The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

GADO-GADO TAWAR UNTUK MALUKU


GADO-GADO TAWAR UNTUK MALUKU
Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Kali ini saya tidak hanya akan berkomentar tentang satu masalah, seperti RMS, tetapi beberapa masalah yang juga tidak hanya terkait dengan Maluku. Seperti biasa, saya akan memungut beberapa pernyataan untuk dikomentari. Supaya tidak terlalu merepotkan, saya pilih saja "Gado-gado tawar untuk Maluku" sebagai judul komentar kali ini. Saya sering bertanya pada diri saya, "Begitu minimkah kejujuran yang dimiliki oleh bangsa yang selalu mengaku sebagai bangsa berbudaya dan beriman ini"? Ataukah, dusta dan penipuan sudah menjadi ‘budaya', dan diakui sebagai ‘bagian dari iman'? Saya benar-benar kuatir tentang ‘umur' dari bangsa ini, jika mental dan intelektualnya tetap tidak berubah.

Silahkan mencermati!

TEMPO; 2002-02-18
Di Maluku Darurat Sipil Akan Diubah Menjadi Tertib Sipil Yudhoyono membantah adanya sinyalemen bahwa konflik di Maluku ini didukung oleh kelompok-kelompok Islam seperti Nahdatul Ulama, Muhamadiyah dan lainnya. Yudhoyono mengaku telah bertemu dengan pimpinan dari kelompok Islam tersebut. Ia mencontohkan beberapa hari lalu telah bertemu dengan pimpinan Muhamadiyah Syafiie Maarif. "Tidak benar kelompok-kelompok Islam itu mendukung konflik disana," tambah dia.

JOSHUA:
Mengapa Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene adalah mantan parajurid TNI, tidak sedikitpun mampu menunjukkan sifat dan ciri khas seorang prajurid? Atau mungkin dia berpikir bahwa rakyat Indonesia dan Maluku khususnya, adalah sekelompok orang bodoh yang mudah ditipu? Coba kita lihat beberapa kenyataan!

Kelompok manakah yang menyelenggarakan "tablich akbar" di lapangan Monas untuk menggalang jihad ke Maluku? Ketika berdiri di depan tablich tersebut, si Drakula politik Indonesia, "Amien Rais" berdalih bahwa dia bukan berdiri selaku Ketua MPR. Lalu Untuk apa dia ada di sana jika bukan karena "solidaritas munafik terhadap umat Islam", sebagai alat politiknya? Apakah si Amien Rais ini bukan sesepuh Muhammadiyah? Apakah si jahat, "Hamzah Haz" mewakili diri sendiri dan keluarganya, atau sebagai Ketua PPP ketika menghadiri tablich akbar tersebut? Lihatlah MUI dan Din Syamsuddin dengan "dusta dan hasutan" mereka! Apa MUI itu bukan organisasi tertinggi Islam? Apa sebabnya Kol. Pol. "Rusdi Hasanussi", yang Ketua MUI-Maluku, diizinkan memasok 60 pemuda Muhammadiyah dari Makassar untuk merusuh di Ambon, jika Muhammadiyah tidak mau terlibat di dalam Kerusuhan Maluku?

Demi siapakah para teroris internasional dari Afghanistan, Arab, Malaysia, dan Moro, masuk ke Indonesia dan merusuh, merusak serta membunuh rakyat Maluku, kalau bukan demi konsep busuk solidaritas Islam yang sering dimanipulasi oleh KISIDI untuk kepentingan politik? Apakah ada kelompok Islam yang menentang si Jaf'ar Umar Thalib, ketika melakukan tindakan barbar dengan merajam anak buahnya sampai mati, dalam rangka pemberlakuan "Syariat Islam di Maluku?

Dengan melihat beberapa kenyataan di atas, apakah Susilo Bambang Yudhoyono tidak layak disebut sebagai "pendusta besar"?

TEMPO; 2002-02-18
Di Maluku Darurat Sipil Akan Diubah Menjadi Tertib Sipil Yudhoyono juga mengatakan bahwa pihak dari luar Maluku yang mengacaukan Maluku diminta untuk meninggalkan Maluku.

