The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

MALINO II MULAI DIUJI


Masariku update, 02 Maret 2002

MALINO II MULAI DIUJI

Dear all,

Apa yang terjadi hari ini sungguh merupakan antiklimaks terhadap proses membangun damai yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini. Kejadiannya bermula dari pertemuan masyarakat Maluku Tenggara dan Seram Timur di halaman depan kantor Gubernur Maluku, dalam rangka proses sosialisasi kesepakatan Malino II. Pertemuan yang berlangsung sejak jam 10.30 tersebut berlangsung dalam suasana yang gembira, penuh rasa persaudaraan. Sementara itu kelompok masyarakat lainnya terlihat sudah mulai mempersiapkan diri untuk kembali mengadakan pawai seperti hari-hari sebelumnya. Berbagai jenis kendaraan hilir mudik sambil mengumpulkan masyarakat dari berbagai sudut kota.

Saat itu Masariku Network Ambon memperoleh informasi bahwa telah terjadi juga pawai bersama di wilayah Tulehu, Passo, Suli, sampai ke Galala. Komunitas bersama dari wilayah-wilayah itu bahkan melakukan makan bersama di pantai Natsepa dengan penuh sukacita.

Kurang lebih jam 13.15 kami memperoleh informasi radio lewat HT dari rekan-rekan di sekitar wilayah A.Y.Patty untuk melakukan koordinasi pecegatan masa konvoi supaya tidak dulu melewati jalan di depan Masjid Raya Alfatah. Kami segera memutuskan bersama beberapa teman untuk menuju jln. A.Y.Patty dan selanjutnya ke simpang jalan Masjid Alfatah. Namun ketika hendak memasuki A.Y Patty diperoleh informasi radio lanjutan bahwa telah terjadi pembakaran beberapa motor di depan Masjid Raya Alfatah. Dari ujung jalan A.y. Patty, tepat di depan Pos Polisi Sirimau kami melihat kepulan asap membumbung di depan Masjid Raya Alfatah. Sementara itu pada saat bersamaan terdengar letusan senjata organik pada di wilayah simpang Alfatah.

Dari informasi radio kami tahu bahwa tembakan itu ditujukan untuk menghalau masa Muslim yang mulai berkumpul. Mendengar bunyi tembakan, masyarakat terlihat menjadi panik dan masing-masing berlari kembali ke kawasan komunitasnya. Di depan pos polisi Sirimau kami melihat dari dekat salah seorang pemuda mencabut pisau dan menikam pemuda lainnya. Belakangan diketahui pemuda yang ditikam berasal dari komunitas Kristen, dan bernama Gustav Fotkey. Saat ini yang bersangkutan sedang dirawat di RSU GPM.

Kami tak sempat berbuat banyak saat itu, karena aparat keamanan mulai melepaskan tembakan untuk menghalau masa yang mulai berdatangan. Di saat itu terlihat beberapa warga Muslim melindungi dan mengantarkan sekelompok warga Kristen untuk keluar dari Ambon Plaza dan menuju ke daerah komunitas Kristen. Kami sendiri masih sempat melakukan koordinasi dengan beberapa rekan Muslim yang mendatangi tempat itu. Antara lain kami meminta mereka untuk dengan kritis mengamati perilaku aparat keamanan dalam mengatasi situasi saat itu. Beberapa saat kemudian kami diberitahukan bahwa salah satu provokator pembakaran motor sudah ditangkap dan sementara dibawa ke Pos Komando Sektor A yang terletak di Jln. A.Y.Patty.

Disaat yang bersamaan terlihat beberapa orang anggota TNI AD sementara membawa salah seorang siswa SMU dari arah Masjid Raya Alfatah menuju Pos Komando Sektor A. Belakangan diketahui bahwa yang bersangkutan adalah siswa SMU Muhamadiyah yang memicu pembakaran 06 buah motor di depan Masjid Raya Alfatah.

Pengelompokan masa segera terjadi dengan cepat. Masa Kristen segera berkumpul di depan restaurant Halim, sementara masa Muslim berkumpul di jalan depan bioskop Amboina. Sementara itu aparat keamanan dari kepolisian dan AD segera berupaya menyekat kedua kelompok masa. Dari pengamatan di lapangan, diketahui bahwa masa Muslim menuntut dilepaskannya anggota masyarakat Muslim yang kemungkinan terjebak di daerah Kristen. Sementara masa Kristen sebaliknya menuntut dibebaskannya anggota masyarakat Kristen yang kemungkinan terjebak di wilayah Muslim. Terutama mereka yang saat itu masih terjebak di Ambon Plaza. Kurang lebih jam 15.00 kelompok warga Muslim yang berada di wilayah Kristen menyeberangi lapangan merdeka dari arah kantor gubernur Maluku, menuju ke arah pos polisi sektor Sirimau. Masa Muslim terlihat bersorak gembira melihat datangnya warga Muslim yang berjumlah lebih kurang 30 orang itu. Kedatangan mereka ternyata diantar oleh beberapa pemuda Kristen dan tiga orang polisi. Sementara itu kelompok masa Kristen di depan reastaurant Halim semakin kesal dan marah melihat lambannya aparat keamanan mengevakuasi warga Kristen yang terjebak di Ambon Plaza.

