The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

UJILAH SEGALA-SESUATU


UJILAH SEGALA-SESUATU

Halo basudara,

Ini cuma komentar singkat karena waktu posting agak singkat.

Pertama mengenai forum lintas agama. Mungkin forum ini bakal menghasilkan buah positif. Tapi kita sudah tahu dari sejarah di masa lampau, bahwa banyak masalah-2 berlabel agama tidak dapat diselesaikan oleh forum sejenis ini. Sekarang saja kita bisa menduga, apa yang bisa dibuat oleh forum lintas agama dengan masalah Maluku. Tanpa pretensi apa-2 saya ingin katakan bahwa forum lintas agama ini akan gagal memahami masalah Maluku jika mereka melakukannya hanya berdasarkan apa yang diterangkan oleh para menteri (YK atau SBY).

Ironis, jika forum lintas agama menggunakan keterangan YK tentang konflik Maluku sebagai referensi dan melalaikan otoritasnya untuk membuktikan kebenaran referensi dimaksud, yang menekankan bahwa konflik panjang di Maluku secara substansial terletak pada perbedaan agama yang bertindihan langsung dengan perbedaan-perbedaan suku.

Ironis, jika forum lintas agama tidak kritis memperhatikan masalah "nation-building" sebagai masalah kunci pembangunan di semua sektor kehidupan masyarakat, termasuk sektor ekonomi dan sosial.

Ironis, jika forum lintas agama tidak memberi perhatian pada proses politisasi agama oleh negara, yang menurut hemat saya identik dengan penaklukan agama-2 oleh negara.

Ironis, kalau forum lintas agama tidak memperhatikan apakah semua kesepakatan Malino itu layak menjadi instrumen pembangunan kembali harkat, martabat, moral dan hak-hak asasi manusia Maluku yang telah dihancurkan oleh konflik berkepanjangan.

Ironis kalau forum lintas agama tidak melihat dengan jeli, fakta bahwa konflik Maluku hanya bisa diselesaikan oleh mereka yang memungkinkannya terjadi. Jangan lupa bahwa konflik Maluku adalah konflik berskenario.

Hal Kedua. Kunci sukses pertemuan Malino misalnya (belum termasuk proses implementasinya) tidak terletak pada pribadi seorang YK. Kuncinya terletak pada kinerja Pemerintah secara keseluruhan, pada strategi pembangunan umumnya dan pembangunan sistem hukum secara khusus, lalu juga terletak pada TNI/POLRI. Menyinggung yang terakhir ini, harus dikatakan bahwa out-put Malino memang tidak dengan sungguh-2 menyinggung dan mengatur kewajiban TNI/POLRI, ditinjau dari perspektif pandangan yang legitim tentang keterlibatan TNI/POLRI dalam konflik. Padahal, TNI/POLRI adalah komponen strategis dalam penanganan masalah Maluku secara tuntas. Waktu yang akan membuktikan, apakah seluruh kesepakatan Malino itu bisa diwujudkan kalau kewajiban TNI/POLRI tidak ditetapkan dengan tegas dan jika pelaksanaan kewajiban-2 itu tidak dapat dikontrol rakyat.

Dalam konteks politik mikro Maluku, kini saatnya untuk mengatakan bahwa telah terdapat indikasi, TNI akan ikut mengamankan semua kesepakatan Malino, jika Pemerintah Megawati memberinya peluang-2 khusus sebagaimana yang pernah dimilikinya pada jaman Soeharto. Telah ada pula indikasi bahwa peluang-2 khusus yang dibutuhkan oleh TNI itu kini nampak dalam proses-2 politik di Maluku. Salah satu contoh, jika hari ini rakyat Maluku via DPRD I Maluku bersepakat agar Gubernur Maluku pengganti Saleh Latukonsina harus seorang tentara atau purnawirawan yang direkomendasi oleh Mabes TNI atau Mabes TNI/AD, maka pada hari ini juga kita akan melihat dan merasakan akselerasi implementasi kesepakatan Malino. Tapi kalau ini terjadi, keraguan akan semakin meningkat sehubungan dengan pertanyaan : "Apakah proses Malino ini sungguh-2 dilakukan Pemerintah demi rakyat Maluku, demi kebenaran, keadilan, demokrasi, perdamaian dan kesejahteraan??"

Cukuplah dulu. Salam hangat untuk semua,

dmm

MASARIKU NETWORK
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044