JOSHUA:
Sekarang coba katakan, apakah "kelompok luar Maluku" yang datang merusuh di Maluku, bukan kelompok Islam? Atau mungkin "
laskar biadab" yang memanipulasi istilah "jihad" itu sudah beralih agama? Mungkin pula si Bambang Susilo Yudhoyono belum pernah melihat situs "laskarjihad.or.id" yang berisikan pemutar-balikan kebenaran dan hasutan beracun yang bercampur-baur dengan simbol-simbol Islam. Susilo Bambang Yudhoyono hanyalah seorang prajurid kelas terasi dengan mental germo yang menipu rakyat demi melindungi kejahatan segelintir jenderal busuk di Maluku.

LIPUTAN6.COM; 2002-02-19
Pemerintah Bakal Mencabut Darurat Sipil di Maluku Sementara itu, anggota Komisi I Aisyah Amini menilai, kelompok separatis kerap mempecun-dangi kinerja intelijen di Provinsi NAD dan Papua. Ia berpendapat, lantaran itu kedua provinsi tersebut tetap berkeinginan memisahkan diri dari RI, meski sudah diberi otonomi khusus. (KEN/ Apriliana dan Ari Trisna)

JOSHUA:
Setelah seorang menteri, kini anggota DPR/MPR yang tidak tahu berterima kasih, sudah diangkat martabatnya dari mengotori pinggiran jalan untuk ‘mengotori gedung DPR.MPR'. Dengan bibir mancung bergincu murahan, perempuan dungu yang layak menjadi pembantu ini berpikir, bahwa rakyat Aceh, Papua dan Maluku memang berotak udang seperti dia. Bukankah Susilo lagi berbicara tentang Maluku? Perempuan pandir ini mencoba melempar masalah "separatisme" ke Maluku dengan menyentil Aceh dan Papua. Dengan duduk di dalam Komisi I DPR, sempurna sudah Komisi ini menjadi komisi "munafik dan idiot" yang hanya mampu melahap uang rakyat dari upah dan komisi dan pansus-pokja!

Sekalain untuk "Komisi I DPR", baca pernyatan FKM di bawah ini, dan bantahlah secara ilmiah dan terbuka, sebagaimana layaknya dilakukan oleh sebuah Parlemen terhormat, "jika kalian mampu". Jika tidak mampu, ada lebih baik jika kalian berhenti kentut dari mulut busukmu, dan mulai belajar gosok gigi.

FRONT KEDAULAUTAN MALUKU (FKM; 102 / DPP.FKM / II / 2002)
Ambon, 15 Februari 2002
Pernyataan Sikap terhadap Hasil Perjanjian Malino Untuk Maluku

1. Menyangkut Republik Maluku Selatan (butir 3). Telah disampaikan dalam pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan rombongan serta kepada Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku dalam pertemuan dengan Pimpinan agama dan pemuka masyarakat Kristen Maluku bahwa : "Bila ditinjau dari prosedur pembentukan negara maka RMS sebagai suatu negara, memiliki syarat-syarat sah dan lebih sah bila dibandingkan dengan Republik Indonesia". RMS bukanlah suatu gerakan separatis tetapi RMS adalah suatu negara yang dianeksasi oleh Republik Indonesia. Dengan demikian terhadap perjanjian yang menolak RMS (apalagi dilakukan oleh pemimpin agama), sama nilainya

JOSHUA:
"Undangan", atau terserah jika anda ingin menyebutnya sebagai "tantangan", berlaku juga untuk "
laskar jarah beriman", termasuk si "Mahendra-dungu MA", FPI dan FPIM, Amien Rais, Hamzah Haz, Din Syamsuddin dan MUI, serta Pemerintah NKRI"! Nah! Tunjukanlah bahwa kalian bukan sekedar pencinta "sorban dan jubah putih yang isinya tidak jauh dari seekor kambing dungu yang hanya pandai mengembik"! Atau kulit kalian terlalu tebal untuk ucapan setajam ini? Coba kalau kalian mampu!

FRONT KEDAULAUTAN MALUKU (FKM; 102 / DPP.FKM / II / 2002)
Ambon, 15 Februari 2002
Pernyataan Sikap terhadap Hasil Perjanjian Malino Untuk Maluku

3. Mendesak SEKJEN PBB, Presiden Amerika Serikat, Pimpinan negara / Pemerintah negara-negara berdaulat untuk memfasilitasi adanya dialog menyangkut Republik Maluku Selatan (RMS) serta mengagendakan untuk dibahas dalam sidang umum PBB.

