From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Thu, 24 Jan 2002 09:58:17 +0000
PERDAMAIAN SEMU-PERMAINAN KOTOR PEMERINTAH
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Cardinal Julius Darmaatmadja mengatakan bahwa "Peristiwa Maluku dan Poso tidak
menggambarkan keadaan umum seluruh Indonesia"! Pernyataan ini benar hanya di
dalam kaitannya dengan 'rakyat Indonesia'! Peristiwa Maluku dan Poso adalah
"gambaran jelas dan utuh tentang Pemerintah Indonesia"! Sebuah Pemerintahan
bobrok yang penuh dengan ketidak-jujuran dan kemunafikan! Penyelesaian konflik
Poso dan Maluku (nanti) tidak lebih hasil kerja asal-jadi dari Pemerintah, yang tidak
menyentuh akar masalah! Jika akar permasalahan diselesaikan dengan tuntas kita
tidak akan melihat "situasi pasca Deklarasi Malino", seperti yang akan kita singgung
nanti, dan Papua tak akan dijadikan target perusuhan dan pembunuhan berikut oleh
"laskar jihad", seperti yang sudah saya prediksi sebelumnya. Semua ini hanyalah
permainan kotor Pemerintah Indonesia!
SOURCE: TEMPO; DATE: 2002-01-22
Pemerintah Mungkin Cabut Darurat Sipil di Maluku; 22:25:22 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah mungkin akan mencabut darurat sipil di
Maluku setelah para menteri bidang polkam yang akan berkunjung ke wilayah
tersebut pada Jumat (25/1) depan. Mendagri Hari Sabarno, seusai rakor polkam di
Jakarta, Selasa (22/1), mengatakan, "Kalau memang benar [membaik] adanya, tidak
tertutup kemungkinan daerah itu kembali keadaan tertib sipil.
JOSHUA:
Di dalam keadaan Darurat Sipil, Maluku tetap disusupi oleh 'pendatang sipil illegal
dan bersenjata, dari luar Maluku dan malah dari luar negeri'. Apa jaminan yang akan
diberikan oleh Penghapusan Darurat Sipil dan Pemberlakuan Tertib Sipil, bagi
pemulihan ketertiban dan keamanan di Maluku? Tidak ada! Selama Pemerintah masih
ber-"kalau" dan ber-"jika" tentang Maluku yang sudah rusuh selama tiga tahun, maka
apa yang dilakukan hanyalah sekedar mencari-cari yang sobek untuk ditambal-sulam.
SOURCE: TEMPO; DATE: 2002-01-22
Mendagri mengatakan setelah darurat sipil dicabut, bila masih ada potensi konflik,
akan diberlakukan model penyelesaian Malino. Pemerintah juga akan memberi
tenggat waktu rehabilitasi sosial, ekonomi, penegakkan hukum daerah tertentu
sehingga tidak perlu seluruh provinsi dalam status darurat sipil.
JOSHUA:
Mengapa Hari Sabarno mengatakan "jika masih ada potensi konklik"? Karena yang
dilakukan Pemerintah bukanlah upaya untuk mengeliminir potensi konflik, tetapi
'membungkusnya' di dalam selimut 'perdamaian semu', dengan menepuk data sambil
menunjuk ke Malino! Karena itu, mari kita tengok hasil dari Kesepakatan Malino yang
dibanggakan itu!
MASARIKU NETWORK: DEKLARASI MALINO MULAI DICEMARI
Dengan adanya Deklarasi Malino (DEKLAMA), pada hari Rabu, 16 Januari 2002,
sebanyak 2 truck warga kristen asal desa Malei yang mengungsi di Tentena dengan
di kawal 12 Orang per-sonil dari TNI AD 712 yang berjaga di Tagolu berangkat ke
Desa Malei untuk membersihkan pemukiman, gereja dan kebun mereka. namun baru
akan masuk desa Malei seorang yang memegang parang dan menurut warga malei
orang tersebut bukan penduduk setempat tetapi diduga seorang laskar jihad
menghadang rombongan dan mengusir mereka dan melarang warga kristen masuk
desa Malei. melihat situasi yang kurang baik maka aparat keamanan mengajak
rombongan kembali ke Tentena. saat itu jumlah massa muslim cukup banyak namun
hanya satu orang tersebut yang maju sambil mengacung-acungkan parangnya.
sesampainya warga kristen di Tagolu hal ini di laporkan ke pihak kecamatan dan di
teruskan ke Polres Poso namun tidak ada tanggapan dari Kepolisian. Warga kristen
meneruskan perjalanannya pulang ke Tentena.
