KOMPAS, Senin, 11 Maret 2002, 17:31 WIB
Forum Komunikasi ASWJ Bertemu PBNU
Jakarta, KCM
Laporan: Angelina Maria Donna
Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jamaah (ASWJ) bertemu dengan Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hari ini (Senin, 11/3) untuk membahas kondisi
terakhir di Ambon dan Poso pasca pertemuan Malino I dan Malino II.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Forum Komunikasi ASWJ, Jafar Umar Thalib
mengemukakan, pihaknya memberi masukan tentang kondisi lapangan di Poso dan
Ambon pasca pertemuan Malino, supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam
memahami keadaan di lapangan. "Kami datang bersilaturahmi, karena sebagian
warga kami juga warga NU. Kami hanya membahas dan memberi masukan tentang
isu-isu nasional dan kondisi di lapangan saja," ujar Jafar.
Masukan dari Forum Komunikasi ASWJ ini akan digunakan untuk persiapan
kunjungan PBNU-Muhammadiyah ke Poso dan Ambon dalam waktu dekat.
Sementara menurut Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi, sebelum kunjungan ke
sana, NU dan Muhammadiyah akan menyerap seluruh aspirasi yang berkembang,
sehingga kunjungan itu jangan sampai malah menimbulkan masalah baru.
Ditambahkannya, kelompok Jafar ini mewakili aspirasi rakyat Maluku yang selama ini
tidak tergambarkan melalui perjanjian Malino II. Secara substansial, mereka berharap
jangan sampai rekonsiliasi dan pembaruan dilakukan secara instan, artinya demi
kepentingan pemerintah saja dan tidak mewakili realitas yang ada, karena hanya
akan menimbulkan persoalan baru.
"Bukannya mereka tidak menghargai perdamaian, tapi mereka berharap upaya ke
arah sana jangan terlalu cepat dan instan, tetapi harus ada tahapan-tahapan yang
alamiah, karena selama ini terkesan pemerintah lebih mengarah kepada hal-hal yang
sifatnya instan saja. Yang penting bagaimana proses penegakan hukum itu
dilaksanakan secara serius," papar Masduki.
Senada dengan Masduki, salah satu Ketua PBNU Solahuddin Wahid
mengemukakan, konflik yang telah terjadi selama bertahun-tahun, tidak mungkin bisa
diselesaikan dalam waktu singkat. Oleh karena itu semua harus dilakukan secara
bertahap dan alamiah, sehingga bisa diterima oleh semua pihak.
"Saya pribadi menanggapi pawai-pawai sosialisasi Malino kemarin agak heran.
Jangan terlalu euforia, kita realistis saja dan karena pembaruan tidak bisa dilakukan
secara terburu-buru. Tidak mungkin konflik yang telah bertahun-tahun bisa dibalikkan
dalam tempo cepat," kata Solahuddin Wahid.
Ketika ditanya, kapan kunjungan ke Poso dan Ambon dilakukan, Solahuddin Wahid
yang akrab dipanggil Gus Solah ini mengatakan, sampai saat ini belum dipastikan
waktunya, karena baru akan dibicarakan dalam tim teknis beberapa minggu ini. "Yang
jelas, kita berharap agar tidak terjadi kekerasan yang baru," katanya. (ima)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|