JOSHUA:
Bagi saya, "merdeka atau tidak, itu soal berikut"! Masalahnya sekarang, apakah kalian yang saya sebutkan di atas, termasuk beberapa kecoa kecil yang suka berteriak didepan rumah saya, "berani" menerima dan melayani tantangan FKM di atas, sekali untuk selamanya? Atau kalian hanyalah penjahat yang ketakutan dan memilih untuk tetap bersembunyi di balik sarung kumal bapakmu?

Mana si Jaf'ar Umar Thalib, tukang sebar dakwah iblis yang katanya sudah kenyang menimba ilmu di Pakistan sana? Apakah inteligensianya hanya sejumlah jenggotnya yang beberapa utas itu? FKM menanti kalian dengan tidak menghalangi kalian untuk berkonsultasi pada si "kopral dungu", Rustam Kastor.

JIHAD=TERORIS
Terlepas dari soal agama
Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jama'ah, Al Ustad Ja'far Umar Thalib, ini adalah anggota teroris yang telah direkayasa oleh pemerintah indonesia ketika membunuhi bangsa Maluku yang sama sekali tidak bersalah, herannya waktu itu tidak ada bantuan sama sekali dari Amerika kepada rakyat Maluku yang di bantai oleh teroris dan dibantu oleh tentara indonesia itu sendiri.

JOSHUA:
Saya setuju,
Jaf'ar Umar Thalib hanyalah seorang idiot yang sakit jiwa, dan yang terobsesi pada kedudukan, kekuasan dan uang, sehingga menjadi "panglima teroris" yang menyaru dibalik jubah Islam! Dia dan "laskar biadab"-nya adalah kaki-tangan Pemerintah busuk dan beberapa jenderal durjana, untuk mempertahankan kekuasaan, melindungi kejahatan, dan memuasi nafsu serakah mereka. Lain tidak!

JIHAD=TERORIS
Secara pribadi saya katakan padamu wahai
Ustad Umar Thalib, bangsa Acheh itu bukanlah bangsa yang mudah mengalah dan suka meinta sedekah dari orang lain, Kami bangsa Acheh tau bagaimana harus melawan musuh-musuh kami, tidak usahlah engkau datangkan anggota terorismu untuk membantu kami. Bangsa Acheh BENCI akan teroris. Pulanglah engkau ke pangkuan ibu pertiwimu dan sembahlah patung garuda yang engkau anggap itu sebagai lambang dan panduan hidup bernegaramu.

JOSHUA:
Memang terdengar sangat aneh, bahwa karena "berjuang di jalan Allah", para pejuangnya sampai harus mengemis di sudut-sudut jalan, tanpa pandang bulu apa yang dikemisnya itu Muslim atau ‘kafir'! Mereka malah memeras Muslim Maluku untuk kepentingan perjuangan Allah, menjarah dan merampok atas restu Allah. Mereka bukan saja didukung oleh Organisasi Tertinggi Islam-MUI, tetapi juga dilindungi oleh Pemerintah NKRI. Saya tidak kaget, kalau Aceh merasa jijik dan muak untuk tetap bergandengan tangan dengan Negara yang kotor dan kaya dengan kemunafikan ini. Lihat salah satu contoh di bawah ini.

ABC, (14/02/2002 11:48:27)
Menkokesra :
Laskar Jihad tidak perlu dibubarkan Menkokesra YUSUF KALLA mengatakan, Laskar Jihad tidak perlu dibubarkan untuk memastikan terwujudnya perdamaian di MALUKU. Dikatakannya, perjanjian perdamaian yang dicapai antara para pemimpin Muslim dan Kristen berarti bahwa peranan Laskar Jihad dalam pertikaian di MALUKU akan secara otomatis berkurang. Dikatakannya, Laskar Jihad akan beralih dari berperang ke kegiatan kesejahteraan sosial dan menjadi seperti LSM-LSM lainnya.

JOSHUA:
Inilah salah satu "kebusukan" Pemerintah NKRI, yang dinyatakan melaui pernyataan yang tak masuk akal sehat. Bukankah negara ini adalah Negara Hukum? Hukum atau Peraturan Negara manakah yang mengesahkan berdirinya "kelompok sipil bersenjata" yg. menjalin hubungan kerja dengan "terorisme internasional"? Yang mengatur kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di dalam Negara ini adalah "hukum Negara" atau "hukum Agama"? Apakah Yusuf Kalla sedang terganggu ingatannya? "
laskar biadab" itu tidak hanya membuat onar di Maluku, tatapi dimana-mana. Kejahatan dan kebiadaban "laskar jihad" ini bukan cuma masalah Maluku, tetapi masalah Nasional. Darah orang Maluku dan Poso belum kering di tanah leluhur mereka, ‘gerombolan laknat beriman' sudah mulai mengotori Papua dan Aceh. Yusuf Kalla tidak akan mengeluarkan pernyataan idiot seperti ini, jika dia tidak lagi berusaha melindungi "asset Pemerintah NKRI" yang berharga ini!

