KOMPAS, Sabtu, 22 Desember 2001, 16:57 WIB
Komandan Guskamla Armatim: Perusuh Tidak Dikejar Karena
Banyak Korban
Ambon, Sabtu
Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Timur (Dan Guskamla Armatim)
Laksamana Pertama TNI Sad Suyono mengakui bahwa tidak dikejarnya perusuh yang
menembaki speed boat Haturua jurusan Galala-Gudang Arang/Benteng oleh patroli
laut TNI-AL karena korban yang berjatuhan cukup banyak.
"Ketika terjadi penembakan di Teluk Dalam Kota Ambon, tepatnya di depan pesisir
pantai antara Tantui-Wayame pada Rabu (19/12) lalu pukul 06.25 WIT, patroli TNI-AL
berupaya menghalau dan sempat ditembaki, tapi karena korban cukup banyak, para
perusuh tidak sempat dikejar dan harus menolong para korban yang tertembak,"
ujarnya di Ambon, Sabtu (22/12).
Speed boat Haturua membawa 11 penumpang termasuk dua awaknya, bertolak dari
dermaga Galala tujuan Gudang Arang/Benteng pada Rabu pagi pukul 06.25 WIT
menyebabkan sembilan orang tewas mengenaskan dan dua lainnya menderita
luka-luka tembak.
Ia menjelaskan, dalam insiden penembakan itu ada satu awak speed boat Haturua
yang selamat dan patroli TNI-AL yang berusaha mengejar perusuh yang juga
menggunakan speed boat malah memberondong petugas yang hendak
menghalaunya.
"Memang ada tuduhan bahwa yang melakukan aksi penembakan brutal dalam insiden
itu anggota oknum Marinir, tapi saya perlu jelaskan bahwa jenis senjata yang dipakai
perusuh kalibernya lebih besar, sementara senjata yang digunakan Marinir adalah
SS1 yang pelurunya berkaliber 5,5 milimeter," tandasnya.
Saat ini TNI Lanal Halong Ambon telah meminta tambahan pasukan Marinir
mengingat yang sedang bertugas sekarang ini hanya empat SSK (Satuan Setingkat
Kompi) ditambah dua KRI dan empat Kapal Angkatan Laut (KAL).
Dari empat KAL tersebut, satu di antaranya khusus untuk melakukan pengejaran dan
melumpuhkan setiap speet boat yang digunakan perusuh untuk menembaki orang
yang menggunakan jasa transportasi laut. (Ant/ima)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|