KRONOLOGIS KASUS YANG TERJADI SEJAK 15 AGUSTUS 2001 SAMPAI SAAT INI  DI KOTA AMBON DAN SEKITARNYA

- Provided By: MASARIKU NETWORK AMBON -

15 Agustus 2001

Jam 08.00 WIT terjadi ledakan bom di jalan Slamet Riyadi-Ambon, kurang lebih 150 meter dari Koramil kota Ambon. Ledakan bom yang berasal dari sepeda motor itu, selain menewaskan kedua pengendaranya, juga menewaskan seorang lainnya dan melukai 5 orang lainnya. Dengan segera ledakan tersebut menyulut kepanikan di wilayah pemukiman Muslim tersebut.

Kejadian itu bermula ketika sepeda motor bernomor polisi DE 3401 A dari arah Batu Merah berpapasan dengan mobil angkutan umum Lin 3 bernomor polisi DE 929 AA yang dikendarai Sugiman dari arah Waihaong. Pengendara motor yang diduga membawa bom itu tiba-tiba meledak. Dua pengendaranya tewas seketika dengan kondisi yang mengenaskan. Potongan tubuh mereka berhamburan di sekitar lokasi ledakan, bahkan kepala salah satu korban terbelah.

Selain menewaskan kedua pengendara motor, juga menewaskan penumpang mobil angkutan umum, Ibu Narsudi (50) serta melukai lima orang lainnya. Kelima korban tersebut, yaitu supir angkutan umum Sugiman (44), kernet angkutan umum Samsul Nisi (19), tukang becak Nasaruddin (23), penjual sayur Baharuddin (34), dan supir angkutan umum Lasera (28). Kondisi motor dan mobil angkutan umum hancur.

18 Agustus 2001

Sekitar 25 rumah hangus terbakar di Gang Banjo Dalam, Jalan Jenderal Sudirman, Batumerah, Ambon, Sabtu (18/8) dini hari, sekitar pukul 1.30 WIT. Sebelum terjadi kebakaran, terdengar dua kali ledakan bom dan bunyi tembakan di wilayah itu, disaat masyarakat sedang tertidur. Lebih kurang 30 kk kehilangan tempat tinggalnya, di desa Muslim yang padat penduduk tersebut. Untungnya tidak ditemukan korban jiwa dalam insiden itu.

27 Agustus 2001

Pukul, 10.30 WIT, terjadi ledakan bom di sekitar tempat transaksi di depan RS. TNI AD dan pangkalan ojek Jl. Mr Dr. Latuharhari yang berseberangan jalan dengan perumahan Perwira TNI Kodam XVI Pattimura Kel. Mangga Dua Kecamatan Nusaniwe kotamadya Ambon, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan material.  Masyarakat yang sementara berada disekitar lokasi tersebut sebelum kejadian, sempat mencurigai tiga orang pemuda yang tidak dikenal. Ketika mereka hendak menuju ke ketiga orang tersebut, tiba-tiba saja terdengar bunyi ledakan bom dari sebuah kios, dimana ketiga orang tersebut terlihat sebelumnya, dan sampai saat ini, ketiga orang tersebut belum diketahui identitasnya, karena mereka sudah menghilang pada saat terjadi ledakan bom tersebut. Massa sempat marah dan merusak 5 (lima) buah kios tempat transaksi antara massa Muslim dan Massa Kristen yang berada di lokasi tersebut.

Daftar korban meninggal dan luka-luka:

Meninggal :

1. Nn. Jenny Soulisa, OSM, luka pada kemaluan, terbakar seluruh tubuh, paku-paku masih ada di sekujur tubuhnya (penjual Jeruk).
2. Mussa Bakseran, luka pada bahagian belakang, Siswa Akper. Meninggal ketika hendak dioperasi di RSUD Dr. Haulussy Kudamati-Ambon.

Korban Luka Berat dan Ringan yang terkena Splenter/Serpihan Bom yang sementara dirawat di RSUD Dr. Haulussy, Kudamati Ambon.