REPUBLIKA; 2002-02-19
Sosialisasi Malino di Maranatha Panas

Sementara itu, dari pantauan Republika, sosialisasi hasil kesepakatan Malino II belum dilakukan di kawasan Muslim. Bahkan, sebagian anggota delegasi masih menginap di rumah dinas Gubernur dan Mapolres Ambon. ''Saya sudah tugaskan anggota untuk selalu mengamankan mereka,'' kata Kapolres Ambon, AKBP Noviantoro.

JOSHUA:
Keadaan ini memperlihatkan bahwa ada "kelompok Islam", atau yang "mengaku sebagai Islam" yang dianggap oleh sebagian Muslim Maluku sebagai yang lebih menakutkan daripada Kristen Maluku. Apakah si Susilo Bambang Yudhoyono terlalu dungu, atau terlalu munafik untuk menyadari bahwa Muslim Maluku sampai begitu ketakutan terhadap sesama Muslim karena sesama Muslim tersebut didukung oleh "satu atau beberapa kelompok Islam yang tidak ingin melihat damai di Maluku"?

RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-18
Perjanjian Malino II Tidak Mampu Meredamkan Konflik Horizontal Maluku Di Maluku sendiri, sekitar 500 massa Islam sempat melempari delegasi Islam Maluku yang baru kembali dari Malino. Ustad Polpoke yang menjadi sasaran kemarahan karena ia sempat terlihat di televisi sedang berpelukan dengan seorang tokoh Kristen. Maka massa pendukungnya di Maluku menjadi marah.

Sehari sebelumnya empat lertusan bom sempat mengguncang kawasan Batumerah.

JOSHUA:
Pertama, coba tanyakan si Susilo Bambang Yudhoyono, "Apakah 500 Muslim di atas akan berani menyerang delegasi Muslim Maluku untuk Malino II dan melukai Ustadz Polpoke, jika mereka tidak "didukung oleh kelompok Islam?". Kemudian tanyakan si Yusuf Kalla, "Apakah dia bisa memberikan jaminan bahwa ke lima ratus Muslim di atas tidak bersangkut-paut sedikitpun dengan "
laskar jihad" yang dibiarkan tetap bebas melaknati Maluku oleh Pemerintah NKRI?"

Saya tidak akan heran, jika si Susilo Bambang Yudhoyono kemudian mengeluarkan pernyataan seperti di bawah ini.

LIPUTAN6.COM; 2002-02-22
Liputan6.com, Jakarta: Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono mensinyalir ada dua kelompok yang tak menyetujui hasil perjanjian perdamaian di Malino, Sulawesi Selatan. Kedua kelompok itu berasal dari dua pihak yang bertikai: Islam dan Kristen. Ini terbukti, dari peledakan tiga bom pasca-Deklarasi Malino II [baca: Tiga Ledakan Mengguncang Ambon].

JOSHUA:
Bukan si Susilo Bambang Yudhoyono, jika dia tidak akan berusaha memutar-balikkan kenyataan tentang situasi di Maluku. Untuk apa pihak Kristen meledakkan bom, tetapi tidak menyerang delegasi Kristen untuk Malino II, jika mereka tidak menghendaki adanya damai di Maluku? Mau tahu apa tujuan utama dari pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono? Dia sedang merata-ratakan masalah, bahwa karena ada dari kedua pihak, Kristen dan Muslim Maluku, yang menentang Kesepakatan Maluku-Malino II, maka masalah "
laskar jihad" jadi terkubur di dalamnya! Simak yang berikut ini.

REPUBLIKA; 2002-02-23
Tak Relevan Masalah Ambon Diserahkan ke Internasional JAKARTA--Menko Polkam Soesilo Bambang Yudhoyono menegaskan, usulan agar penyelesaian masalah Ambon diserahkan kepada pihak internasional seperti diusulkan kelompok kecil dari Kelompok Kristen, sungguh tidak relevan. ''Hal ini tentu tidak relevan, karena proses ini pun telah mendapat dukungan dunia. Dan telah disampaikan beberapa hari lalu bahwa PBB, negara-negara lain sungguh sampai menghormati, program wilayah juga mendukung proses penghentian konflik dan kekerasan ini,'' tegas Menko Polkam kepada wartawan usai sidang kabinet terbatas di gedung utama Setneg Kamis (21/2) petang.

