzah Haz dengan
pernyataannya yang di atas ini. Tidak menguntungkan bagi AS mungkin akan terasa
seperti orang memotong ujung kuku, tetapi bagi Indonesia, akan terasa seperti
mengamputasi sebelah kaki. Berseteru dengan AS, berati berseteru dengan
aliansinya-AS. Lalu ke mana negara yang sudah mengap-mengap seperti ikan di
dalam perahu ini akan mencari pertolongan? Ke Arab? Arab mana yang makmur dan
tidak bersekutu dengan AS dan konco-konconya? Lama kelamaan malah mengemis
ke Osama bin Laden, kalau si setan teror itu masih mampu mempertahankan
hidupnya beberapa saat lagi. Lalu, apa sebenarnya yang diandalkan si Wapres
berotak udang ini, dengan menggertak AS tentang hubungan yg. tidak
menguntungkan antara kedua negara? Simak yang berikut.
SOURCE: INDONESIAMU; DATE: 2002-01-11
Pernyataan tersebut, tambah Hamzah, jangan sampai menimbulkan adanya suatu
reaksi yang tidak meng-untungkan bagi hubungan dunia internasional.
JOSHUA:
Coba pikirkan atau tanyakan si Hamzah Haz, "Reaksi apa dan oleh siapa?" Apa lagi
kalau bukan 'berbagai demonstrasi dan pengeboman' yang diarahkan ke Kedutaan AS
dan Kedutaan negara-negara Barat, termasuk Australia? Apa lagi kalau bukan
ancaman bom di pelbagai Sekolah Internasional, Bank Asing dan tidak ketinggalan,
gedung-gedung Gereja? Itulah tindakan teror dari anak-anak asuhan si Hamzah Haz
dengan membawa segala jenis atribut Islam sebagai tameng andalan mereka.
Bersama si Hamzah Haz dan MUI, mereka akan memutarbalikkan hakekat tindakan
tak beradab mereka sebagai perjuangan melawan kebathilan Kristen dan Yahudi AS
dan Barat, yang bertujuan untuk menghancurkan Islam. Itulah "reaksi yang tidak
menguntungkan", yang diandalkan si Hamzah Haz di dalam menggertak AS.
Sebenarnya, istilah "menggertak AS" yang saya gunakan di sini, tidak terlalu tepat.
Yang paling tepat adalah istilah "provokasi terselubung" atau "ajakan halus" dari si
Hamzah Haz, yang ditujukan kepada umat Islam awam, yang sudah dibodohi dan
diracuninya sebelumnya. Pernyataan si Hamzah Haz ini dapat pula diartikan sebagai
"lampu hijau" kepada anak - anak teroris asuhannya, untuk bertindak ketika
menerima isyarat dari dia. Pernyataan idiot ini juga memberikan sinyal kepada AS,
bahwa perkiraan atau katakanlah kesimpulan mereka tentang adanya terorisme
terselubung yang tumbuh subur di Indonesia, tidak jauh dari kenyataan.
Setelah hubungan internasional memburuk dan terputus, siapakah yang lebih
menderita, AS atau Indonesia? Si Hamzah Haz berlagak seakan-akan Indonesia ini
seperti dengan Jepang atau Australia, sehingga AS harus berpikir dua kali jika
hendak memutuskan hubungan dengan Indonesia. Indonesia akan menjadi kura-kura
yang terbalik tak berdaya, tetapi masih jua menepuk dada. Sebenarnya si Wapres ini
sadar akan konsekwensi yang dihadapi tetapi dia tidak peduli. Dia tidak memikirkan
rakyat Indonesia secara menyeluruh, tetapi hanya memikirkan para pendukungnya,
terutama anak-anak teror asuhannya, seperti "laskar jihad". Dia akan tetap menikmati
kesenangan sebagai penguasa oleh dukungan teroris asuhannya, dan itu sudah
cukup baginya. Asalkan posisi dan kesenangannya tidak terganggu, rakyat menderita
bukan masalah bagi bagi si Wapres berotak udang ini.