JOSHUA:
Inilah salah saru "bangkai berbau busuk", yang dibungkus Pemerintah dengan selimut
Perdamain Semu di Malino! Biang kerok permasalahan dan sumber potensi
kerusuhan tidak dienyahkan dari Poso. Inilah jawaban atas pertanyaan saya, "Apakah
Kesepakatan Malino menjamin kembalinya warga Kristen Poso ke desa kelahiran
mereka atau tidak?" Kesepakatan Malino justeru bisa menjadi temeng aneksasi
terselubung atas tanah milik warga Poso! Jika mereka protes atau berontak, mereka
akan serta-merta dituduh sebagai penghianat Kesepakatan Damai, sumber konflik,
dan lain-lain sebagainya!
SOURCE: TEMPO; DATE: 2002-01-22
Evaluasi darurat sipil di Maluku masih perlu dievaluasi, kata Kapolri Jendral Pol. Da'i
Bachtiar pada kesempatan yang sama, membenarkan kondisi Maluku memang
masih perlu evaluasi karena masih terjadi konflik sporadis.
JOSHUA:
Orang bodoh juga bisa melihat bahwa Pemberlakuan Keadaan Darurat Sipil di
Maluku, tidak berhasil, bukan karena kesalahan Programnya, tetapi karena kesalahan
pelaksananya. Pemerintah Daerah plin-plan dan pengecut, sementara Pemerintah
Pusat menjadikan Kerusuhan Maluku sebagai ajang permainan politik kotor mereka!
Oleh karena itu, kita akan disuguhi dengan berbagai jenis 'evaluasi', 'peninjauan' dan
'identifikasi masalah', terhadap kerusuhan Maluku yang sudah berumur tiga tahun.
SOURCE: TEMPO; DATE: 2002-01-22
Untuk itu, dirinya bersama Panglima TNI Laksamana Widodo AS, Mendagri Hari
Sabarno, dan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan
peninjauan untuk menjadi bahan masukan dalam sidang kabinet minggu depan.
(Eduardus Karel Dewanto-Tempo News Room)
JOSHUA:
Setelah tiga tahun, bukan hanya 'tahu', tetapi seharusnya sudah 'hapal' dengan
keadaan dan situasi sebenarnya di Maluku! Sumber konflik adalah Jakarta, dan
'pengembangnya' adalah "laskar jihad"! Keadaan jadi tak menentu, karena "sumber
konflik" yang mengusahakan penyelesaian konflik, dengan tetap memelihara para
"pelaku dan pengembang konflik"!
SOURCE: MANADO POST; DATE: 2002-01-22
Polri-TNI Kurang Koordinasi di Ambon Walikota Max Papilaya Lapor ke Menko
Polkam
JAKARTA- Walikota Ambon Max Yoppy Papilaya mengemukakan kurang koordinasi
antar satuan Polri dan TNI di Maluku merupakan salah satu faktor makin berlarutnya
proses penye-lesaian masalah di daerah itu.
JOSHUA:
Yoppy Papilaja seharusnya sudah tahu, bahwa kesemrawutan di dalam tubuh aparat
keamaman yang bertugas di Maluku, disebabkan oleh "perbedaan kepentingan
politis" atasan mereka di Jakarta, yang harus mereka layani! Ambil contoh sederhana!
Apakah tidak akan terjadi bentrokan antar aparat, jika batalyon TNI tertentu dikirim ke
Maluku melalui indoktrinasi "penumpasan pemberontakan separatis Kristen",
sementara batalyon yang sudah lama di Maluku berpendapat bahwa 'yang merusuh
bukanlah kelompok separatis Kristen'?