JOSHUA:
Pertama, itulah mengapa saya katakan bahwa Malino II tidak merupakan "inisiatif murni Pemerintah NKRI"! Adanya tekanan pihak Internasional, terlihat di dalam pernyataan di atas, dan pada pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono tentang komentar pihak Internasional yang ‘diburunya', tepat setelah tercapainya kesepakatan.

Kedua, yang dimaksudkan dengan "kelompok kecil dari Kelompok Kristen" di atas adalah FKM! Susilo Bambang Yudhoyono tidak ingin menyebut FKM, karena kuatir akan terseret ke masalah RMS, sebuah "kebenaran" yang menjadi momok bagi Pemerintah NKRI saat ini. Rakyat Maluku dan masyarakat dunia tak lagi bisa dibodohi dengan "sejarah Indonesia yang bengkok tentang RMS"!

REPUBLIKA; 2002-02-23
Tak Relevan Masalah Ambon Diserahkan ke Internasional Sebelumnya, di tempat yang sama Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar, mengatakan masih ada dua kelompok yang menentang kesepakatan tersebut. Kedua kelompok itu adalah FKM dari kelompok Kristen dan Kelompok 11 dari pihak Islam. Kedua kelompok itu memang tidak ikut menandatangani kesepakatan Malino II.

JOSHUA:
Lihat, bagaimana "pelindung
laskar jihad" melindungi anak-anaknya! FKM "tidak menetang perdamaian", tetapi mempermasalahkan "bebasnya "laskar jihad" berkeliaran di Maluku"! Yang paling penting dari pernyatannya adalah bahwa, "FKM menantang Pemerintah NKRI untuk membuktikan ‘tuduhan' mereka bahwa RMS adalah gerakan separatis, dan terlibat di dalam Kerusuhan Maluku"!

Da'i Bachtiar sengaja mengangkat "Kelompok 11 dari pihak Islam", kelompok jadi-jadian yang tidak punya dasar hukum, agar "laskar jihad" sebagai pembenci damai bagi Maluku bisa bersembunyi di baliknya. Masuk ke situs "laskarjihad.or.id", lalu katakan kalau saya salah! "laskar jihad" harus tetap disembunyikan, sebab jika mereka sampai dihadapkan ke Pengadilan, maka baik Da'i Bachtiar, Susilo Bambang Yudhoyono, politikus busuk dan jenderal murtad, dll., akan ikut terseret ke bawah!

REPUBLIKA; 2002-02-23
Tak Relevan Masalah Ambon Diserahkan ke Internasional ''Tetapi saya pikir dunia tidak akan terpengaruh dengan permintaan kelompok kecil dari komunitas kecil itu,'' tegasnya (SBY).

JOSHUA:
Pada awalnya, para keroco tak bermoral cukup ini, ribut mati-matian untuk menolak campur tangan pihak internasional didalam urusan dalam negeri NKRI. Sekarang, mereka mati-matian mebenarkan diri dengan mengandalkan pihak Internsional!? Tanpa sadar, Susilo Bambang Yudhoyono memperlihatkan "salah satu tekanan" yang memaksa Pemerintah NKRI untuk "memformalitasi perdamaian Maluku", tanpa mengeluarkan "
laskar jihad" dari Maluku, apalagi sampai mengadili mereka. Pemerintah amat kuatir bahwa Kerusuhan Maluku yang berkepanjangan akan memberikan kesempatan bagi FKM untuk menarik perhatian Internasional dengan perjuangan mereka untuk mengembalikan Kedaulatan Maluku, yang antara lain, dirampok RI pada tahun 1950 dari RMS yang SAH!

RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-18
Sejumlah pemimpin akar rumput di Ambon menentang keputusan Malino II. Mereka tetap mendesak RMS diusir dan Laskar Kristus dibubarkan. Tentang keinginan pihak Islam agar RMS keluar dari Ambon, orang ini mengatakan, pulau Ambon itu kecil. Jadi kalau ada RMS tidak sulit bagi 10 batalyon TNI untuk mencari posisi para milisi RMS itu kalau ada.