1. Ever Matheis (29), kena splenter pada alis kiri, (Batu Gantung)
2. Ny. Intje. Hiariej (56), kena splenter pada lengan kiri, (Kudamati)
3. Bpk. Hans de Fretes, (29), splenter pada muka dan lutut sebelah kiri, (Mangga Dua)
4. Edward Domlai (24), luka splenter pada bagian belakang dan lengan kanan, (OSM )
5. Kace Talakua (23), luka pada bokong sebelah kiri, (Batu Gantung).
6. Stenly Pisarahu (28), luka pada betis kiri dan tulang belakang, (kusu-kusu).
7. Ongen Ohello (21), luka pada kaki kiri dan tulang belakang. (Mangga Dua).
8. Matheus Akihari (25), luka pada tulang belakang, (Mangga Dua).
9. Pargo Muskita (26), luka pada bahagian kepala, alamat Batu Gantung Dalam
10. Max Tomahu (39), luka pada dahi dan kaki kiri, alamat Mangga Dua.
11. ... Nahunessy
12. Ny. Lespina Laikussa, (Air Mata Cina).
13. Edward Ureputty, luka pada tangan kanan, kaki kiri dan kepala.

Yang dirawat di RS Tkt. III TNI AD (RST)

1. Simon Samloy (29) alamat Mangga Dua.

Kerugian Material:

2 (dua) buah kios hancur.
6 (enam) buah sepeda motor rusak berat.

Sementara itu sekitar pukul 11.45 WIT, terjadi lagi ledakan bom didaerah pemukiman warga Kristen Mardika, tepatnya di belakang Hotel Wijaya I, Lokasi tersebut sudah kosong, karena seluruh rumah yang berada di belakang Hotel Wijaya sudah terbakar habis.

Selain itu  pada hari yang sama terdengar pula ledakan bom di  daerah Perigi Lima Ambon, yang berdekatan dengan Polres Pulau-Pulau Ambon dan Lease

31 Agustus 2001

Jumaat pagi, kurang lebih jam 09.30 terjadi upaya penghadangan dan penyerangan terhadap speed boat Inarissa 3 tujuan Passo – Kairatu. Menurut Pdt. Hengki Pesuarissa, salah seorang penumpang speed boat Inarisa, saat mereka berada pada posisi lepas Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, tiba-tiba mesinnya mengalami gangguan dan muncul salah satu speedboat dari arah Pulau Haruku sambil melepaskan tembakan.

Ketika mesin berhasil diperbaiki nakhoda speedboat Inarissa 3, Yunus Kainama, muncul juga satu speedboat dari arah Pulau Pombo sambil mengeluarkan rentetan tembakan dan mereka terkepung, sehingga satu-satunya personil Brimob yang mengawal speedboat dari Passo itu membalas dan terjadi baku tembak.

Baku tembak itu mengakibatkan, Yunus Kainama tertembak di bagian perut sehingga speedboat akhirnya diambil alih salah seorang penumpang dan menyelamatkan diri ke Desa Kamarian, Pulau Seram (Maluku Tengah), selanjutnya dievakuasi ke Puskesmas Kairatu.

Yunus Kainama akhirnya meninggal  saat dirawat di RSU Dr. Haulussy – Ambon. Sementara di pihak penyerang terdapat dua orang aparat yang meninggal, masing-masing Pratu TNI. Rusly Hadi dan personil Brimob Polda Maluku Prada Pol. Sanel Ely

02 September 2001

Aparat keamanan membubarkan dan menangkap peserta pertemuan adat di Kairatu – Seram Barat. Tindakan aparat dilakukan berdasarkan sinyalemen bahwa pertemuan tersebut merupakan konsolidasi bawah tanah FKM. Sinyalemen tersebut dibantah dengan tegas oleh penyelenggara pertemuan tersebut, yang menekankan bahwa pertemuan adapt itu dimaksudkan untuk membicarakan upaya-upaya penyelesaian konflik Maluku dengan pendekatan adat. Sebanyak 47 peserta pertemuan ditangkap, dianiaya, dan ditahan di Masohi.