SOURCE: MANADO POST; DATE: 2002-01-22
''Sering terjadi tembak-menembak, terjadi saling menyalahkan di lapangan dan di
depan asrama Brimob ada penghadangan angkutan BBM milik TNI AL. TNI dan Polri
ada masalah internal yang belum terkoordinasi, sehingga ada ketegangan
satuan-satuan,'' kata Papilaya. Persoalan ini pula dikemukakan Papilaya kepada
Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, di kantornya, senin kemarin.
JOSHUA:
Yopie Papilaja seharusnya lebih berani untuk mengungkapkan keadaan sebenarnya
di Maluku, bahwa perbedaan kepentingan elit politik dan militer/polisi di Jakarta,
berkaitan erat dengan keberadaan "laskar jihad" di Maluku! Sebagian aparat
keamanan menganggap "leskar jihad" sebagai perusuh sedangkan sebagian harus
melindungi mereka berdasarkan instruksi Jakarta! Pikirkan saja apa yang
dimaksudkan Susilo Bambang Yudhoyono dengan pernyataan "memelihara
perimbangan kekuatan di Maluku"! Pada akhirnya, Yoppy Papilaja malah melaporkan
"mayat hilang" kepada "buaya besar"!
SOURCE: MANADO POST; DATE: 2002-01-22
Lantas apa tanggapan Menko Polkam? ''Saya akui seringkali tidak sinkron, seringkali
salah per-sepsi hingga terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,'' katanya usai
mengadakan pertemuan de-ngan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. Menurut Menko
Polkam, Panglima TNI dan Kapolri sudah mengkaji dan akan memecahkan masalah
ini di lapangan.
JOSHUA:
Coba tanyakan pasa si "buaya besar" - Yudhoyono itu, "Apa yang dia maksudkan
dengan 'salah persepsi'?" Dia sekarang berkilah untuk menyalahkan aparat
keamanan, padahal "prajurid bertugas menurut instruksi yang jelas dan tegas", yang
tidak menyediakan lowongan bagi adanya 'kesalahan persepsi'! Jika pelaksanaan
tugas pengamanan berjalan miring, bukan prajuridnya saja yang mesti dipertanyakan,
tetapi "instruksinya" juga! Bukankah ketika 'YonGab' bertugas di Maluku, tidak ada
isu-isu salah persepsi yg. diperdengarkan? YonGab bisa bekerja sama dengan
satuan TNI/Polri yang lain, dan kalau sampai mereka bentrok dengan salah satunya,
seperti pada kasus "Komando Siluman Wijaya II", maka kita tahu persis siapa yang
miring! Coba tanyakan si Susilo Bambang Yudhoyono, apa isi kajian Panglima TNI
dan Kapolri sehingga YonGab ditarik dari Maluku?
Akibat dari ketidak-sungguhan orang Maluku model Yopie Papilaja, di dalam
mengutarakan dengan gamblang segala masalah yang menjadi racun bagi Maluku,
banyak yang akhirnya mulai bermain kotor di belakang layar, seperti di bawah ini!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Pangdam Kembali Akui Keterlibatan RMS Dalam Konflik Maluku "Saya tahu kalau
RMS itu ada di Maluku" ungkapnya, namun lanjut Moestopo, untuk menangkap dan
mengadili seseorang yang diduga bersalah, harus dibuktikan dengan fakta yang ada.
Pihak Kodam XVI/Pattimura, kata Moestopo, masih mengalami kesulitan untuk
mencari bukti keterlibatan kelompok separatis RMS yang selalu menteror masyarakat
Maluku.