JOSHUA:
Ini bukan pemimpin akar rumput, tapi "pemimpin akar rakus" yg. sakit jiwa seperti si
Jaf'ar Umar Thalib. Separatis atau bukan separatis, RMS adalah "bangsa ALIF UR atau ALIF'URU" yang punya Maluku! Hanya paham "separakus" yang membenarkan pengusiran rakyat Alif Ur dari Maluku, supaya tanah adat leluhur mereka bisa dinikmati oleh penjarah dan perampok yang memanipulasi dan menistai Islam, "laskar jarah" dan sanak-keluarganya!

RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-18
Bahwa ada foto-foto RMS yang nampak sedang berbaris, itu jelas di luar negeri. Mungkin di Belanda atau di Amerika. Tetapi kalau benar RMS itu masih ada di luar negeri, mengapa mereka tidak menyerbu kantor-kantor KBRI di Eropa dan Amerika? Pasti heboh, katanya. Tetapi ia menduga RMS di luar negeri itu kemampuannya hanya baris berbaris saja di daerah yang aman sambil menulis-nulis di internet.

JOSHUA:
Paling tidak, BUKAN RMS yang menghancurkan Markas Brimob Tantui, Ambon, menembak mati Komandannya, dan menjarah gudang senjata dan amunisinya. KEKUATAN RMS saat ini, bukan terletak pada angkatan perang dan persenjataannya, tetapi terletak pada KEBENARAN dan LEGALITASNYA, berdasarkan Hukum Internasional. Inilah yang MENAKUTKAN Pemerintah NKRI sekarang ini!

RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP; 2002-02-18
Bahwa pihak militer dan sementara tokoh daerah percaya RMS itu masih ada, jelas sesuatu yang menggelikan. Tentang Laskar Kristus dikatakanya merupakan organisasi sosial di Papua jauh sebelum terjadi pertikaian di Maluku. Ketika itu ada seorang Ambon yang membawa mobil dengan logo Laskar Kristus ke Ambon. Dan mobil inilah yang dikemukakan sebagai bukti bahwa di Maluku ada Laskar Kristus.

JOSHUA:
Saya pikir, pernyataan tentang RMS di atas tidak berdasarkan pemikiran yang matang. RMS masih ada, tetapi RMS bukan pemicu Kerusuhan Maluku! Jika kenyataan tantang RMS adalah sesuatu yang menggelikan, Pemerintah NKRI tak akan menjadi pengecut yang ketakutan untuk berhadapan dengan FKM di dalam sebuah dialog yang ditengahi oleh PBB. Yang menggelikan adalah isu-isu tentang "laskar Kristus", dan pernyataan-pernyataan seperti berikut.

TEMPO; 2002-02-20
TNI tidak Menoleransi Separatisme

JAKARTA (Media): Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Dephan) Johny J Lumintang menyatakan TNI tidak akan menolerir gerakan separatisme di Indonesia. Karena itu, TNI bekerja sama dengan Polri akan terus menggelar operasi gabungan untuk menangkis kekuatan separatis. "Hal itu sebagai penguatan komitmen kita untuk mempertahankan keamanan nasional dan kedaulatan negara kesatuan.

JOSHUA:
Ini namanya "igauan ngawur macan kertas yang lagi mengantuk"! Jabarkan dulu, "separatis" itu apa, baru bicara! Apakah separatis itu hanya "keluar dari bingkai Negara Pancasila", atau termasuk "mengubah bingkai Negara Pancasila" juga. Setelah itu, jabarkan juga, "mengapa sampai harus ada separatis, jika Negara ini benar-benar adalah Nagara Hukum yang melindungi segenap rakyatnya, tanpa membedakan ras, agama, dll"! Jika kedua hal ini belum bisa dilakukan, lebih baik tutup mulut, daripada mempermalukan diri dan korpsmu. KESALAHAN-nya ada di bawah ini, Johny!

TEMPO; 2002-02-20
Sementara Mayjen Sudradjat, Direktur Jenderal Stategi Pertahanan Dephan, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa operasi militer yang melibatkan TNI menghadapi gejala separatisme hanya dilakukan lewat keputusan politik, dalam hal ini Presiden sebagai pemilik otoritas. "Keterlibatan TNI sesuai dengan keputusan politik," katanya.