21 Sepetember 2001

Pengemudi truk barang jurusan Passo-Ambon, Danci Wattimena tewas dibom ketika melewati kawasan Galunggung, Desa Batumerah. Danci diketahui membawa lebih kurang 06 ton cengkih dagangan milik seorang pengusaha keturunan di Saparua. Tubuh Danci kemudian diketemukan dalam keadaan terpotong-potong, dan terbakar. Sementara cengkih dagangan yang dibawanya sampai saat ini tak ditemukan lagi.

29 September 2001

Terjadi penembakan terhadap dua warga Hatu di lokasi dusun cengkeh Air Sakula Pulau Ambon. Masing-masing Demianus Nampasnea (27 th) & Petrus Nampasnea (35 th). Keduanya dicegat dan diberondong tembakan tepat di jembatan Air Sakula ketika baru kembali memetik cengkeh bersama rekan-rekan lainnya.  Tidak diketahui jelas siapa yang menembak, namun menurut informasi anggota PASKHAS bunyi tembakan jelas berasal dari senjata organik. Disamping itu menurut kesaksian mereka, penembak kemudian melarikan diri ke arah Desa Muslim Laha, dengan melintasi landasan pacu bandara Pattimura.

09 Oktober 2001

Sebuah bom rakitan dilemparkan oleh dua orang pengendara motor tidak dikenal, meledak di halaman Gedung Gereja Maranatha, Ambon, Selasa petang, sekitar pukul 15:10 WIT, namun tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan.

Salah seorang saksi mata, Pieter Lesnussa (30) yang juga pengemudi becak, ketika dikonfirmasi, mengakui, bom itu dilempar oleh dua orang tidak dikenal yang melintasi Jl. Raya Pattimura di depan gereja tersebut dengan menggunakan sepeda motor jenis Yamaha bebek berwarna merah.

Satu jam setelah insiden tersebut, sebuah bom juga meledak di kawasan pabrik roti Sarindadi Jl.Rijali. Menurut sejumlah saksi mata, bom tersebut dilemparkan oleh dua orang pemuda tidak dikenal yang mengendari motor jenis Yamaha warna hitam, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

01 Nopember 2001

Tanggal, 01 Nopember 2001 sekitar pk. 08.00 WITT hingga sekitar pk.16.00, ribuan penyerang berpakaian loreng melakukan serangan terhadap Desa Waimulang di kecamatan Buru Selatan. Serangan dilakukan dari arah hutan, maupun dari laut dengan menggunakan beberapa kapal ikan, long boat, dan speed boat. Warga Kristen bersama beberapa orang anggota Polsek dan sekitar 15 orang aparat TNI-AD/ Armed 08/Madiun- Jawa Timur, hanya mampu bertahan sampai pk. 16.00 WITT. Kemudian semua lari ke hutan menyelamatkan diri dan menghindari tembakan gencar penyerang, yang menggunakan berbagai persenjataan organik/standard, bom, granat, dan lain-lain. Dalam penyerangan ke 17 kali ini Desa Waimulang dapat diterobosi dan dihancurkan. 1600 warga desa dan lebih kurang 600 orang pengungsi menyingkir ke hutan-hutan di belakang desa. 5 orang aparat Armed 08 ditawan perusuh, sementara 3 warga desa Waimulang meninggal akibat penyerangan tersebut,! disamping seorang aparat Armed 08.

08 Nopember 2001

Terjadi peledakan bom di samping restaurant Jawa Timur pada pukul 21.10 WIT. Menurut para pemuda disekitar lokasi kejadian, bom dilemparkan dari mobil zusuki escudo DE.1059.  Menurut aparat yang bertugas di wilayah tugu trikora, mobil yang bersangkutan kemudian melarikan diri dan menabrak barikade jalan di tugu trikora. Selanjutnya menuju ke arah jembatan Pohon Puleh, dan membelok menuju arah pemukiman Muslim di Soa Bali.