SOURCE: INDONESIAMU; DATE: 2002-01-11
Menurut Hmazah, pernyataan Paul Wolfowitz bila tak mempunyai dasar yang jelas
juga tidak usah dipersoalkan.
JOSHUA:
Beginilah kalau orang bodoh menggunakan istilah "bila", tanpa menyadari
konsekwensinya, bahwa "bila" itu mempunyai dua sisi kecuali jika "bila" digunakan
dalam artian "kapan". Lanjutan dari peryataan si Hamzah Haz di atas adalah, "Bila
pernyataan Paul Wolfowitz mempunyai dasar yang jelas, maka hal ini perlu
dipersoalkan". Pertanyannya sekarang adalah, "Apakah pernyataan-pernyataan si
Hamzah Haz dari awal hingga akhir ini, bukan mempersoalkan pernyataan Paul
Wolfowitz, tentang niat AS untuk memerangi teroriame di Indonesia?" Bila dia
mempersoalkan pernyataan-pernyataan Paul Wolfowitz, berarti
pernyataan-pernyataan tersebut memiliki dasar yang jelas, dan peristiwa-peristiwa
Maluku, Poso, pengeboman Gereja dan lain-lain, sudah lebih dari sekedar 'dasar yang
jelas' bagi Paul Wolfowitz.
Si Hamzah Haz hanya mencoba bermain licik untuk menanamkan keraguan dan
membangkitkan nafsu menentang di antara rakyat, sementara dia tidak punya apa -
apa untuk menangkis pernyataan Wolfowitz. Jika anda mengingat bagaimana mereka
membela si Osama bin Laden dengan 'meragukan tuduhan AS sebagai tak berbukti',
tanpa berusaha membuktikan bahwa Osama tak bersalah, maka anda telah melihat
ciri khas permainan licik si Hamzah Haz. Setelah semakin banyak bukti menunjuk ke
si Osama, maka celah yang tinggal bagi mereka untuk menyodorkan permainan licik
hanyalah dengan memanipulasi Islam untuk memberikan jubah pelindung bagi
kegiatan terorisme internasional.
SOURCE: INDONESIAMU; DATE: 2002-01-11
Namun sebaiknya pemerintah RI minta penjelasan dari Kedutaan Besar RI di AS.
JOSHUA:
Pertama, sabagai apakah si Hamzah Haz berbicara dan mengeluarkan pernyataan -
pernyataan di atas kalau bukan sebagai Wapres? Jika di sini dia bermaksud
mengedepankan Presiden dan kebinetnya sebagai Pemerintah RI, maka orang ini
bukan saja idiot, tetapi juga munafik dan pengecut besar. Wajah bertahi lalat di bibir
itu sebenaranya milik seorang perempuan. Sekarang tentang jelas tidaknya
pernyataan Paul Wolfowitz. Jika Pemerintah Indonesia ingin mendapatkan kejelasan
tentang pernyataan tersebut, bukankah Pemerintah RI dapat memanggil dan meminta
penjelasan dari Dubes AS untuk Indonesia di Jakarta? Saya pikir, usulan
tanya-menanya antara Jakarta dengan Kedubes RI di AS hanyalah sarana untuk
mengulur-ulur waktu dan untuk mengaburkan kebenaran yang tidak ingin didengar.
Usulan si Hamzah Haz dengan menggunakan istilah "sebaiknya" ini, mengisyaratkan
adanya ketidak-jelasan tentang pernyataan Paul Wolfowitz tersebut. Jika memang
tidak atau belum jelas, lalu mengapa dan untuk apa si Wapres bego ini berkhotbah
panjang-lebar tentang sesuatu yang dia tidak tahu pasti? Dasar munafik dan pengecut
berotak udang.
Salam Sejahtera!
JL.
|