JOSHUA:
Segala kebijakan di dalam sebuah Negara Hukum, harus didasari oleh HUKUM. Tuduhan ‘separatis' harus bisa dibuktikan secara hukum, dan penanggulangannya juga harus berdasarkan hukum, jika sah terbukti menurut hukum! Jika tidak terbukti, tetapi sudah ditindak, atau memang terbukti dan ditindak dengan menyalahi hukum, maka keduanya harus diadili berdasarkan hukum. Mengapa kasus Timor-Lorosae, Trisakti, dll., sampai tertunda-tunda dan terlantar? Karena PERMAINAN POLITIK BUSUK yang digunakan untuk menggeserkan Hukum! Keputusan politk busuk, menyebabkan TNI ikut membusuk, rakyat dibusuki, dan seluruh Negara jadi berbau busuk, karena Hukum dikhianati! Karena itu, jangan marah kalau Lee Kwan Yu mengatakan yang busuk tentang Negara ini!

Dengan melihat "proses pembusukan" di atas, apakah ancaman si Susilo Bambang Yudhoyono di bawah ini, bebas dari kebusukan?

TEMPO; 19 Feb 2002 22:58:5 WIB
Menko Polkam: Tindak Tegas Pelaku Kekerasan Baru di Maluku!

TEMPO Interaktif, Denpasar: Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono mengancam pelaku kekerasan di Maluku pasca perjanjian damai di Malino tempo hari. Ia menegaskan aparat keamanan akan bertindak represif kepada siapa pun yang menyulut pertikaian baru di kawasan tersebut.

JOSHUA:
Lalu, bagaimana dengan "PERIMBANGAN KEKUATAN di Maluku" yang digunakan sebagai alasan "penolakan permintaan Gubernur Maluku untuk mengeluarkan "
laskar jihad" dari Maluku?" Sudah begitu jelas terpampang di depan mata, bahwa "laskar biadab" itu adalah perusuh beriman yang membenarkan tindakan kekerasan atas nama Allah, Susilo Bambang Yudhoyono lalu berlagak mengancam akan menindak pelaku kekerasan, tanpa mengusir "sumbernya" dari Maluku? Keputusan politik busuk!?

TEMPO; 19 Feb 2002 22:58:5 WIB
"Kita tidak mau terjebak akan bertindak persuasif atau represif. Untuk menyadarkan mereka yang masih menolak penghentian konflik, kita pakai persuasi. Kita dengar mengapa mereka masih enggan. Tetapi jika melakukan kekerasan baru, kemudian ada yang menggerakkan, memimpin dan mendalangi, tindakan tegas akan diambil. Kalau tidak, akan terjadi kemunduran yang membawa korban sangat besar," katanya di Denpasar, Selasa (19/2).

JOSHUA:
Bagimana dengan "penyerangan terhadap Delagasi Muslim Maluku untuk Malino II, hingga mencederai Ustadz Polpoke"? Apakah si Susilo bambang Yudhoyono sudah memerintahkan aparat untuk menyelidiki dan menindak pelakunya? Atau dia menganggap bahwa tindakan tersebut bukan merupakan ‘tindakan kekerasan'? Bagaimana dengan yang berikut ini?

REPUBLIKA; 2002-02-19
Kapolda Belum Terima Laporan Tahanan Lari Dari Polres Ambon-Rol--Kapolda Maluku Birgjen Pol Soenarko DA mengatakan belum mendapat laporan kaburnya Aras Pontorereng (33) dalam status tahanan jaksa yang dititipkan di Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease. "Saya belum dapat laporan kasus ini dan kelihatannya masih baru sehingga secepat mungkin akan dilakukan pengecekan ke Kapolres setempat," katanya kepada ANTARA di Ambon, Senin. Aras Pontorereng yang dituntut 15 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum P Sahanaya SH di Pengadilan Negeri Ambon 5 Februari 2002, dalam sidang lanjutan untuk mendengar putusan hakim pada Senin (18/2) tidak hadir di ruang sidang karena telah melarikan diri.

JOSHUA:
Bagaimana Susilo Bambang Yudhoyono? Terhukum yang terkait dengan tindakan kekerasan di dalam Kerusuhan Maluku sudah hilang dari Mapolres, tetapi Kapolda di Mapolda yang hanya terpaut beberapa kilometer masih menunggu laoran resmi!? Apakah ini cuma semacam kecelakaan karena kelalaian, atau "sebuah sandiwara baru"? Jika gembong Kerusuhan Maluku seperti "Rusdi Hasanussi" dan si "kopral dungu-Rustam Kastor" bisa tetap bebas berkeliaran, saya pesimis bahwa kisah tentang si Aras ini akan bisa berlanjut. Keputusan politik busuk lagi?