09 Nopember 2001

Terjadi ledakan bom di depan kantor PT.Pelni Ambon pada pukul 21.07 WIT. Ledakan yang terjadi kemudian menewaskan dua pengendara motor, yang diduga keras membawa bom tersebut. Satu diantaranya dikenal sebagai Prada Gaus Pati Iha (alamat: RT 01/005 desa Batumerah). Sementara seorang lainnya tak dikenal akibat hancurnya tubuh yang bersangkutan dalam bentuk penggalan-penggalan tubuh, yang tersebar disekitar lokasi kejadian.

12 Nopember 2001

Terjadi dua kali ledakan bom pada kawasan terpisah di kota Ambon. Insiden ini mengakibatkan dua orang tewas dan 13 lainnya luka ringan serta berat.

Bom pertama, meledak di kawasan Batumerah, dalam upaya pencegatan terhadap satu bus milik Pemda Maluku, yang dikemudikan oleh Marthen Kailuhu. Saat melewati kawasan itu dari arah Passo, dua orang pengendara motor mengejar mereka dan melemparkan sebuah bom ke dalam ruang pengemudi. Sebelum meledak, bom tersebut berhasil dibuang keluar dan kemudian meledak di luar mobil.  Pelempar bom berhasil melarikan diri. Tidak terdapat korban jiwa dalam insiden ini. Namun sebuah mobil kijang lainnya dibakar masa. Tiga orang aparat yang menumpangi mobil tersebut menderita ! luka ringan, selain beberapa penumpang lainnya.

Bom berikutnya meledak di sebuah toko elektronik di jalan Said Perintah, yang ramai dengan pengunjung. Ledakan tersebut menewaskan pemilik toko, Linggawati (51 thn) dan anaknya, Roberth (25 thn). 14 orang lainnya mengalami luka serius akibat ledakan tersebut. Rupanya bom tersebut telah diletakan sebelumnya oleh orang yang tak dikenal.

13 Nopember 2001

Sebuah speed boat penumpang ditembak di Teluk Ambon-Baguala, pada Selasa (13/11) pagi. Tiga warga sipil tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Penembak menggunakan dua buah speed boat, berbaju loreng TNI.

Penembakan terjadi ketika speed boat yang berangkat dari desa Galala, kecamatan Baguala menuju Gudang Arang kecamatan Nusaniwe dipepet dan ditembaki dengan senjata jenis MK-3. Kejadian pada pukul 07:00 WIT atau sekitar pukul 05:00 WIB.

Mereka yang tewas ditempat masing-masing pengemudi speed boat Jacob Latupapua (27), mahasiswi UKIM Nn Lawalata dan seorang pedagang, Nico Pelmelay. Sementara sekitar lima penumpang lainnya luka-luka, mereka saat ini dirawat di RSU Dr Haulussy, Kudamati, Ambon.

07 Desember 2001

Setelah desa Waemulang Kec. Buru Selatan diluluh lantahkan perusuh pada tanggal 01 Nopember 2001 lalu, maka pada hari Jumat, 07 Desember 2001, Sekitar pukul 07.30 WIT sekelompok perusuh yang diperkirakan berjumlah 800 orang dengan mempergunakan senjata standard TNI/Polri menyerang dan membakar seluruh bangunan yang berada di desa Ewiri yang terdiri dari 1 buah Gedung Gereja, 1 buah pastori Jemaat, 7 buah toko/kios, 200 buah rumah penduduk serta menjarah dan membakar seluruh harta benda warga masyarakat desa Ewiri.

Dalam aksi penyerangan para perusuh tersebut 2 warga masyarakat desa Ewiri meninggal dunia akibat tertembak dan kemudian jenasah mereka dibakar oleh para perusuh pada saat itu juga. Korban jiwa tersebat atas nama:

Bpk. Yahi Selsili, umur 76 tahun, agama Kristen Protestan, alamat desa Ewiri.
Ibu Lorina Lesnusa, umur 49 tahun, agama Kristen Protestan, alamat desa ewiri.

