The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Pemprov Maluku Akan Kembalikan Pengungsi ke Tempat Semula Segera


KOMPAS, Senin, 11 Maret 2002

Pemprov Maluku Akan Kembalikan Pengungsi ke Tempat Semula Segera

Ambon, Kompas - Staf Ahli bidang Penerangan Pemerintah Darurat Sipil Daerah Maluku Marthen L Djari mengatakan, percepatan penanganan pengungsi akibat konflik antarkomunal di Maluku dilakukan melalui tiga pola. Ketiga pola itu ialah, pertama, mengembalikan pengungsi ke tempat semula. Kedua, menempatkan pengungsi di tempat-tempat tinggal darurat. Ketiga, melakukan transmigrasi lokal bagi pengungsi atau mencarikan lokasi baru."Pada hakikatnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menghendaki pola pengembalian pengungsi ke tempat semula atau menempatkan pengungsi di tempat penampungan darurat. Sedangkan pemindahan lokasi baru atau relokasi, hanya bisa dikabulkan jika terpaksa. Sifatnya perkecualian seperti kelompok yang merasa dirinya minoritas menolak dikembalikan ke tempat asal yang kebetulan mayoritas," kata Marthen, Sabtu (9/3).

Sementara itu sampai Sabtu lalu, Kantor Imigrasi Maluku mendeportasi 15 orang asing dari Ambon. Mereka adalah 13 warga negara Amerika Serikat (AS) dan dua orang warga negara Aljazair. Menurut Marthen, 13 warga negara AS itu datang ke Ambon dengan menggunakan visa turis, namun melakukan aktivitas tanpa izin Pemerintah Darurat Sipil Daerah Maluku. Sedang visa dua warga negara Aljazair sudah melewati batas waktu, namun keduanya masih tetap melakukan aktivitas di Ambon.

"Pemerintah Provinsi Maluku akan lebih cermat mengawasi mereka, terlebih Gubernur Maluku selaku penguasa darurat sipil sudah mengeluarkan instruksi," kata Marthen.

Berdasarkan pengamatan Kompas di lapangan, sejumlah pengungsi mengungkapkan keinginan yang beragam atas penanganan warga pengungsi. Pengungsi Muslim, Aziz dan Imin yang menempati bekas ruko yang terbakar di Jalan AY Patty mengungkapkan, mereka dan keluarga tidak bersedia dikembalikan ke tempat asal, yakni Air Salobar, Poka Rumah Tiga, dan Kusu-kusu yang mayoritas penduduknya Kristen. "Katong baru mau pindah jika rasa aman terjamin. Perlu waktu untuk memutuskan kembali ke Air Salobar, tapi tidak untuk saat ini," katanya.

Namun Constantia, pengungsi Kristen yang kini bermukim di barak yang terbuat dari tripleks di Belakang Soya, mengatakan, dirinya sudah tidak tahan berada di tempat pengungsian karena penuh ketidakpastian. Dia ingin secepatnya pulang ke tempat asalnya di Ahuru. "Saya punya rumah permanen dan sedikit tanah di sana. Saya sebenarnya sudah ingin kembali ke Ahuru," katanya.

Mayoritas ingin kembali

Marthen menjelaskan, mayoritas masyarakat Maluku yang menjadi pengungsi sebenarnya ingin kembali ke tempat asal. Dia mengungkapkan sejumlah alasan mengapa pengungsi

ingin kembali ke tempat asal. Orang Maluku, katanya, menanamkan dirinya sebagai Pro- Patria atau orang yang merasa cinta Tanah Air di mana mereka dilahirkan. Alasan lain, kata Marthen, mayoritas orang Maluku masih memiliki semangat leluhur animisme/dinamisme. Dia mencontohkan konsep sebuah kuburan yang bagi orang Maluku menunjukkan eratnya hubungan antara orang yang telah meninggal dan orang yang masih hidup. Dengan demikian, ada semangat untuk kembali ke tempat semula karena leluhurnya masih berada di tempat asal.

Faktor lain mengapa pengungsi Maluku memiliki semangat untuk ingin pulang ke tempat asal, karena percaya akan kesuburan tanah di tempat di mana mereka dilahirkan. Selain itu, mereka juga tidak mudah mendapat tempat lain dan kemungkinan sulitnya bersosialisasi di tempat baru. "Masyarakat Maluku tidak mengenal bedhol desa seperti di Jawa," ujarnya.

Berdasarkan laporan Wakil Gubernur Maluku selaku Pelaksana Harian Satkorlak untuk Penanganan Pengungsi, Paula B Renyaan, sampai 27 Oktober 2001 di seluruh Maluku masih terdapat 329.918 pengungsi atau 57.571 keluarga. Para pengungsi tersebar di empat kabupaten dan satu kota.

Di seluruh Kota Ambon ada 145.328 pengungsi (29.613 keluarga), yang merupakan daerah terbanyak yang menampung pengungsi. Di Kabupaten Maluku Tengah terdapat 98.907 pengungsi (11.644 keluarga), disusul Kabupaten Maluku Tenggara 59.885 pengungsi (11.842 keluarga), Kabupaten Maluku Tenggara Barat 16.489 pengungsi (2.360 keluarga), dan di Kabupaten Buru terdapat 9.209 pengungsi (1.842 keluarga).

Namun, menurut Marthen, data tersebut untuk saat ini kemungkinan sudah berubah menyusul semakin kondusifnya keadaan di sejumlah wilayah Maluku, khususnya pasca-Deklarasi Malino II. "Mungkin ada pengungsi yang secara swakarsa kembali ke tempat semula," katanya. (pep)

© C o p y r i g h t   1 9 9 8   Harian Kompas
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044