REPUBLIKA; 2002-02-20
Gubernur Maluku Ancam Media Lokal

Di tengah ketakpuasan masyarakat, Gubernur Maluku Dr Ir M Saleh Latuconsina mengancam akan menutup media lokal di Ambon yang dinilainya menyebarkan berita-berita provokasi. Peringatan tersebut disampaikan dalam bentuk Instruksi Gubernur Maluku Selaku Penguasa Darurat Sipil Daerah, Nomor : INS-06/PDSDM/II/2002, tanggal 19 Februari 2002 dan ditanda-tangani Dr Ir M Saleh Latuconsina.

JOSHUA:
Apakah ancaman Gubernur Maluku ini berdasarkah Hukum, atau lagi-lagi semacam "keputusan/pernyataan politik busuk"? Mari kita cermati, dengan mengambil beberapa contoh kasus.

REPUBLIKA; 2002-02-20
Menurut Irwan, penetapan delegasi itu asal comot dan sembunyi-sembunyi dalam keberangkatannya. ''Bukti dari ketidakberesan itu nampak dari kepulangan mereka yang direspon negatif masyarakat. Mereka disambut dengan kekerasan. Rombongan dilempari masa yang menghadangnya.''

JOSHUA:
Bagaimana dengan "pernyataan" yang berbau provokasi seperti ini, Saleh Latuconsina? Pernyataan ini masuk media local dan nasional! Apakah medianya yang harus ditutup atau si pembuat pernyataan ini yang harus DITAHAN dan DIADILI? Mungkin anda berpendapat bahwa pernyataan di atas belum merupakan semacam provokasi. Bagaimana kalau yang berikut ini?

REPUBLIKA; 2002-02-23
Tak Relevan Masalah Ambon Diserahkan ke Internasional ''Pemerintah telah memaksa damai dengan kekuatannya, umat Islam yang menjadi korban dalam konflik Maluku jelas dirugikan dengan adanya kesepakatan itu dan jumlah mereka lebih besar dari yang menerimanya,'' ujar Irwan Patty.

JOSHUA:
Sudah sejak lama, "H.Putuhina", si pembuat "daftar pas-100 provokator Kerusuhan Maluku" dan seluruh jajaran "forum silaturah mi umat Islam Maluku (FSUIM)-nya ditahan dan diadili"! Tetapi karena Saleh Latuconsina hanya mampu membuat "pernyataan politik busuk", tanpa berani menegakkan hukum, maka mereka-mereka ini masih bebas berkeliaran menyebar dusta dan hasutan di berbagai tempat dan media! Apa perkataan saya ini salah, Saleh Latuconsina? Lihat lagi yang di bawah ini!

MASARIKU NETWORK AMBON
MEMBANTAH THE JAKARTA POST

Sementara itu siaran radio SPMM terus menerus melakukan provokasi untuk mengutuk partisipant Muslim yang pergi ke Malino, dan meminta masyarakat Muslim menolak kesepakatan Malino

JOSHUA:
SPMM ini adalah "hutang lama PDSD-Maluku", yang masih belum dibayar sampai saat ini. Hutang yang sudah melewati beberapa Kapolda Maluku, seperti Firman Gani, Edi Darnadi, lalu Farouk Muhammad, hingga Soenarko AD. Sekarang tinggal pertanyaan, "Apakah istilah ‘yang dinilainya menyebarkan berita-berita provokasi', akan diterapkan Saleh Latuconsina atas SPMM ini atau tidak?" Bagaimana dengan situs "
laskarjihad.or.id" dan "buletin laskar jihad", yang juga merupakan "corong provokasi"? Apakah komitmen Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menkopolkam, dan Da'i Bachtiar sebagai Kapolri, bagi Perdamaian Maluku, dapat diandalkan untuk menutup corong-corong provokasi tersebut, dan tidak hanya sekedar cukup untuk membuat berbagai macam pernyataan politik busuk yang baru?

Jawabannya ada di dalam waktu yang terus berputar! Sementara ini, kita hanya bisa berpuas diri dengan sodoran "gado-gado tawar bagi Maluku" dari Jakarta!

Salam Sejahtera!

JL.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044