Selain itu 3 warga masyarakat lainnya mengalami luka tembak, sementara salah satu Danton Yonif 406 yang bertugas didesa Ewiri Kecamatan Buru Selatan, juga tidak luput dari terjangan timah panas dari para perusuh sehingga mengakibatkan luka yang cukup serius di bagian kepalanya. Selain itu  tiga orang personil Yon 406 juga ditawan penyerang.

11 Desember 2001

KM California yang melayari rute Galala-Benteng-Galala diledakan dalam perjalanan dari Benteng menuju Galala. Saat berada di laut depan wilayah Batumerah, tiba-tiba terdengar ledakan keras, yang langsung diikuti dengan kebakaran hebat di kapal. Para penumpang yang panic sebagian menyelamatkan diri dengan cara terjun ke laut. Sementara lainnya terus melaju dengan kapal yang sedang terbakar tersebut, menuju kearah Galala. Tidak jelas siapa pelaku peletakan bom yang  memiliki daya ledak yang cukup besar tersebut.

Peristiwa tersebut segera menyulut emosi warga masyarakat Kristen, yang kemudian turun ke jalan untuk memprotes peledakan bom di kapal nahas itu. Sikap warga yang marah dan tak terkendali mengakibatkan dibakarnya kantor DPRD Kodya Ambon di daerah Belakang Soya-Ambon.

Selain itu warga yang marah juga membakar  4 buah truk di wilayah Galala, dan 2 buah lainnya di wilayah Passo.

Daftar Korban Pemboman KM California tgl, 11 – 12 – 2001

Luka-Luka

 

No.

Nama

Umur

Alamat

Keterangan

1.

Nn. An Renhoart

26 thn

Batu Gantung

Luka bakar 70%

2.

Nn. Lona Vovit

17 thn

Passo

Luka bakar  5 %

3.

Steven Matitahatiwen

13 thn

Benteng

Luka Bakar 50%

4.

Jermias Manuhutu

45 thn

Galala

Luka Bakar 30% + Luka lengan atas

5.

Ny. Leonora Tuanakotta

56 thn

Passo

Luka bakar 80%

6.

Steven Sitania

13 thn

Passo

Luka bakar 30%

7.

Bambe Doludi

36 thn

Passo

Luka bakar 30%

8.

Abner Huliselan

40 thn

Batu Meja

Luka bakar 80%

9.

Lena Engko

33 thn

Lateri I

Luka bakar 80%

10.

Fredy Huliselan

41 thn

OSM

Luka Bakar 80%

11.

Yopi Salakory

20 thn

Passo

Luka Bakar 80%

12.

Leo Ditilebit

13 thn

Benteng

Luka Bakar 80%

13.

Issac Pesiwarissa

51 thn

Batu Gajah

Luka Ringan

14.

Ny. M. Makatita

49 thn

Karpan

Luka Bakar 5%

15.

M. Sahurila

47 thn

Batu Gantung

Luka Bakar 5 %

16.

Leo Wurliayanti

40 thn

Skip

Luka Bakar 10%

17.

Ny. Levina Kainama

63 thn

Haria

Luka Ringan

18.

Ny. Popi Takdare

40 thn

Urimesing

Luka Bakar 80%

19.

Anton Linggi

22 thn

OSM

Luka robek pada kepala

20.

Olifia Sekawael

15 thn

Lateri I

Luka Bakar 30%

21.

Mario Rarsina

24 thn

Galala (ABK)

Luka Bakar 80%

22.

Michael Kainama

5 thn

Mangga Dua

Luka Bakar 10%

23.

Ny. M. Kainama

37 thn

Mangga Dua

Luka Bakar 10%

24.

K. Kainama

30 thn

Mangga Dua

Luka Bakar 10%

25.

Amdre Noiya

29 thn

Jl. Kapitan Ulupaha

Luka Bakar 5%

26.

Yushak Ubyaan

32 thn

Benteng

Luka lecet pipi kanan

27.

Ny. Stela Lekatompessy

30 thn

Latuhalat

Luka Bakar 5% Luka robek pada kaki kiri kena splenter bom

28.