Kurang lebih jam 13.15 Kapolda Maluku mendatangi jalan di depan Pos Polisi Sirimau dan bergabung dengan Wakapolda serta anggota polisi lainnya yang ada disitu. Segera dilakukan koordinasi untuk mengevakuasi warga Kristen yang ada di Ambon Plaza. Beberapa mobil polisi segera dikirimkan ke Ambon Plaza untuk melaksanakan evakuasi, namun tak lama kemudian mereka kembali dan memberitahukan bahwa kerumunan masa terlalu banyak di depan Ambon Plaza, sehingga proses evakuasi belum bisa dilakukan. Pendekatan persuasif terus diupayakan polisi dengan masa Muslim, sementara masa Kristen terlihat semakin kesal dan marah. Kami segera melakukan percakapan dengan Kapolda Maluku, mengingat lambatnya proses evakuasi. Dari penjelasan Kapolda, ternyata ia sedang menunggu datangnya PANGDAM XVI Pattimura, yang selama ini memegang kendali operasi lapangan. Kapolda merasa enggan untuk segera memutuskan operasi evakuasi, tanpa persetujuan Pangdam. Ternyata sampai jam 16.30 Pangdam belum juga nongol di lokasi. Hal itu membuat Kapolda semakin kesal, mengingat eskalasi emosi masa akan semakin meningkat, bila proses tersebut tak segera dilakukan.

Berdasarkan percakapan dengan Kapolda di lokasi itu, kami segera menuju kantor Gubernur guna menemui gubernur dan menginformasikan serta menekannya untuk mengambil tindakan segera, guna mengevakuasi warga Kristen di Ambon Plaza. Saat berada di ruang kantor gubernur, informasi radio memberitahukan bahwa PANGDAM telah berada di Ambon Plaza, dan proses evakuasi segera berlangsung. Segera kami memutuskan untuk kembali ke depan Pos Polisi Sektor Sirimau. Sesampainya disana terlihat aparat keamanan sementara menghalau masa Muslim dengan sikap represif. Masa Muslim lari berhamburan ke arah pasar sementara aparat keamanan terus mendesak. Tak lama kemudian terdengar 02 kali bunyi bom di daerah belakang komplek Yonif Linud 733 Masariku Terdengar bunyi tiang listrik dipukul bertalu-talu oleh masa Muslim.

Pada saat yang bersamaan dilakukan proses evakuasi terhadap warga Kristen yang masih terjebak di Ambon Plaza. Mereka kemudian dibawa ke Gereja Maranatha untuk memperoleh pendampingan karena kondisi mereka yang tertekan. Seluruh mereka yang dievakuasi berjumlah 63 orang, yang keluar dalam keadaan selamat. Kurang lebih jam 17.30 masa kemudian membubarkan diri dan kembali ke wilayah masing-masing. Sementara itu dua warga Kristen yang juga terjebak di sekitar daerah jl. Sultan Babulah - depan Masjid Jami, telah diamankan dan dilindungi di rumah salah satu keluarga Muslim di wilayah itu. Keluarga yang bersangkutan kemudian menelpon ke kantor sinode GPM dan menginformasikan hal tersebut. Keduanya kemudian dijemput polisi, dan dikembalikan ke lokasi Kristen.

Menariknya dalam rekaman gambar video yang sempat diambil rekan-rekan di lapangan, terlihat jelas percakapan yang dilakukan Rustam Kastor dengan Kapolres Pulau Ambon & Lease. Dengan tegas Rustam Kastor memberi alasan bahwa mereka dengan sengaja menahan warga Kristen yang terjebak di Ambon Plaza, dan menunggu dilepaskannya terlebih dahulu sebuah truck warga Muslim di daerah Passo, dan satu Truck lainnya di daerah Benteng Atas. Setelah dilakukan pengecekan silang ternyata hal itu tidak benar, karena tak pernah ada pencegatan dan penahanan truck bersama warga Muslim di kedua daerah itu.

Apalagi jelas bahwa warga Muslim yang datang dari arah Passo untuk berpawai di Ambon diangkut oleh truck-truck polisi. Sementara itu dalam percakapan dengan beberapa warga Muslim di simpang jalan depan Pos Polisi Sektor Sirimau, dengan tegas mereka menekankan pada kami bahwa pemerintah sudah harus mengambil tindakan tegas dan represif terhadap Laskar Jihad dan jaringan lokalnya, karena disinyalir mereka ada dibelakang aksi-aksi seperti ini.

Sampai jam 19.30 saat ini masih dilakukan koordinasi pada masingt-masing komunitas, guna mengevaluasi seluruh kejadian hari ini. SATU YANG PASTI, KAMI SEPAKAT UNTUK TIDAK PERNAH AKAN MUNDUR DARI UPAYA-UPAYA MEMBANGUN DAMAI DIANTARA KAMI. KARENA KEMATIAN ADALAH KEHORMATAN DAN HARGA KAMI.

MASARIKU NETWORK AMBON
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044