JOSHUA:
Sudah lihat Yopie? Kodok hijau impoten ini mulai mencakar-cakar kotoran untuk
membusukkan Maluku yang sudah dibiadabi selama tiga tahun. Kunyuk pengecut ini
ingin menyembunyikan kebusukan dan keserakahan nenek-moyangnya atas Maluku
dan kekayaannya, lalu mulai bergabung dengan si Pelau idiot, Suaidi Marasabessy,
untuk meniup isu-isu RMS di dalam kerusuhan Maluku. Jangan-jangan, si
Mustopo-Mustapa ini sudah membangun perusahan konveksi Bendera RMS di Al
Fatah untuk melanjutkan kerja kotor si Suaidi Marasabessy? Itulah kalau ose, Yoppie
Papilaja, terlalu plin-plan dan ikuti arus munafiknya Ety Sahuburua dan Saleh
Letuconsina! Tentara GOBLOK apa yang mengaku ada RMS tetapi tidak punya
bukti? Saya "tahu" atau saya "tempe", Mustopo?
SOURCE: MANADO POST; DATE: 2002-01-22
''Kalau kita ingin pulihkan, semua harus bertanggung jawab. Pemda tanggung jawab,
pusat tanggung jawab, tokoh agama dan adat juga ambil peran. Hanya dengan cara
inilah kita bisa selesaikan dengan baik,'' paparnya lagi.
JOSHUA:
Sekarang, si Susilo Bambang Yudhoyono mulai membagi-bagi kesalahan kepada
Pemda, tokoh adat, dan tokoh agama, tanpa mempermasalahkan "laskar jihad" yang
adalah tanggung jawab Pemerintah Pusat dan tanggung jawabnya! Bagaimana dia
bisa bilang "menyelesaikan konflik dengan baik", sementara dia membiarkan "laskar
biadab beriman" itu tetap bercokol di tanah warga Maluku, dan menjadi sumber
penyebaran kebencian dan permusuhan?
SOURCE: MANADO POST; DATE: 2002-01-22
Untuk melihat dari dekat perkembangan di sana, Jumat pekan ini, Menkopolkam dan
Menkokesra akan berkunjung ke Maluku Utara selama tiga hari. 'Kita sudah
identifikasi banyak hal di bidang kemanaan dan hukum serta politik yang Insya Allah
nanti dalam kunjungan kami di Maluku akan kita bahas satu persatu. Yang bisa
diambil keputusan dan dipecahkan di Maluku akan kita lakukan.'' kata Susilo.
JOSHUA:
Kunjungi lagi dan identifikasi lagi kan? Apakah Susilo Bambang Yudhoyono sudah
mengidentifikasi masalah hukum yang berkaitan dengan 'ilegalitas keberadaan laskar
jihad di Maluku'? Apakah 'gerombolan sipil bersenjata' dapat dibenarkan menurut
hukum dengan pertimbangan tertentu? Apakah penguasaan desa-desa Kristen oleh
"laskar jihad", adalah hal yang sah menurut hukum? Apa yang akan dilakukan
dengan "kartu-kartu anggota TNI yang didapat dari mayat perusuh", "roket dan mortir
bermerek PINDAD" yang tidak meledak", dan lain-lain bukti keterlibatan militer/polisi
di dalam kerusuhan? Hanya salah persepsi? Siapakah yang akan menilai tindakan
"perestuan penyusupan laskar jihad ke Maluku" oleh "Amien Rais" dan "Hamzah
Haz", dan berbagai suport dari "Sudi Sialahi" dan "Dai Bachtiar" sendiri, "dari segi
hukum"?
SOURCE: SUARA PEMBARUAN DAILY; DATE: 2002-01-22
Menko Polkam, Panglima TNI, dan Kapolri Akan ke Maluku
JAKARTA - Pemerintah berharap proses perdamaian dapat segera terwujud di Maluku
seperti yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah saat ini. Untuk itu, Menteri Koordinasi
bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Susilo Bambang Yudhoyono bersama
Panglima TNI Laksamana Widodo AS dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia
(Kapolri) Jenderal Polisi Da'i Bachtiar akan berkunjung ke Maluku pada Jumat
mendatang.
JOSHUA:
Saya percaya, Pemerintah sengaja mengemukakan "harapan kosong" untuk Maluku,
karena apa yang ada di balik Kesepakatan Malino, tidak sehebat bunyinya. Lihat
yang di bawah ini!