Nn. Meiske Siahaya

33 thn

Waitatiri

Luka Bakar 20% Luka robek pada kepala

29.

Robert Leatemia

52 thn

OSM

Luka Bakar 10%

30.

Febri Papilaya

22 thn

Galala (ABK)

Luka Bakar 10%

31.

Andre Pattikawa

17 thn

Mangga Dua

Luka Bakar 20%

32.

Pieter Manuputty

18 thn

Balakang Soya

Luka robek pada bahu dan kepala

33.

Ny. Eci Malaiholo

62 thn

Kudamati

Luka Bakar 20%

34.

Ny. An Tupamahu/Malaiholo

30 thn

Kudamati

Luka Bakar 40%

35.

John Ririasa

46 thn

Wassu

Luka ringan

36.

Luther wanilaituwan

28 thn

Benteng

Luka ringan

37.

Wem Sapulette

61 thn

Air Putri

Luka Bakar 80%

38.

Ny. Sekawael

- thn

Wassu

Luka Ringan

39.

Nn. Sandra Ratuhanrasa

27 thn

 

Lecet pada dahi, pelipis kanan, dagu, pipi kiri. Luka bakar pada lutut, paha dan pangkal kaki kiri-kanan, luka bakar pada lengan kanan dan kiri.

40.

Ny. Au Renhoat

56 thn

 

Luka bakar pada kepala, tangan kiri/kana, kaki kiri.kanan

41.

Ny. Popy Janggangan

30 thn

 

Luka bakar seluruh tubuh, luka robek punggung dan kaki kiri

42.

Yanry Mulany

19 thn

 

Luka bakar pada wajah dan tangan kanan.

  43.

03 orang aparat Marinir

 

 

Luka bakar

 

Meninggal

 

No.

Nama

Umur

Alamat

Keterangan

1.

Drg. Ny. E. Haulussy/Mailoa

30 thn

Karang Panjang

 

2.

Ny. Maria Ratuharasa

 

Mangga Dua

 

3.

Valdo Maspaitella

33 thn

Belakang Soya

 

4.

Notje Limaheluw

 

 

 

5.

Erol Nanlohy

39 thn

 

 

  6.

03 orang aparat Marinir

 

 

Pengawal Kapal

 

18 Desember 2001

Penembakan kembali terjadi di teluk Ambon terhadap speed boat Haturua yang melayari trayek Galala-Benteng-Galala. Saat melintasi teluk speed boat naas tersebut diberodong tembakan oleh sebuah speed boat yang memotong dari arah pantai Rumah Tiga. Dalam jarak yang sangat dekat tembakan dilepaskan secara beruntun, dari laras berbagai senjata organic. 09 warga Kristen tewas secara mengenaskan, sementara seorang lainnya selamat. Menurut saksi mata para penembak menggunakan senjata standard TNI dan berpakaian loreng.

Daftar Korban Penembakan Speed Boat Haturua tgl, 19 – 12 – 2001

Luka-Luka

 

No.

Nama

Umur

Alamat

Keterangan

1.

Ny. Oya Manuputty (P)

38 thn

Passo Rimba Raya

Luka Tembak paha kanan.

 

Meninggal

 

No.

Nama

Umur

Alamat

Keterangan

1.

I. Toha

28 thn

Halong Inn

Luka tembak di kepala

2.

Polla Picasou

35 thn

Galala

Luka tembak di dada kiri

3.

Hubertina Rewaru/Kayadoe

 

Passo / Rimba Raya

Luka tembak di kepala

4.

Sara Sampe

27 thn

Wayari

Luka tembak di kepala

5.

In Rumalaiselang

 

Passo / Rimba Raya

Luka tembak di kedua lengan dan leher

6.

Ny. Itong Van Hahen

 

Passo / Rimba Raya

Luka tembak di kepala

7.

Yongky Sahusiwa

 

Halong Inn

Luka tembak di punggung belakang

8.

