The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Seorang PNS Tertembak, Penguasa Darurat Kurang Tegas


Media Indonesia, 26/2/2002 00:04 WIB

Seorang PNS Tertembak, Penguasa Darurat Kurang Tegas

AMBON (Media): Seorang pegawai negeri sipil (PNS) Kota Ambon tertembak di kawasan Galunggung, Kecamatan Sirimau, Ambon, Senin pagi. Sementara itu Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku diminta bertindak tegas bagi para penentang Persetujuan Malino.

Butje Sapteno, 40, sekitar pukul 07:30 WIT yang sedang mengemudikan kendaraan dinas Pekot Ambon Nopol DE 7001 AM, ditembak oleh seorang tidak dikenal, mengakibatkan ia mengalami luka tembus di lengan kanan.

Seorang penumpang mobil dinas itu yang menjadi saksi mata, Ny A Mayaut mengatakan penembak Sapteno diidentifikasi memakai kemeja putih lengan panjang dan berambut gondrong tampak keluar dari sebuah rumah makan, kemudian melepaskan tembakan ke arah sopir.

Peristiwa penembakan itu terjadi di depan Kantor Jasa Raharja Ambon. Selain menembak, pemuda itu melemparkan sebuah bom rakitan kemudian meledak, namun tidak mengenai sasaran, katanya.

Akibat aksi penembakan itu, jalur darat dari Desa Tulehu menuju Kota Ambon untuk sementara terhenti.

Penguasa Darurat Sipil agar tegas

Sementara itu Penguasa Darurat Sipil Daerah (PDSD) Maluku harus bertindak represif bagi para penentang 11 butir kesepakatan hasil perundingan Maluku di Malino, Sulsel, 12 Februari lalu, kendati masih dalam tahapan sosialisasi dengan mengedepankan pendekatan persuasif.

Wakil Ketua DPRD Maluku John Mailoa seusai mengikuti sosialisasi kesepakatan Maluku bagi anggota DPRD Maluku dan Kota Ambon, Senin, ia mengatakan, tindakan represif sudah saatnya diberlakukan sehingga tidak memberi ruang dan waktu bagi penentang kesepakatan Malino untuk memperkeruh situasi keamanan semakin kondusif.

"Memang Pangdam XVI/Pattimura Brigjen Mustopo dalam kapasitasnya selaku Dewan Pembantu PDSD Maluku telah menjelaskan penanganan penentang kesepakatan Malino. Hanya saja, bila tidak represif, maka oknum-oknum tidak bertanggungjawab merasa bebas karena belum diberlakukannya proses supremasi hukum," katanya.

Mailoa yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku itu optimis kesepakatan Malino ini strategis dalam menyelesaikan 'tragedi kemanusiaan' sejak 19 Januari 1999 lalu karena keseriusan pemerintah pusat.

"Dengan demikian, PDSD Maluku dan dewan pembantunya harus bertindak karena diberika kewenangan dan 'payung hukum' untuk bertindak. Belajarlah dari pengalaman tiga tahun lalu, penyelesaian konflik tidak tuntas karena bertindak kurang tegas terukur," tandasnya.

Sementara itu, salah satu anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Ambon Robby Saimima, secara terpisah mengingatkan PDSD Maluku terhadap upaya-upaya provokasi yang terjadi pasca kesepakatan Malino.

Ia menunjuk kasus peledakan bom Rabu malam (13/2), pelemparan bom terhadap kendaraan milik Daud Sangadji yang dinaiki Pelaksana Ketua MUI Maluku Abdul Wahap Polpoke saat pulang dari Malino Kamis sore (14/2), dan penembakkan bus Pemkot Ambon sehingga Butje Sapteno mengalami luka di lengan kanan.

"Insiden-insiden tersebut merupakan kasus yang harus ditindak secara represif karena bila tidak, maka dikhawatirkan timbul peristiwa lebih besar dengan dampak kesepakatan Malino mentah lagi," tegasnya.

Ia mengatakan, kewenangan sudah dimiliki PDSD Maluku sehingga tidak perlu mempertimbangkan jadwal waktu sosialisasi karena bila hanya mengedepankan pendekatan preventif, maka memberi ruang bagi provokator bermain.

"Sudah saatnya penderitaan masyarakat yang berkepanjangan itu dihentikan sehingga bisa membangun di berbagai sendi kehidupan secara bertahap. Namun, bila ada kasus-kasus yang mengarah ke upaya memperkeruh situasi keamanan, maka sudah saatnya diberlakukan tindakan represif," kata Saimima.

Pantauan Antara, insiden di Galunggung mempengaruhi berbagai aktifitas masyarakat, termasuk lalu lintas dari Tulehu (mayoritas warganya Muslim) ke Ambon. Begitu pun Suli, Passo, Lateri, Halong, Latta dan Galala (beragama Kristen) melalui kawasan Galunggung dan Batumerah dengan warganya beragama Muslim.

Masyarakat menyesalkan terjadinya insiden tersebut dan mengharapkan PDSD Maluku dan Dewan Pembantunya bertindak tegas dan terukur bagi mereka yang berulah.

PDSD Maluku Saleh Latuconsina dan Pangdam XVI/ Pattimura telah memerintahkan personil TNI untuk melakukan penyisiran guna mengungkapkan oknum pelakunya. (OL-01)

Copyright © 1999-2001 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044