MASARIKU NETWORK: DEKLARASI MALINO MULAI DICEMARI
Sementara itu beberapa orang warga kristen yang mencoba masuk desa Malei
dengan berjalan kaki dari hutan datang untuk melihat rumah dan kebunnya serta
mencari durian di kebunnya untuk di jual, melaporkan bahwa pohon Coklat, Kelapa
dan tanaman lainnya di tebangi dan nampaknya baru di tebangi.
JOSHUA:
Siapa yang harus bertanggung jawab atas "tindakan pelaknatan Kesepakatan Malino
seperti ini"? Mengapa hewan-hewan kelaparan tak beradab itu tidak ditendang keluar
dari Poso? Supaya lama-kelamaan mereka bisa dianggap warga lokal (sekarang bisa
saja sudah dianugerahi KTP-Sulteng) untuk menguasai tanah leluhur warga Kristen
Poso, secara diam-diam? Lalu harapan munafik apa yang Pemerintah miliki untuk
Maluku, yang masih juga dilaknati oleh iman sampalan dan kerakusan brutal "laskar
biadab beriman" itu? Pemerintah ribut seperti orang gila tentang mendamaikan
Maluku, padahal "kotoran yang membusuki Maluku" seperti di bawah ini, mereka
pelihara!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Masyarakat Muslim Kesui Tolak Kembalinya Warga Kristen;
Ambon, LaskarJihad.or.id, 23 Januari 2002 - Masyarakat Muslim Kesui, Kecamatan
Seram Timur, Kabupaten Maluku Tengah merasa keberatan dengan rencana Pemprov
Maluku dan organisasi-organisasi tertentu yang berencana memulangkan para
pengungsi Kristen Kesui yang sementara mengungsi di Tual, Kabupaten Maluku
Tenggara (Malra). Keberatan tersebut disampaikan perwakilan masyarakat Kesui
yang dipimpin tokoh masyarakatnya Muhammad Saleh saat menghadap Pengurus
Satuan Pelaksana (Satlak) Majelis Ulama Indonesia (Satlak MUI) Tk I Maluku, Selasa
(22/1) pagi.
JOSHUA:
Sebenarnya ulah seperti ini bukan asli milik warga Muslim Kesui, tetapi didalangi oleh
"laskar rakus kelaparan", yang tidak mau pulang ke rumah nenek-moyangnya yang
tak punya makanan! Keenakan dengan kesuburan Maluku, benalu beriman ini lalu
mengandalkan M-ajelis U-rusan I-blis yang bersarang di Maluku, untuk menghalalkan
kerakusan dan kebrutalan mereka dengan memakai nama Muslim Kesui! Memangnya
tanah Kesui itu anugerah Ayinomoto, sehingga si MUI ini merasa berhak ikut
campur? Atau mereka mungkin makan hati, karena warga Kristen Kesui yang sudah
mereka pangkas ujung kemaluan dan clitorisnya, akhirnya masuk Gereja lagi! Atau,
kembalinya warga Kristen Kesui akan bisa membuka tabir sekelompok "Islam
karbitan" yang dikurung selama ini, tanpa ada yang mengenali!
SOURCE: SUARA PEMBARUAN DAILY; DATE: 2002-01-22
''Persoalan Maluku harus dikelola lebih intensif agar keamanan bisa segera pulih.
Lantas, proses perdamaian seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah bisa dilakukan,''
kata Susilo seusai bertemu Walikota Ambon dan anggota DPRD Maluku, Senin
(21/1), di Jakarta.
JOSHUA:
Karena si Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung Kesepakatan Malino lagi, biarlah
kita berikan lagi satu contoh hasilnya!