Agustina Wattimena

 

Passo

Lukat tembak di kepala

9.

Roy Yohanis

18 thn

Halong Inn

Luka tembak di kepala dan punggung

 

27 Desember 2001

Rentetan bunyi tembakan mengejutkan warga Kota Ambon pada Kamis (27/12) pagi. Letusan senjata api yang terdengar sejak pukul 10.15 WIT itu terjadi di sekitar wilayah Kelurahan Tantui dan Desa Galala. Kejadian itu berawal dari penembakan yang diarahkan terhadap pos Yonif 408 di daerah Aster-Galala, dari arah gunung malintang di kawasan Batu Merah.

- Aksi tersebut kemudian diikuti oleh penembakan yang berasal dari arah laut, dan tepat mengenai dahi Wakil Komandan Batalyon Resimen I, Ajun Komisaris Polisi Tukijan, yang kemudian mengalami koma.

- Pada saat bersamaan speed boat Anugerah yang sedang melaju dari desa Lateri menuju Desa Galala diberodong tembakan, tepat di perairan depan Lanal Halong. Tembakan yang menurut banyak saksi mata itu berasal dari Lanal Halong, tepat menewaskan salah satu awak speed boat, dan melukai seorang lainnya. Menurut versi Lanal Halong, tembakan pertama berasal dari speed boat naas tersebut, yang diarahkan kea rah Lanal Halong.

Sementara beradasarkan kesaksian H. Sitania yang selamat dari penembakan tersebut, bahwa setelah ditembak mereka kemudian di bawah ke Lanal Halong. Setibanya disana ia disiksa dan dianiaya, bahkan diancam dengan todongan pestol untuk mengaku, bahwa tembakan pertama berasal dari speed boat yang dikendarai bersama temannya. Bahkan di bawah todongan pula ia diancam untuk mengakui bahwa bersama mereka ada tiga aparat kepolisian yang turut mengendarai speed boat mereka. Ia akhirnya harus mengakui keronologis versi Lanal, karena merasa sangat terancam.

Masih pada hari yang sama di  pos keamanan Desa Suli terjadi sebuah ledakan bom yang menyebabkan kaki kanan anggota Brimob Resimen I, Barada Nodim, putus dan tubuhnya mengalami luka-luka.

- Selain itu seorang perwira polisi di Polda Maluku, AKP Hariyanto bersama sopirnya Brigda Pol I Komang Herry Darmanta juga tertembak saat melintas di kawasan Nania, Kecamatan Baguala

- Masih pada hari yang sama satu buah mobil tanki minyak milik Lanal Halong dicegat di daerah Passo, kemudian dibakar. Dua anggota Lanal Halong

Disandera. Seorang diantaranya kemudian dibawa ke SPN Passo, sementara lainnya (Darianto) tidak diketemukan sampai saat ini. Disinyalir pencegatan tersebut dilakukan sebagai balasan terhadap peristiwa penembakan speed boat Anugerah beberapa jam sebelumnya.

29 Desember 2001

Bom rakitan meledak di Jalan Sultan Khairun, tepat di samping kantor Gubernur Maluku, Ambon, Sabtu (29/12), sekitar pukul 11.15 WIT. Bom rakitan tersebut diletakkan di bawah bemper depan bus Pemda Kotamadya Ambon bernomor polisi DE 7002 AM, yang sehari-harinya digunakan untuk keperluan pegawai Pemda Ambon. Tidak ditemukan adanya korban jiwa dalam insiden tersebut.

01 Januari 2002

Sebuah mortir jatuh dan meledak dipemukiman warga Batu Gantung Dalam Ambon pada malam pergantian tahun. Tak jelas asal mortir, namun yang pasti ia jatuh dan menembusi atap rumah keluarga Siahaya-Metekohy, kemudian meledak dan menghancurkan sebagian ruang kamar tidur keluarga yang bersangkutan. Ny. Siahaya-Metekohy ditemukan terluka dan kemudian dirawat di RSU Dr. Haulussy Ambon.

04 Januari 2002

Sekitar jam 10.30 03 pemuda diketahui mendatangi wilayah pasar kaget Batumeja. Saat didekati warga ketiganya langsung melarikan diri, namun seorang diantaranya kemudian tertangkap. Udin yang tertangkap dan dibawah ke Polda Maluku mengaku bahwa ia telah meletakan bom di wilayah tersebut. Sekalipun Udin terkesan berpura-pura sakit ingatan, namun pengakuannya tersebut mendorong pihak Polda Maluku untuk segera melakukan penyisiran di wilayah sekitar pasar. Masyarakat turut membantu dalam upaya pencarian bom dimaksud. Akhirnya sebuah bom ditemukan oleh seorang anak kecil di wilayah tersebut.

07 Januari 2002

Corinus Ishak (52) warga desa Passo meninggal tertembak orang tak dikenal, saat ia bersama isterinya pergi ke kebun mereka di wilayah petuanan desa Passo. Berdasarkan kesaksian isterinya, Corinus ditembak oleh seseorang yang berpakaian mirip polisi.

08 Januari 2002

Kurang lebih jam 23.30 WIT  Cafe Robot dan Planet yang berada di daerah Galunggung – Batu Merah diserang dan dibom oleh kelompok bersenjata. Dua café tersebut kemudian terbakar habis, sementara Rusdy salah seorang penghuni café tersebut tewas tertembak. Tidak jelas penyebab awal insiden yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tersebut.

Pada hari yang sama terjadi teror bom melalui telpon terhadap SLTP Neg.IV Ambon. Hal ini mengakibatkan kepanikan diantara siswa, yang kemudian berhamburan meninggalkan sekolah. Ternyata setelah diperiksa tidak ditemukan adanya bom di wilayah itu. Teror bom dengan cara yang sama terjadi hampir setiap hari pada berbagai sekolah di kota Ambon.

13 Januari 2002

Hari minggu pagi kurang lebih jam 05.30 terjadi upaya penyerangan yang dilakukan terhadap desa Kristen Rutong di Pulau Ambon. Upaya penyerangan dilakukan dari arah bebukitan di atas desa Rutong. Para penyerang yang berjumlah sekitar 100 rupanya datang dari Galunggung, dengan melintasi daerah Air Besar dan menyusuri jalan pintas menuju Rutong, yang selama ini tidak lagi digunakan akibat kerusuhan. Penyerangan diawali dengan pembakaran pos jaga masyarakat Rutong di kawasan bebukitan. Selain menggunakan bom-bom rakitan, penyerang juga menggunakan senjata standard TNI-Polri dalam jumlah banyak. Upaya penyerangan tak berhasil karena masyarakat dibantu satuan perintis dan brimob mencoba menghalau dan sekaligus menyisir daerah itu. Demikian pula Yonif 408 yang kemudian didatangkan lewat jalur jalan Naku-Hukurila.

Upaya tersebut membuahkan hasil, dengan ditemukannya jenazah salah satu penyerang, yang rupanya tak sempat dibawa oleh gerombolannya. Jenasah berperawakan tegap tersebut tidak berhasil diidentifikasikan. Di dadanya ditemukan sebuah tato bergambar kembang mawar berwarna merah.

Sementara itu di pihak warga Rutong dua orang menderita luka serius akibat tembakan gerombolan perusuh. Masing-masing Ny. Len Maitimu yang tertembak di leher saat berupaya mengungsi ke desa Leahari. Lainnya Ferdinand Maspaitella (tertembak di rahang) saat berupaya menghalau perusuh di wilayah bukit.

REKAPITULASI JUMLAH KORBAN

Korban meninggal:
Masyarakat …………….. 34 orang
Aparat …………… ……... 05 orang

Korban Luka-luka:
Masyarakat ……………. 84 orang
Aparat …………… …….. 07 orang

TOTAL: 130 orang

NB: Jumlah korban bisa sewaktu-waktu berubah karena belum diperoleh data korban yang akurat dari pihak Muslim.

MASARIKU NETWORK AMBON