MASARIKU NETWORK: DEKLARASI MALINO MULAI DICEMARI
Pada hari Kamis, 17 Januari 2002, sebanyak 5 orang warga kristen (4 pengungsi
Malei dari Silanca mengajak 1 orang asal desa Silanca) pergi ke desa Malei untuk
melihat rumah dan mencari durian, mereka berangkat sore dan bermalam di
kebunnya. mereka merasa akan aman karena rumah dan kebunnya jauh dari
pemukiman muslim. Sekitar Pk. 05.00 Wita. sekitar 5 orang Jihad datang dan
langsung menyenter mata Resi Lompewuwu 27 Th. (warga kristen Silanca - laki-laki,
memiliki 2 anak) "Serahkan Parangmu" kata mereka sementara empat orang
pengungsi Malei langsung menyelematkan diri, lari di lorong satu ke hutan. ketika
Resi menyerahkan parangnya, orang yang menyenter matanya langsung melepaskan
2 kali tembakan yang menembus dada korban. Empat orang yang lolos melaporkan
peristiwa ini ke aparat desa dan selanjutnya ke pihak keamanan, pihak keamanan
pergi ke Malei untuk mencari mayat korban dan di temukan di hutan, jauh dari tempat
ia di tembak semula. korban di seret dan mengalami luka bacokan pada tangan dan
kepalanya. korban di temukan pada hari jumat dan di makamkan di desa Silanca
pada hari ini Sabtu, 19 Januari 2002.
JOSHUA:
Nasib warga Kristen Maluku akan lebih parah dari yang ini, karena faktor
geografis-kepulauan, sehingga menyulitkan pengawasan! Percaya atau tidak, si
Susilo Bambang Yudhoyono dkk, Pemerintahan Munafik ini, akan me-Malino-kan
Maluku dalam sekejap, jika tidak ada orang Maluku yang ribut tentang "laskar jihad"!
Pemerintah akan berusaha menyelesaikan masalah formalitasnya secepat mungkin,
lalu menyenykan 'lagu damai' ke luar negeri dengan suara yang menutupi protes
warga Kristen lokal, yang kembali terusir dan terampas tanahnya! Selama anak-anak
haram campuran Alloh-iblis itu masih membiadab di sini, Maluku tidak akan pernah
mengecap kedamaian seperti dulu! Lihat ulah para aliblis itu!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Satlak MUI Dukung Aksi Warga Nania-Waiheru;
Ambon, LaskarJihad.or.id, 23 Januari 2002 Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Tk I Maluku KH. Abdul Wahhab Abu Bakar Polpoke
menegaskan dukungan sepenuhnya atas tindakan warga Muslim Nania-Waeheru
yang menutup jalur Bandara Pattimura Laha dengan Kota Ambon, sejak Ahad (30/12)
lalu. Sebagai wujud dukungan ini, pihak Satlak MUI bahkan telah mengeluarkan
rekomendasi kepada warga Nania-Waiheru dan sekitarnya untuk menggalang dana
dalam rangka melanjutkan aksinya itu. Rekomendasi itu sendiri dikeluarkan Satlak
MUI, sejak Senin (21/1) kemarin.
JOSHUA:
Sudah lihat betapa biadabnya anak-anak campuran Alloh-iblis yg. didukung oleh
M-ajelis U-rusan I-blis? Desa Nania dan Waiheru itu adalah "Desa adat Kristen", yang
tanpa malu diakui oleh orang-orang yang katanya berimankan yang benar itu, sebagai
desa Muslim! "Laha" itu sendiri bukan desa adat Muslim, dan malahan marga
"Mewar" itu turunan Buton yang tak punya akar di Maluku! Bagaimana Maluku bisa
damai, jika iblis-iblis beriman yang didukung si KH-rakus ini tidak dienyahkan dari
Maluku?
SOURCE: SUARA PEMBARUAN DAILY; DATE: 2002-01-22
Dia menjelaskan, pemerintah telah mengidentifikasi berbagai hal yang menjadi
masalah di Maluku, terutama di bidang keamanan, hukum dan politik. DPRD Maluku,
tutur Susilo, meminta agar pemerintah pusat mengupayakan proses perdamaian itu
dalam kerangka waktu selama enam bulan. Dengan demikian diharapkan ada
sesuatu yang dapat dicapai secara signifikan.
JOSHUA:
Apakah Susilo Bambang Yudhoyono yang gemar beridentifikasi itu, sudah
mengidentifikasi adanya masalah "pemutarbalikan fakta untuk menutupi dosa dan
kejahatan", oleh Al Fatah dan MUI-Maluku, sebagai faktor yang melanggengkan
kerusuhan Maluku? Baca ini supaya kamu jangan menjadi A-Susilo!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Forum Silaturrahmi Umat Islam Maluku Tegaskan Penolakan Atas Rekonsiliasi;
Ambon, LaskarJihad.or.id, 21 Januari 2002 - Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) MUI Tk
I Maluku Ustadz Abdul Wahab Abu Bakar Polpoke yang hadir dalam acara itu
mengatakan, berlarutnya konflik Maluku disebabkan karena tidak tegasnya
pemerintah dalam menegakkan hukum di Maluku. Sebab, lanjutnya, jika hukum telah
ditegakkan maka keadaan Maluku dimungkinkan akan kembali normal. Oleh karena
itu Polpoke menegaskan bagi siapa saja yang ingin berbicara tentang rekonsiliasi,
maka harus memenuhi beberapa syarat antara lain adalah ditegakkannya supremasi
hukum yang bisa mengungkap secara jelas Tragedi Idul Fitri Berdarah 19 Januari
1999 berikut aktor intelektual dan para penggerak kerusuhan di lapangan. "Siapa saja
yang berbicara rekonsiliasi di Maluku, maka dia harus bicara tentang penegakan
supremasi hukum," tandasnya. (sdkt)
JOSHUA:
Siapakah yang seharusnya ditangkap, jika pada tanggal 19 Januari, 1999, pada hari
Lebaran Terkutuk itu, dua daerah Kristen, Mardika dan Silale dijarah dan dibakar
pasukan 'putih' yang sudah selesai melakukan upacara 'percikan air suci' untuk
mengebalkan diri? Mengapa warga Kristen dituduh menjadi aktor kerusuhan,
sementara MUI-Maluku mengesahkan "Posko dan Tim Advokasi Lebaran Berdarah" di
Al Fatah, 13 har i sebelum kerusuhan, yaitu pada tanggal 6 Januari 1999? Mengapa
pada saat itu, MUI-Maluku diketuai oleh Perwira Polisi Aktif, "R. Hasanussi", yang
sekarang diselamatkan "Firman Gani" ke Ternate? Jika Hasanussi ini memiliki
kebenaran, mengapa dia sepertinya bersembunyi dalam kebisuan di Maluku Utara?
Mengapa Ustadz iblis model si Abutungku Polpoke ini, tidak dipanggil untuk
mempertanggung jawabkan tuduhannya? Karena negara ini negaranya MUI ya? Saya
ingin sekali meludahi wajah iblis di balik sorban dekil itu!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Posko Jihad Gabungan (Posgab) Kembali Gelar Latihan;
Ambon, LaskarJihad.or.id, 21 Januari 2002 Lebih dari enam ratus pemuda Muslim
yang tergabung dalam Posko Jihad Gabungan (Posgab) kembali menggelar latihan
gabungan, Ahad (20/1) pagi. Latihan fisik ini digelar mulai dari Lapangan Sepak Bola
Galunggung menuju Masjid Raya Al-Fatah Ambon.
JOSHUA:
Ini juga adalah satu contoh agitasi murahan yang selalu mencoba merusuhkan
Maluku, dengan menyebarkan racun iman mereka, bahwa umat Kristen selalu siap
untuk menyerang umat Islam, karena rasa benci! Iblis-iblis beriman ini tidak punya
kosa-kata yg lain, selain benci, musuh, jarah, bunuh dan Alloh! Dengan modal itulah,
mereka meracuni Maluku, sementara Susilo Bambang Yudhoyono merasa mampu
mendatangkan damai ke Maluku, dengan mempertahankan gerombolan penjarah,
pezinah dan pembunuh biadab kesayangan Allah dan iblis ini!?
Damai di Poso, dan nanti damai pula di Maluku! Tetapi bila "laskar jihad – biadab
beriman" tetap melaknati Poso dan Maluku, semua itu semu – permainan politik
kotor Pemerintah Indonesia! Lalu Papua-pun dirusuh, dijarah dan dibantai dan
dianeksasi!
Salam Sejahtera!
JL.
|